10 tahun yang lalu...
Rio membawa kumpulan buku dari perpustakaan ke gudang. Sejak pagi ia disuruh kepala perpustakaan untuk memindahkan buku-buku yang sudah tak terpakai ke gudang dan akan di jual. Banyak buku yang memang sudah tak layak pakai.
Setelah balik dari gudang, tiba-tiba Ara berdiri tepat di depan Rio dengan menatap remaja itu dengan tatapan sinis. Gadis cantik itu menunjukkan sebuah foto yang menampilkan Rio sedang mencium adik kelasnya yang notabennya seorang cowok juga.
"LO GAY!?" bentak Ara.
Rio menatap Ara dengan tatapan yang biasa saja. Seolah-olah tak ada hal mengejutkan yang terjadi.
"Urusannya sama lo?" tanya Rio.
"GUE SUKA SAMA LO!" teriak Ara.
"Gue enggak," Rio mulai melanjutkan langkahnya tapi langsung ditahan Ara.
"Lo bohong kan? ini cuma biar gue ngejauhin lo, yakan? jawab gue!"
"Apaansih! dia pacar gue, dan lo gak ada urusan! kita cuma dijodohin dan gue gak suka cewek! puas?!" Rio melepaskan genggaman Ara di tangannya kemudian langsung pergi meninggalkan Ara.
"RIO!" Ara teriak sejadinya. Orang yang dipanggil pun tak peduli dan terus melanjutkan langkahnya.
Beberapa saat setelah pertemuannya dengan Rio, Ara menjumpai pria yang menjadi kekasih Rio itu. Dengan penuh amarah gadis cantik itu langsung masuk ke kelas X MIA 3 dan mencari orangnya. Ia sedikit menyapu pandangannya dan ia menemukan orangnya.
Dengan langkah yang kasar, Ara menghampiri pria itu dan langsung menarik rambutnya dengan keras.
"EH! KALO HOMO JANGAN NGAJAK-NGAJAK ORANG!" bentak Ara.
Pria yang tak tahu apa-apa itu seketika meringis dan memegang pergelangan tangan Ara yang menarik rambutnya kasar.
"Maksud kakak apa sih?" tanya pria yang sering dipanggil Gio itu sambil meringis kesakitan. Ara semakin memperkuat genggamannya pada rambut pria malang itu.
"Gak usah sok cupu deh lo! makhluk kayak lo itu gak perlu dikasihani!"
Seluruh siswa yang ada di kelas itu terkejut. Mereka kebingungan antara mau menolong atau diam saja. Karena mereka tau, Ara adalah orang yang nekat. Gadis populer yang sombong dan arogan.
Tiba-tiba saja, entah siapa yang memanggil, Rio datang, langsung berlari menghampiri Ara dan kekasihnya itu.
"ARA! LO GILA APA GIMANA?" Rio langsung melepaskan genggaman Ara pada rambut Gio.
"LO YANG GILA! MAU AJA DIPERDAYA SAMA LONTE HOMO INI!"
Plakk!!!
Tangan Rio dengan ringan menampar pipi kiri Ara. Emosinya meningkat setelah mendengar perkataan Ara barusan.
"Jaga omongan lo—" Rio menarik kerah seragam sekolah Ara. "Sekali lagi lo ngejelek-jelekin Gio, gue gak segan-segan bunuh lo!" Ia mendorong Ara yang sedang menangis sampai akhirnya gadis itu tersungkur.
"Kamu gakpapa?" Rio langsung menanyakan kondisi Gio. Tangannya dengan lembut mengelus kepala kekasihnya itu. Beberapa dari antara teman sekelas mereka akhirnya lega. Teman sekelas mereka tau kalau Gio dan Rio menjalin hubungan. Beberapa di antara mereka ada yang pro dan kontra. Tapi, lebih ke pro-nya.
Setelah melihat kejadian itu, mereka semakin tidak menyukai Ara.
***
Ian dan Aga makan dengan awkward. Tak ada dari mereka yang memulai pembicaraan. Suara dentuman antara sendok dan piring lah yang mengisi keheningan mereka di ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ian & Aga [end]
Teen FictionTentang sebuah rasa yang sulit diungkapkan. Juga tentang kerinduan yang tak kunjung tersampaikan. Copyright © 2020