"Hey, kenapa melamun?"
Haruto tersentak kaget setelah tangan gadis didepannya melambai tepat didepan Haruto.
"Sorry," Ujar Haruto, astaga ia mengkhayal apa tadi? "Aku masakin, kamu mandi dulu aja," lanjut Haruto, lalu berjalan keluar sambil memasang wajah bingung, begitupun dengan Jaeyon, ia bertambah bingung melihat gelagat Haruto.
Segera haruto keluar dan berjalan kearah dapur untuk mengecek bahan-bahan makanan yang akan ia masak nanti.
Matanya menatap satu-persatu bahan-bahan yang sudah ada dilemari esnya. Lalu, tidak lama ia mengeluarkan beberapa bahan makanan untuk memasak sup.
Selama dirinya berkutat dimeja dapur. Jaeyon belum saja memunculkan batang hidungnya, membuat Haruto sedikit khawatir, lalu ia mematikan kompornya terlebih dahulu untuk memastikan keadaan Jaeyon yang masih didalam kamar.
Ngomong-ngomong, Haruto dan Jaeyon sudah berpindah apartemen. Agar Jaeyon tidak terus-menerus memikirkan Jang Ki Yong, disaat dimana gadis itu diperkosa.
"Jaeyon!"
Ketukan pertama dipintu kamar, tidak ada jawaban sama sekali. Ia kembali mengetuk pintunya tidak sabaran.
"Jaeyon?"
Lagi, tidak ada jawaban. Tepat ia ingin mengetuk ketiga kalinya. Suara teriakan terdengar membuat Haruto langsung mendobrak pintu kamarnya. Dan matanya langsung mencari keberadaan gadis itu.
Teringat jika tadi ia menyuruh Jaeyon mandi. Ia segera berjalan kearah kamar mandi, dan ia pun tidak lupa untuk mengetuk pintu lagi.
"Jaeyon, kamu enggak apa-apa?" Tanya Haruto.
"Aku cuma terpeleset, kamu enggak usah khawatir," balas Jaeyon didalam sana.
"Enggak apa-apa gimananya, aku masuk sekarang," ijin Haruto, membuat Jaeyon panik karena ia juga tengah telanjang bulat tetapi keadaannya ia tengah terduduk dilantai karena sedang merasakan sakit dibagian perutnya.
Tidak ada jawaban membuat haruto semakin panik, lalu tanpa aba-aba lagi. Ia mendobrak, dan kini melihat Jaeyon yang tengah terduduk dilantai kamar mandi dengan keadaan telanjang bulat.
"Astaga, aku bantuin," Ujar Haruto segera menghampiri Jaeyon.
Gadis itu meringis sakit sesaat setelah Haruto membantunya bangun.
"Kita kerumah sakit sekarang, maaf aku enggak bermaksud buat ngeliat kamu gini," Tentu Jaeyon paham akan ucapan Haruto.
"Enggak apa-apa, perutku sakit banget. Tadi, diem aja biar perutnya enggak sakit tapi malah tambah sakit," balas jaeyon dengan sedikit merasa bersalah.
Haruto dengan segera memapah Jaeyon dalam gendongannya. Lalu meletakan tubuh gadis itu diatas ranjang.
"Bentar, aku cari baju kamu dulu, terus kita kerumah sakit. Aku khawatir dengan kandunganmu," ujarnya, lalu membuka lemarinya dengan panik, kemudian kembali lagi dan memasangkan pakaiannya dengan hati-hati.
"Aku bantu," ujar haruto lagi, lalu ia segera membawa Jaeyon dengan ala bridal style nya kearah parkiran apartemen.
Tidak banyak berbicara, begitupun dengan Jaeyon yang sedikit merasakan sakit diperutnya.
Segera Haruto keluar dari lift dan sedikit berlari kearah mobilnya yang diparkir rapih diparkiran apartmen.
Ngomong-ngomong soal dimana Haruto mempunyai mobil, itu sudah ia bereskan sesaat dimana ia kembali lagi kelondon karena mendengar berita tidak sedap mengenai Jaeyon.
Sehun sebagai kakak juga khawatir dan merasa bersalah karena harus menyuruh Haruto untuk pulang kekorea saat itu.
Dan kini ia mempergunakan kekuasaannya untuk membeli mobil, tentu untuk Haruto pakai.
Sesaat dimana Haruto sudah memarkirkan mobilnya diparkiran rumah sakit, lelaki itu lagi-tergesa-gesa membawa tubuh Jaeyon yang semakin pucat.
"Dokter!"
Maaf yorobuun, baru bisa up lagi, semoga suka ya, oh ya semangat yang katanya senin mau masup sekolah lagi, udah aku tepatin nih, maaf kalo cuma sedikit, emang ini skripnya hehe.Jangan lupa like, komen dan share yaaa beb ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Jung
Ficção Adolescente[ DIBUDAYAKAN UNTUK UMUR 18 TAHUN KEATAS ] ⚠️Follow Me, jangan lupa Like, Komen, dan Share. "Jika kamu menolak, setidaknya ada janinku dirahimu." Keposesifan Jaehyun pada sang adik membuat gadisnya itu tidak nyaman. Karena obsesi dan ambisinya terl...