Chapter 1 ( Kepulangan Kakak )

7.9K 324 15
                                    

Namaku Jung Jae Yon, lahir dari keluarga berdarah biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Namaku Jung Jae Yon, lahir dari keluarga berdarah biru. Bersekolah di SMA Hanum Seoul. Sekolahnya para orang kaya dan super kaya. Jarang sekali orang-orang sederhana masuk kesini. Jika memang ada, mungkin memakai jalur Beasiswa.

Satu hal yang kami benci dalam keluargaku adalah mereka lebih suka popularitas dibandingkan anak-anaknya. Sejak kecil kami selalu diasuh oleh Baby sister.

Pasti kalian bingung dengan kata 'kami' disini. Benar, aku mempunyai kakak yang berbeda umur lima tahun saja. Dia adalah CEO Perusahaan Butik Jung di wilayah Seoul. Bahkan Butiknya kini menjadi bercabang. Tentunya yang paling pusat adalah di seoul.

"Maaf, ibu baru datang." Aku mendengar helaan napas milik ibu. Kami tengah di ruang tamu dengan keadaan mencekam.

"Ibu bisa pulang, dan beritahukan ayah aku baik-baik saja." Kak Jaehyun mulai angkat bicara. Dari nadanya saja, aku tahu jika kakaku tengah menahan marah.

Ibuku menatap kami berdua dengan saling bergantian, ia hendak berdiri namun cekalan tanganku membuatnya berhenti. "Aku ikut pulang, bu."

Entah kenapa mulutku malah meminta pulang. Padahal sejak SMP aku tidak pernah sudi untuk kembali ke Neraka bersama kedua orangtuaku itu.

"Ku mohon, aku merindukan ... Ayah" sebelum aku mengatakan ayah aku sempat melirik kearah Kak Jaehyun.

Entah kenapa wajahnya semakin terlihat menyeramkan. Entahlah, aku takut dengan Kak Jaehyun sekarang.

Karena kejadian Kak Jaehyun menciumku kembali tadi, tanda SOS pada diriku terus menyala. Buktinya sekarang, dengan beraninya aku ingin ikut pulang dengan Ibu.

"Kakak kamu pasti capek, kalo kamu disini mungkin bisa bantu masakin atau mencuci baju. Ibu tidak mau, kamu bertengkar lagi dengan Ayah. Maaf, ibu harus pulang."

Perlahan tanganku di lepas begitu saja, aku melihat punggung ibu semakin menjauh. Ketika dirasa Ibu sudah keluar, aku langsung bergegas berdiri dan hendak meninggalkan Kak Jaehyun di ruang tamu.

"Mau kemana?"

langkahku terhenti, dengan susah payah aku menelan saliva. Lalu berbalik arah dan sekuat mungkin agar suaraku tidak terlihat gemetar.

"Aku mau ganti baju, dan ngerjain tugas tadi siang." Lebih baik menundukan pandangan daripada harus bertatapan dengan wajah kakaku saat ini, "Perlu kakak bantu?"

Entah mungkin karena lantai lebih istimewa, aku tidak tahu kalau kak Jaehyun sudah ada dihadapan, bahkan aku terlonjak kaget ketika dirasa suaranya terlalu dekat.

"ga, ga usah. Aku bisa sendiri." Suaraku gemetar kembali, tinggi badannya dan tinggiku berbeda. Bahkan aku harus mendongak ketika berbicara dengan Kak Jae.

"Kenapa gugup? Kaya orang lain aja." Dia mengelus puncak kepalaku dengan lembut, hatiku sedikit lega. Namun, semakin kurasakan. Tangannya menjalar kearah wajah, mengusap bibirku dengan sensual. Tubuhku kembali meremang, dan entah tanganku untuk sekalian kalianya memegangi ujung rok yang ku pakai.

"First Kiss." Kini atensiku bergetar, memandangnya tak percaya. "Bagaimana kakaku tau?"

"A-apa maksud kakak?" ah sial! Suara gemetarku tak kunjung hilang. Aku harus fokus jangan sampai ka Jae menganggapku lemah. Sedetik kemudian, kakaku tertawa renyah. Aku memandangnya dengan tidak percaya.

"Bibir kamu masih perawan, pantesan manis." Jantungku hampir melompat ketika mendengar ucapan seperti mengejek itu dari mulut lelaki didepanku.

Tawanya kini terdiam, ia menatapku kembali. Mengarahkan pandangannya kearah bibir, membuatku harus menggigit bibir bawah untuk menutupi rasa malu ini.

"Biarin kakak aja yang gigit bibir kamu, dek."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Double JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang