V

1.2K 37 2
                                    

Kuliahku sudah aku lewati beberapa minggu. Benar benar melelahkan, pagi kerja sore sampe malam kuliah. Sampe dirumah terkadang tidur tanpa ganti pakaian.
Tapi aku mensyukuri semuanya.
Tengku Salim yang aku tawarkan mobil baru, jadi membelinya.
Dengan bonus top seller, aku bisa menambah barang barang ku di rumah.
Usaha, kerja keras membuahkan hasil.
Tapi persahabatan tepatnya pertemanan sedikit merenggang.

"Andri, kenapa kau tak punya waktu untuk aku sih" Stefan membuka pembicaraan sore itu sebelum pulang kerja.

"Stef, kau kan tau, aku kuliahnya malam. Percuma juga kau datang tak bisa ngobrol, karena aku langsung tidur"

"Sabtu malam minggu juga kau tak bisa. Padahal bisa kita begadang"

"Disini juga kita bisa ngobrol, Stef"

"Aku merasa kau menjaga jarak ke kami, Aku dan Ray semenjak nginap di rumahku. Dan sebelumnya juga, waktu aku datang waktu Ray dirumahmu, seakan tak bisa kau terima"

"Ah perasaan kau aja itu. Aku biasa ajalah."

"Andri, aku rindu seperti dulu dulu. Kau berubah. Aku dan Ray sudah sahabatan sejak kelas 1 SMA sampai sekarang. Aku hanya minta kau memaklumi"

"Stef, aku tidak akan bisa memisahkan persahabatan kalian. Aku hanya mau mecoba jadi sahabat buat kalian. Tapi aku kadang merasa, tak ada diantara kalian berdua bila kalian sudah asyik berbicara. Itu saja Stef."

"Maaf Ndri, kalau itu membuat kamu menjaga jarak."

"Heii....aku tidak menjaga jarak. Dan lagi pula kau orang kota sini, banyaklah kawan kawan kau, kenapa pula harus ke aku. Kalau aku sudah biasa hidup sendiri"

"Aku gak tau Ndri. Aku merasa kehilangan kau saja"

"Jangan terbawa perasaan ah. Ini aku duluan ya. Mau langsung ke kampus"

"Aku antar Ndri. Jangan menolak sekali ini saja"

"Aku tak mau merepotkan, Stef. Sebentar lagi juga teman temanmu nelpon. Gak mau ganggu acaramulah"
Tiba tiba hp Stefan berbunyi.

"Benar kan kataku. Ok Stef aku duluan ya"
Kutinggalkan Stef sedang berbicara di telpon, langsung menuju menunggu angkot.

Dalam diamku diangkot, aku berfikir, kalau memang persahabatan yang dicari Stef dari aku, aku tidak bisa terima. Aku maunya lebih dari sahabat. Aku suka dia. Tapi tak satupun diantara kami mengetahui apakah Stef gay atau tidak. Apakah ada dipikiran mereka aku gay atau tidak, hanya mereka yang tau.

*****

Pas mata kuliah terakhir, aku mendapat sms dari Stefan mengabarkan bahwa dia ada diparkiran kampus.

"Gila apa sedeng kau Stef. Ngapain menungguku" kubalas smsnya.

"Aku mau nginap. Walaupun kita tidak bisa ngobrol, yang penting aku bisa nginap"

"Ok sebentar lagi selesai. Tunggu ya"
Jadi gak bisa konsentrasi belajarku, mikirirkan Stef. Apa yang merasuki dia ya.
Aku langsung mengabarkan Ray, bahwa Stef ada di kampusku mau jemput aku dan mau nginap dirumahku.
Aku hanya berfikir, biar mereka nanti yang ngobrol.

Selesai kuliah aku langsung mencari dia diparkiran
Dia berdiri di depan mobilnya melambaikan tangannya.

"Ampuuuun kau Stef, sore tadi baru pisah, udah becokol disini. Kau ada apa" kutanya begitu dia hanya diam.
Kami masuk ke mobil. Didalam mobil, kuperhatikan wajahnya agak memerah. Mobilnya dijalankan pelan.

"Kau kenapa buddy. Wajahmu tak biasanya."

"Yang nelpon tadi sore itu, Cicil Ndri. Dia ngajak ketemuan"

ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang