Deru deru mobil dan kendaraan lain sudah membisingkan telinga dipagi hari yang tidak indah itu,
mendung disertai guruh dan petir bercampur dengan angin kencang, membuat hatiku agak risau didalam angkot menuju tempat aku melamar kerja.
Aku duduk terpaku, sesekali menutup telingaku, mendengar guntur yang begitu menggelegar.
Benar saja, masih didalam angkot, hujan bagai ditumpahkan dari langit."Mungkin gagal hari ini" tapi pikiranku berharap bisa menyerahkan lamaranku dan diwawancara.
"Bang stop didepan ya" kataku ke supir yang kurang didengar.
Aku mengulang kata kataku sampai tiga kali, karena sudah lewat sedikit tempat dimana aku hendak turun."Baaaang stooop" teriakku dengan menghentikan angkotnya, "dari tadi dibilang stop jalan terus sih bang. Ini hujan ini" gerutuku sambil membayar ongkosku.
"Maaf bang, gak kedengeran" alasannya.
Aku sedikit berlari mencari tempat berteduh dengan tasku diatas kepala. Basah...????
Ya, semua yang kupakai basah."Gimana ini?. Mana masih harus jalan menyebrang mencapai tujuan...huhhhh" sesalku yang tak dapat kuhindari.
"Pak, maaf. Bisa minta kardus gak pak? Buat payungan ke seberang" pintaku ke pemilik warung tempat aku berteduh.
"Ada mas, ada. Mau kemana emangnya mas?" tanyanya sambil memberikan kardus bekas minuman kemasan.
"Mau nyeberang ke dieler mobil sana mas. Mau melamar" jawabku setulus hati.
"Banyakan sales, disitu mas" kata pemilik warung seperti sudah hafal betul dealer mobil itu.
"Gak papa mas. Yang penting keterima aja dulu."
"Emang gak ada yang lain mas. Sayang sekali dengan penampilan mas begini, ganteng, tinggi"
"Kalau tidak cocok ya nyari yang lain mas. Soalnya hanya tamat SMA" kataku menanggapi positif kata katanya.
"Ya udah mas, saya doakan diterima"
"Makasih mas. Aku pergi dulu" pamitku sambil mengucapkan terimakasih.
Menyeberang dibawah hujan deras membuat pakaianku semakin basah.
Dengan tekad semangat, akhirnya tiba juga di gedung dialer mobil yang membuka lowongan."Selamat pagi pak"
"Selamat pagi mas"
"Ini, saya mau ngelamar pak, dimana tempatnya" tanyaku ke security penjaga pintu gedung.
"Mari saya antar mas"
"Makasih pak" kataku sambil mengikuti langkah security ke meja penerima lamaran.
"Bu, ada yang mau melamar" seru security ketika kami tiba.
"Oh, terimakasih pak" ucapnya sambil mempersilahkan aku duduk.
"Maaf bu, saya kehujanan. Jadi agak basah." kataku rendah hati.
"Gak papa mas" sahutnya meminta lamaran aku.
"Andri, umur...SLTA" gumamnya yang aku dengar tidak jelas.
"Mas Andri, kami hanya menyediakan Sales mas, untuk penjualan mobil"
"Tapi saya kurang paham bu soal mobil. Bagaiman saya bisa menjual, bu. Apa ada training bila saya diterima kerja. Saya mau bu jadi penjual mobil disini. Tak apa apa" jawabku mantap.
"Ada mas. Yang penting mas Andri sudah siap"
"Saya siap bu" kataku bersemangat.
"Ok mas Andri, besok boleh datang untuk training. Mas Andri langsung saya terima. Besok temui saya disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)
General FictionMengisahkan hidup dan perjuangan Andri yang Gay mencapai cita citanya. Kisah cintanya sebagai Gay tidak mulus. Banyak timbul rasa sakit. Walau ada pria yang mencoba tulus mencintainya, Andri sudah tidak percaya. Bekerja keras sebagai penjual, sebaga...