24

2.6K 269 13
                                    

"Gak nyangka ya, pak Ian sejahat itu."

"Iya, aku kira dia orang yang lembut, ternyata dia kasar juga sama cewek."

"Aku jadi takut nanti kita di apa-apain sama dia."

Karyawan Ian mulai memberikan argumen-argumen mereka. Kejadian di kolam hotel semalam membuat image Ian benar-benar rusak. Ian yang terkenal ramah itu pun kini sudah dicap pria tak punya hati.

Kini Ian hanya duduk diam di ruangannya. Merenungkan semua kejadian tadi malam. Hatinya terasa sakit saat melihat Aga memberikan pertolongan pada Ara. Andai semua orang melihat kejadian sebelumnya. Tapi apa boleh buat. Permainan Ara memang bagus.

Saat sedang meratapi nasibnya, pintu ruangan Ian diketuk dan muncullah wajah Tika. Gadis itu memberikan senyumannya dan menghampiri Ian dengan secangkir kopi di tangannya.

"Selamat pagi pak Ian," sapa Tika. Dia meletakkan kopi itu ke meja kerja Ian.

"Diminum dulu, biar fresh!" ucap Tika.

Ian tak berkata apa-apa. Dia hanya membalas senyuman Tika dan menyeruput kopi yang diberikan gadis itu.

"Jangan patah semangat ya pak," ucap Tika lagi. "Gak usah takut, Tika bakal tetap di pihak pak Ian kok, tenang aja," lanjutnya.

Ian lagi-lagi terdiam. Dia hanya menatap Tika dengan kebingungan. Sementara, orang yang ditatap pun juga ikutan bingung.

"Aku tau kok, bukan pak Ian yang salah," Tika mengucapkannya dengan sedikit keraguan.

"Kamu lihat?" tanya Ian.

Dengan sedikit takut, Tika menganggukkan kepalanya.

14 jam sebelumnya...

Tika sedang menikmati jus bersama rekan kerjanya di Rama's Company. Aga mengundang seluruh karyawan Ian. Bagi yang bisa datang, dipersilahkan, kalau tidak, ya tidak apa-apa.

Mata Tika beralih ke Ian dan Aga yang bertemu. Ia juga melihat Aga membawa Ian ke kumpulan temannya. Jauh sebelum itu, Tika sudah tau hubungan antara Ian dan Aga itu seperti apa. Itulah mengapa, sejak saat itu, Tika mengurungkan diri untuk menyukai Ian. Karena ia tak mah merusak kebahagiaan orang lain. Dan juga, dia akan tetap dukung Ian karena baginya, Ian adalah orang paling baik dari semua orang yang ia kenal.

Hampir 5 menit berlalu, Tika melihat Ian kini mengasingkan diri. Hingga akhirnya ia melihat Ara. Karena Ian ditarik oleh gadis itu, Tika seketika langsung mengikutinya. Ia izin ke temannya ke toilet.

Dari kejauhan, Tika melihat perdebatan antara Ian dan Aga. Ia juga bisa mendengar apa yang dua orang itu perdebatkan. Sampai Ara mau menampar Ian pun, Tika lihat dengan jelas.

Saat kolam mulai ramai dan tangan Ian sudah di leher Ara, Tika masih belum berani keluar dari persembunyiannya.

Setelah Ara di bawa ke dalam hotel, kolam kembali sepi. Hanya tersisa kan Ian yang masih terdiam. Tika merasa kasihan tapi dia tak berani untuk menghampirinya.

Ian meninggalkan kolam. Barulah Tika keluar dari persembunyiannya. Ia mengikuti Ian sampai pria itu benar-benar pergi meninggalkan pesta ulang tahun yang berantakan itu.

***

Sebulan setelah kejadian di pesta ulang tahunnya itu, Aga sedikit berbeda. Ia menjadi lebih diam. Entah mengapa, pikirannya masih tertuju ke Ian. Ia tak menyangka sifat Ian benar-benar berubah. Ia jadi kasar pada perempuan. Padahal, selama ini, Ian yang mengajarkan Aga untuk tidak kasar pada wanita. Tapi, dia sendiri yang melakukannya.

Ian & Aga [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang