26

2.7K 256 63
                                    

HAIIII!!!!
Dua part sebelumnya gimana?? seru kan ya?? hehe

Ini part ini gw jamin dehh lebih seru lagii. Pokoknya part ini bikin kalian seneng dehh wkwkwk Tapi jangan marah sama gw nanti kalau tau kebenarannya yaa.

So, enjoy it!!!

***

Ian duduk termenung di teras rumah. Di USA ia tinggal bersama sepupunya. Pemilik yayasan untuk orang-orang yang berkebutuhan khusus. Selain itu juga pemilik rumah sakit jiwa dan restoran terbaik di negeri itu. Dilihat dari profesinya, tak menutup kemungkinan kalau sepupunya adalah lulusan psikologi di Harvard University.

Jackson sepupu Ian dari ibunya. Ian sering memanggilnya Yaga—nama panjangnya Jackson Dwi Angga. Anak kedua dari 3 bersaudara. Dia pernah tinggal di tempat Ian selama 2 tahun.

"Udah 4 bulan masih aja gak mau nyari kerja," Ucap Jackson sambil membawakan dua kopi hangat.

Ian hanya tersenyum membalas ucapan sepupunya itu.

"Capek Ga, 2 tahun ngurus perusahaan, tiba-tiba dia muncul," jawab Ian.

"Siapa? Aga?" tanya Jackson.

Ian hanya mengangguk lemah. "Emang dia kenapa?" tanya Jackson lagi.

"Susah Ga, jelasinnya!"

Jackson tertawa sambil menyeruput kopinya. "Kalian itu lucu tau gak, dibilang gay bukan, tapi perlakuannya udah kaya gay. Kalian kenapa gak gay aja sih? biar seru gitu cerita ini."

"Ya kan Aga nya udah ngaku," jawab Ian.

Jackson memaksa menelan kopinya. "Jadi, Aga selama ini gay?" tanyanya.

"Bukan, dia cuma suka aku doang katanya, kalo cowok lain engga, itu disebut gay? enggak kan?"

"Ya sama aja, berarti dia gay!"

"Tapi dia pernah pacaran sama cewek Ga!"

"Alibi doang kali, biar orang gak tau kalo dia suka sama sahabatnya sendiri."

"Enggak, temen kuliahnya pada kenal aku malah, aku aja heran, gak pernah ketemu tapi kenal."

"Trus, kamu kenapa ke USA? nebeng di rumah ku lagi!!"

"KENAPA GAK BOLEH!?"

Jackson tertawa. "Chill bro! Hahahah, just kidding."

Mereka melihat taman depan rumah dengan santai. Suara hembusan angin dan kendaraan mengisi keheningan diantara mereka.

"Kamu kapan berhenti main basket?" tanya Jackson menambah topik pembicaraan.

"Tamat kuliah, aku langsung berhenti," Jawab Ian sambil meraih cangkir kopi lalu menyeruput kopinya.

"Kenapa?"

"Fokus buat usaha, tapi gagal mulu."

Mendengar itu, Jackson tertawa singkat. "Lagian kamu kenapa ngambil Hubungan Internasional, tapi gak mau kerja sesuai jurusan?"

Ian mendengus. Dia menoleh ke arah Jackson. Menatap pria itu dengan tatapan santai.

"Awalnya aku mau jadi diplomat, tapi gak jadi."

"Kenapa?"

"Gak apa-apa. Cari topik lain, aku gak mau membahas itu."

Jackson memilih diam. Mereka kembali diselimuti keheningan dalam beberapa saat. Sampai akhirnya, Jackson membuka suara lagi. "Yan! kalau misalnya kamu gay, kamu bakal suka, gak, ke Aga?"

Ian & Aga [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang