"Maaf tuan, kami ada kabar baik dan juga buruk tentang nona Jaeyon."
Suara itu terdengar dari loudspeaker ponsel Jaehyun sesaat dirinya keluar dari kamar mandi. Dengan hanya memakai handuk dan juga tentunya seorang gadis yang masih meringkuk didalam selimut.
"Kabar buruk?" Jaehyun segera mengambil alih ponsel itu dan mematikan loudspeakernya lalu keluar dari kamar tempat kerjanya.
Dengan pakaian jas yang sama seperti semalam. Ia bergegas keluar sembari mendengarkan informan tersebut.
Tidak lama itu ketika ia hendak keluar dari perusahaan dan menuju basement dimana mobilnya terparkir. Ketika seseorang dari telpon itu menyebutkan sebuah nama membuatnya memberhentikan langkahnya. Lalu tidak lama itu ia terdengar seperti mengumpat.
"Shit, kau ingin bermain-main denganku, Oh Sehun!"
"Pantau mereka dari kejauhan, tunggu perintah selanjutnya." Titah Jaehyun pada anak buahnya itu. Lalu beralih kenada bersambung.
Geram tentu! Informasi yang bagus tapi tidak untuknya. Bagaimana ia bisa kecolongan hanya karena Sehun mengatakan ia pernah mencari Jaeyon di london. Nyatanya, gadis itu kini sedang bersama dengan cinta pertamanya di London, Haruto.
Setelah masuk kedalam mobil kini ia bergegas meninggalkan perusahaan. Sembari menyetir ia menghubungi seseorang.
"Siapkan koperku lalu pesankan tiket menuju London, ambil waktu penerbangan yang dekat, sekarang juga." Titah Jaehyun. Sepertinya ia menyuruh sang sekretaris untuk menyiapkan segala sesuatu tentang ia akan ambil penerbangan ke london, hari ini juga.
"Kutunggu kau di Bandara, rahasiakan hal ini pada siapapun, termasuk Oh Sehun." Lanjutnya lalu nada panggilan itu terputus.
Sesaat setelah menelpon kini tujuannya sudah bulat untuk langsung menemui Jaeyon disana. Tanpa memberitahu siapapun lagi, Jaehyun akan pergi ke London.
'Manusia tidak ada yang sempurna'
Begitupun dengan Jaehyun. Dulu ia bisa membuat segala sesuatu rencananya terkabulkan. Tapi lihat, dia sedikit lengah saja. Orang lain sudah seperti menganggapnya bodoh.
Setibanya diparkiran Bandara, hari mulai menjelang siang. Dan saat ini ia tengah berbincang dengan Sekretarisnya yang ia suruh untuk menyiapkan barang-barangnya tadi akhirnya berpisah.
"Kau urus perusahaan. Aku akan urus-urusanku sendiri, kau mengerti?!" Titah Jaehyun pada sosok itu. Yang hanya bisa mengangguk lalu meninggalkan pria tersebut dan kini berjalan masuk kedalam Bandara.
Setelah itu, perjalanannya menuju ke London berakhir dengan keselamatan. Cukup membuat Jaehyun lelah, karena 12 jam lamanya ia hanya duduk dipesawat menuju London.
Disis lain, dimana saat Jaeyon tengah tertawa renyah dengan Haruto dan tentunya beberapa temennya yang ia dapat selama tinggal diLondon. Seorang lelaki dengan serba berpakaian hitam hanya bisa memantau mereka dari jauh, itu membuat beberapa pejalan kaki yang melewati cafe hanya acuh.
Mata itu tajam takut-takut orang yang dicarinya selama ini menghilang lagi. Lalu tidak lama itu, sebuah notif membuatnya hanya terdiam.
Sekitar satu jam ia mengamati Jaeyon dan Haruto. Kini kedua orang itu keluar dari Cafe dan berpisah setelah berbincang sebentar.
Disaat itulah, lelaki dengan pakaian serba hitam itu mengikuti langkah mereka dengan menaiki bus yang sama. Tentu saja ia tidak akan mungkin mengundang kecurigaan. Mungkin saja Haruto dan Jaeyon belum tahu kalau saat ini Jaehyun sudah menemukan mereka berdua.
Bus kembali berhenti lalu kedua orang itu keluar sembari bergandengan tangan. Lelaki itupun ikut keluar dan mengamati langkah mereka yang tengah menuju suatu gedung. Itu bertuliskan Kitty Apartemen.
To Be Continued
Sorry ya gaes baru bisa update, jadwal admin soalnya padet. Admin lagi sibuk dengan belajar bahasa. Jadi sebisa admin up, itupun kapan-kapan.
Tapi makasih banget karena udah bikin admin semangat. Dengan komentar positif jadi bikin admin tambah semangat buat nulis naskahnya😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Jung
Ficção Adolescente[ DIBUDAYAKAN UNTUK UMUR 18 TAHUN KEATAS ] ⚠️Follow Me, jangan lupa Like, Komen, dan Share. "Jika kamu menolak, setidaknya ada janinku dirahimu." Keposesifan Jaehyun pada sang adik membuat gadisnya itu tidak nyaman. Karena obsesi dan ambisinya terl...