"First Kiss." Kini atensiku bergetar, memandangnya tak percaya. "Bagaimana kakaku tau?""A-apa maksud kakak?" ah sial! Suara gemetarku tak kunjung hilang. Aku harus focus dan tetap kuat. Sedetik kemudian, kakaku tertawa renyah. Aku memandangnya dengan tidak percaya.
"Bibir kamu masih perawan, pantesan manis." Jantungku hampir melompat ketika mendengar ucapan seperti mengejek itu dari mulut lelaki didepanku.
Tawanya kini terdiam, ia menatapku kembali. Mengarahkan pandangannya kearah bibir, membuatku harus menggigit bibir bawah untuk menutupi rasa malu ini.
"Biarin kakak aja yang gigit bibir kamu, dek."=====Keesokan harinya=====
Tubuhku benar-benar remuk ketika bangun dari ranjang. Memandang sekeliling dan menetralkan nyawaku kembali. Berjalan memasuki kamar mandi dan setelahnya aku memakai kaos oblong yang kebesaran.
Menuruni tangga dan tidak sengaja menemukan bahu kakaku diruang dapur. Mataku bengkak setelah kejadian tadi malam. Ya walaupun kakak hanya mencium paksa, namun ini juga pelecehan bagiku.
Namun, kejadian semalam aku ingin melupakannya. Bersikap professional kembali untuk meredam amarah yang ingin keluar begitu saja. "kakak masak apa?" menarik salah satu kursi dan menungguku kakaku kelar dengan kerjaannya.
"sini bantu kakak masak." Entah kenapa baru kali ini, kakakku meminta bantuan untuk masalah ini.
"aku ga bisa masak. Kakak tahu sendiri, gimana aku." Kak Jaehyun berbalik dan menatapku dengan senyuman, "lalu kapan adik kakak ini mau belajar masak. Suatu saat nanti kan kamu juga bakal punya suami. Mau kasih makan apa suamimu nanti?"
Sumpah apapun, kak Jaehyun tidak merasa bersalah tentang kejadian semalam. Apa itu hanya sebuah mimpi? Tidak mungkin!! Aku yakin dengan kejadian semalam. Ia menciumku tiga kali. Ya!! Tiga kali.
"kalaupun kakak yang jadi suami kamu. Mungkin kamu ga perlu belajar masak. Kakak akan siapin makanan tiap hari, tapi ada syaratnya." Aku hanya diam, menunggu cerita selanjutnya.
"Kakak pengen kejadian semalam, selalu kakak rasakan. Menciummu, memanjakanmu dan juga ... Bercinta, mungkin?"
Itu bukan mimpi!! Mataku hampir keluar. Mataku kali ini bergetar, bibirku kelu rasanya ketika ingin menjawab.
"Bagaimana?" aku mendongak, menatapnya tidak percaya. "Jangan bercanda." Hanya itu yang keluar dari mulut kecilku.
"apa kakak semalam terlihat bercanda?" kenangan itu kembali terputar diotak. Saat kakaku membawa tubuhku dan menciumku asal. Ia seperti kerasukan, bahkan bibirku terlihat bengkak karena ulahnya.
"aku pergi." Lebih baik meninggalkan kak jaehyun saat ini daripada membicarakan soal semalam. Mungkin jika, aku tidak menangis. Tubuhku sudah dinodainya begitu saja.
Bahkan malam itu, seragamku rusak karena ulahnya.
Ini benar-benar diluar nalar dari hubungan persaudaraan. Dan itu kenapa aku absen hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Jung
Teen Fiction[ DIBUDAYAKAN UNTUK UMUR 18 TAHUN KEATAS ] ⚠️Follow Me, jangan lupa Like, Komen, dan Share. "Jika kamu menolak, setidaknya ada janinku dirahimu." Keposesifan Jaehyun pada sang adik membuat gadisnya itu tidak nyaman. Karena obsesi dan ambisinya terl...