"Kau ingin tahu bagaimana keadaan Haruto sekarang?" Tanya Jaehyun dari bilik pintu kamar mandi setelah menggenggam erat ponsel milik adiknya itu.
"Sebentar lagi dia akan menemui ajalnya. Karena sudah berani membawamu secara diam-diam dari kakak!" Ucapan Jaehyun membuat mata Jaeyon membulat. Ia bertambah panik ketika sang kakak mengancamnya melalui hidup Haruto.
"Jangan lukai Haruto! Aku yang minta tinggal dilondon. Bukan orang lain!" Akhirnya Jaeyon bisa berbicara setelah dimana ia mendengar suara Jaehyun dikamar mandi perempuan.
"Oranglain? Maksudmu Sehun? Dugaan kakak benar ternyata. Dalang hilangnya kamu, Oh Sehun kan?" Tanya Jaehyun dengan pelan-pelan tetapi menahan emosi.
"Bukan dia!"
"Lalu siapa? Kamu juga mau, kakak membunuh Sehun dan anak manisnya itu, huh? Atau sekalian membunuh orangtua kita?" Sontak napas Jaeyon terhenti mendengar ucapan Jaehyun yang ancamannya benar-benar membuat Jaeyon khawatir.
"Please kak! Jangan sentuh mereka! Sekarang, apa mau kakak? Jaeyon akan lakuin. Dengan syarat jangan lukai siapapun!"
Mendengar jawaban Jaeyon membuat hati Jaehyun puas. Inilah yang ia inginkan.
"Keluarlah dari sini dulu. Kamu membuat kakak seperti orang mesum yang masuk kekamar mandi perempuan-
Belum sempat menyudahi ucapannya, Jaehyun kini tersenyum menang. Melihat sang adik yang buru-buru membuka pintu dan menatap dirinya setelah keluar dari bilik dengan perasaan takut.
"Pilihan yang tepat." Ujar Jaehyun lalu menyeret Jaeyon keluar dari kamar mandi.
Untung saja Jaehyun cepat-cepat keluar. Jika tidak, ia mungkin sudah diusir oleh satpam yang baru saja tiba dikamar mandi perempuan. Dan melepaskan Jaeyon lagi.
Setelah berjalan berdesak-desakan menuju pintu keluar. Akhirnya mereka tiba diparkiran bar yang mereka kunjungi.
Jaehyun langsung menyuruh adiknya untuk masuk mobil. Dengan tatapan tajam dan juga sedikit marah.
Untung saja sang adik tidak memakai pakaian yang kurang bahan. Peraturan Bar disetiap negara memang berbeda. Tidak menentu harus memakai pakaian minim yang menontonkan paha dan lengan para gadis. Jika saja Jaeyon memakai pakaian minim seperti itu, mungkin Jaehyun sudah marah dan bercinta dengan sang adik dimobilnya.
"Alamat apartemenmu?" Jaehyun sedikit berpura-pura untuk menanyakan alamat gadisnya itu.
Keadaan didalam mobil sangat mencekam. Jaeyon terus menerus meramalkan doa agar Jaehyun tidak melakukan apapun seperti kejadian satu tahun yang lalu.
"Atau kita menyewa hotel dan bercinta disana, bagaimana? Kamu tidak menjawab." Tanya Jaehyun sekali lagi.
"Kitty Apartemen." Ujar Jaeyon refleks.
"Good Girl." Ujar Jaehyun dengan deep voicenya.
Setelah itu mobilnya kembali mengebut, membelah jalanan london yang semakin sepi.
Tidak butuh waktu yang lama. Akhirnya Jaehyun memarkirkan kendaraannya di basment apartemen yang dituju.
Ia keluar terlebih dahulu dan berjalan memutari mobil lalu membukakan pintu agar Jaeyon bisa turun.
Tidak ada percakapan. Jaehyun langsung menarik kembali tangan Jaeyon menuju lift apartemen.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pintu lift terbuka. Mereka berdua bergegas masuk.
"Kakak enggak tau nomer kamar kamu. Tekan tombolnya!" Titah Jaehyun pada adiknya.
Tanpa aba-aba. Gadis itu langsung menekan lantai nomer 5.
Lift kembali terbuka. Lalu Jaehyun menarik kembali tangan Jaeyon. Sungguh, ini sangat sakit. Tangan Jaehyun benar-benar mencengkeram erat pergelangan tangannya yang kini memerah.
"Ka pelan-pelan. Tanganku sakit!" Teriak Jaeyon, memperingati Jaehyun yang sudah kesetanan menariknya kekamar apartemen.
Alis Jaeyon saling terpaut. Melihat Jaehyun yang kini membawanya kearah nomer apartemen yang saat ini ia tinggali.
"Kata sandinya." Titah Jaehyun dengan menatap tajam Jaeyon yang kini mentalnya kempes seperti kerupuk ketika lelaki itu menyuruhnya menekan angka kata sandinya.
Tidak ada jawaban sama sekali. Membuat Jaehyun kembali bertanya.
"Kau ingin kakak perkosa disini?"
To Be Continued
Yuk komentar nya beb, jan lupa dilike juga!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Jung
Teen Fiction[ DIBUDAYAKAN UNTUK UMUR 18 TAHUN KEATAS ] ⚠️Follow Me, jangan lupa Like, Komen, dan Share. "Jika kamu menolak, setidaknya ada janinku dirahimu." Keposesifan Jaehyun pada sang adik membuat gadisnya itu tidak nyaman. Karena obsesi dan ambisinya terl...