Chapter 10 ( Surat misterius )

2.4K 157 0
                                    

"Semuanya bubar, jangan ada yang kesini! Pasang saja UKS sedang diperbaiki. Atau kalau tidak kita semua bisa ditendang keluar dari sekolahan ini, mengerti?!" Intruksi itu keluar dari salah satu bibir, Petugas UKS.

Namun, ada satu-satunya gadis yang menatap lekat pintu itu dengan tatapan kesal. Setelah mereka semua meninggalkan lorong UKS, tidak lama itu salah satu orang disana menempelkan kertas yang bertuliskan.

"Sedang dipakai!" By. Haruto.

Jujur saja jika sudah tertera nama Haruto disana, pasti semua tidak akan mau memasuki ruangan itu.

Dan kini Jaeyon tengah terduduk kembali dan merintih kesakitan ketika tangan Haruto membuka paksa plaster itu.

"Pelan-Pelan." Ujar Jaeyon, ketika jari Haruto ingin mengoleskan salep penghilang bekas luka. Namun, karena ucapan Jaeyon tadi, Haruto tidak jadi memberikan salep. Membuat alis Jaeyon saling terpaut merasa bingung.

"Udah seberapa jauh Kak Jae ngelakuin ini ke kamu?"

Jaeyon tidak akan berani menatap tatapan tajam itu dengan jarak sedekat ini. Namun, karena merasa takut. Gadis itu meremas ujung roknya dengan menggigit bibir bawahnya.

"Kemana saja kamu selama ini? Apa kau bersenang-senang dengan kakakmu itu?" Tanyanya lagi yang kini membuat Jaeyon mendongak.

"Kau tidak tahu tentangku, jadi jangan pernah berasumsi seperti itu."

"Aku tahu tentang perasaanmu itu. Surat yang kau taruh dilaci, cokelat yang kau beli, dan satu surat yang menyatakan kalau kamu suka aku."

Jaeyon kembali menunduk. Sial! Padahal dia diam-diam menaruh semua itu. Namun, ada satu surat yang membuatnya janggal. Ia kembali mendongak dan menatap Haruto.

"Aku tidak pernah mengirimi surat tentang aku menyukaimu. Itu bukan aku." Pernyataan itu membuat Haruto mengerutkan alisnya, merasa tidak percaya tangannya langsung merogoh saku dan mengeluarkan sepucuk surat.

"Ini suratmu kan?" Tanyanya sembari memberikan surat dengan pita berwarna pink.

"Kau salah menilai. Kau terlalu besar kepala sehingga menuduhku yang menulis surat ini, Aku memang menyukaimu, tapi aku tidak akan meninggalkan satu surat tanpa barang. Semua surat yang ketaruh dilacimu selalu ada barang. Seperti cokelat ataupun bunga."

"Masa bodo dengan itu, tetap saja kamu menyukaiku." Ujar Haruto lalu kini tangannya kembali melanjutkan mengobati luka Jaeyon.

"Aku benar-benar tidak menuliskan ini. Cara penulisannya saja berbeda. Semua surat yang kutulis memakai pulpen. Tapi ini print out. Kau salah paham tentangku." Jaeyon mencoba memberikan klarifikasi agar Haruto tidak salah paham lagi.

Dia baru tahu kalau bukan dirinya saja yang berani memberikan barang ataupun sepucuk surat untuk Haruto, itu artinya ada gadis lain yang menyukai lelaki itu.

"Aku berbohong tentang Kak Jaehyun datang kesini. Itu hanya tipuan, tapi sepertinya kau panik kalau Jaehyun datang menemuimu disini. Telpon aku jika kak Jaehyun macam-macam denganmu lagi. Kau mengerti?" Balasan Jaeyon hanya menatap datar Haruto. Pikirannya kalang kabut dan banyak pertanyaan yang muncul pada otaknya.

"Selain kau siapa lagi yang tahu kalau luka ini berasal dari kak Jaehyun?"

Tbc

Double JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang