"Haruto! Apa kau didalam?" Suara gedoran pintu dari luar kamar mandi membuat lelaki yang tengah membersihkan badannya itu melirik.
"Kenapa?!" Teriaknya dari dalam kamar mandi. Ia tidak habis fikir dengan tindakan Jaeyon. Ia selalu mengacau jika dirinya tengah mandi.
"Perutku sakit, ingin buang air besar!" Jawaban Jaeyon sukses membuat Haruto yang tengah mengkramas rambutnya hanya bisa menggeleng. Dengan mata yang sedikit terbuka karena merasakan perih dimatanya oleh shampo.
"Sebentar lagi, tunggu saja!"
"Aku tidak bisa tahan. Kau ingin aku buang air besar dicelana hah?! Cepat buka!"
"Aishh."
Terpaksa ia mematikan showernya dan mengambil handuk untuk dililitkan kepinggang. Lalu membuka pintu dan menampilkan Jaeyon yang tengah berjinggat-jinggat aneh didepan kamar mandi.
"Awas minggir!" Teriaknya sembari menggeser tubuh Haruto keluar dari kamar mandi. Lalu ia menutup pintu dan bergegas duduk diwc.
Segera ia mengeluarkan kotorannya dengan lega. Setelah beberapa menit berlalu ia keluar dengan mengelus perutnya yang terasa kosong setelah buang air besar.
Disana, tepat setelah ia keluar. Ia tidak menemukan Haruto diruang tv. Pikirnya mungkin Haruto sedang memakai pakaian.
Jaeyon melanjutkan kegiatannya kembali dengan memakan makanan ringan dan beberapa soda didepan meja tv.
Hari ini ia tidak ada jadwal untuk mengikuti kelas. Itu yang membuatnya bisa berleha-leha didepan tv seperti ini.
Tak lama dirinya tengah menonton tv. Suara pintu terbuka membuatnya melirik dan mendapati Haruto disana dengan pakaian Jas nya sudah rapih. Membuatnya bertanya-tanya mau kemana dengan pakaian rapih seperti itu.
"Kau mau kemana?" Tanya Jaeyon. Haruto hanya terdiam lalu berjalan santai kearahnya.
"Bagaimana? Apa aku tampan?" Bukannya menjawab, ia malah berbalik bertanya.
"Yak! Kau selalu tampan dengan pakaian jas mu itu. Jadi, cukup dan jawab pertanyaanku." Ujar Jaeyon, "Kau mau kemana?"
"Apa kau lupa dengan mendiang istri kakakku, Jung Jaeyon?" Jawaban itu membuat Jaeyon berpikir keras. Lalu mengangguk dan hanya bisa menampilkan wajah polosnya.
Itu membuat Haruto bertanya-tanya. Bukan kah Jaeyon sudah tahu bahwa Sehun sudah menikah dan punya anak satu dan istrinya meninggal karena kecelakaan?
"Oh Jihyo, apa kau lupa dengannya? Kau lupa kalau dulu kita pernah bermain dengan Ka Jihyo? Istri Kak Sehun?"
Sesaat Jaeyon terdiam, mencerna dan tengah mengingat-ngingat kembali apa yang pernah ia lakukan dimasa kecilnya. Namun, itu seperi hitam. Ia tidak ingat apapun.
"Tidak, memangnya kenapa? Apa kau mau berdoa padanya dengan tampilan rapih seperti itu?"
"Ya, tapi bukan sekarang. Tapi, lusa dan aku harus kembali ke Korea dalam waktu dekat." Tentu saja itu membuat Jaeyon kaget. Bagaimana bisa lelaki itu mengatakan hal seperti ini dadakan?
"Apa aku tidak diundang, Haruto?" Tanyanya menyindir.
"Sorry, bukannya aku tidak ingin mengundang kamu. Tapi, ini keputusan Ibuku yang hanya menyuruhku datang sendirian tanpa teman ataupun oranglain." Ujarnya, sembari mengelus pucuk rambut Jaeyon.
"Kau curang! Lalu aku sendirian disini, Di Kota besar ini?"
"Aku hanya pergi tiga hari. Sore ini dan besok baru bisa sampai diKorea. Tenang saja, disini aman." Ujarnya, Haruto tahu bahwa Jaeyon masih trauma dengan kelakuan Jaehyun satu tahun yang lalu.
Dengan memonyongkan bibirnya membuat Haruto gemas sendiri. Tidak sadar, ia menempelkan bibirnya pada bibir Jaeyon.
Jaeyon kaget dan hanya bisa mematung. Membuat Haruto kembali menarik kepalanya dan menggaruk lehernya padahal tidak terasa gatal.
To Be Continued
Siapin mental kalian ya, karena kedepannya. Bakal sudah mulai hihihi😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Jung
Teen Fiction[ DIBUDAYAKAN UNTUK UMUR 18 TAHUN KEATAS ] ⚠️Follow Me, jangan lupa Like, Komen, dan Share. "Jika kamu menolak, setidaknya ada janinku dirahimu." Keposesifan Jaehyun pada sang adik membuat gadisnya itu tidak nyaman. Karena obsesi dan ambisinya terl...