"Andri, aku mau bicara sama kau. Banyak yang ingin kubicarakan. Andri tunggu" Stefan mencegat aku dengan memelukku ketika aku tidak mau masuk mobilnya dan meninggalkannya sepulang kuliah di suatu malam.
"Apa yang kau ingin bicarakan. Aku mau tidur. Sudah malam ini" kataku.
"Sebulan lebih kau tinggalkan aku, hampa....kosong....hidupku tak bergairah. Aku ingin memelukmu, aku ingin mengulang kenikmatan itu, tapi kau sekan menjauh...jauhh sekali Andri"
"Aku tidak ingin melakukanya Stef. Aku sudah melupakkanya.
Terlebih kau anak orang kaya, yang telah mengatai aku sombong dan angkuh. Aku tidak ingin.""Maafkan Ayahku Andri. Itu sebagian yang mau aku ceritakan ke kamu. Ayo masuk Andri, aku mau nginap dirumahmu"
"Tapi janji ya, tak ada kiss tak ada nafsu"
"Andriiiii...."
"Kalau tidak mau ya sudah. Aku bisa jalan sendiri."
"Iya iya...janji. Tapi aku nginap ya"
"Boleh" senyumnya senyum kemenanagan.
Tangan Stefan sudah mulai berani menyentuh pipiku. Senyumnya diberikan padaku.
Tapi aku tak mau terlena dengan senyum itu. Ray....masih kuingat."Stef, stop it. Maaf stef, aku gak mau tergoda. Yang biasa biasa saja.
Ok stef, kita sampai. Beneran mau nginap atau pulang nih. Soalnya gak ada kiss kissan. Gak boleh nafsu" kataku mengingatkan."Ok Andri. Aku ikut masuk" katanya.
Sementara kubuat kopi dia mulai cerita.
"You know Ndri, Ayahku murka seminggu setelah kejadian itu. Saya hanya minta kau memafkan Ayahku, Andri"
"Aku sudah memafkan. Tapi bukan berarti aku menerima perkataan Ayahmu, Stef. Kau kan tau aku luar dalam, pernah gak aku merasa sombong dan angkuh"
"Andri, sudah. Ayahku memecat atasanmu bu Vero dan marketing yang tidak ada hasil selama seminggu. Boleh dikata, penjualanmu signifikan. Ayahku mengakui bahwa tidak sesuai apa yang dijanjikan, bila mencapai target. Ayahku minta maaf."
"Kau kesini hanya untuk itu."
"Tidak Andri. Ayahku tidak mau mempermainkan kau dengan mobil mewah yang kau jual."
Stefan menuju mobilnya dan kembali dengan amplop ditangannya."Ini, Komisi, persenan dan bonus yang dijanjikan dulu, Andri. Ayahku sadar tidak baik memakan hasil keringat orang. Toh kamu sudah memajukan usaha Ayahku. Terima ya Andri"
Aku menerima amplop dari Stefan. Aku gak mau munafik."Stef, uang yang aku cari dengan kerja keras. Aku tidak akan menolak, kalau memang ini bonus dari target hasil jerih payahku selama ini"
Stefan mendekatiku, dan meraih kepalaku, dan mencium bibirku.
"Stef, aku gak suka caramu seperti ini. Tadi kan sudah aku bilang tidak ada kiss. Tidak ada nafsu, kenapa nyosor" pura puraku marah, padahal aku menginginkanya.
"Maaf Andri, perasaan aku tak bisa kutepis. Rasa cintaku tak akan hilang meski kau sudah tidak sama aku lagi. Andri"
"Ahhh...gak bisa Andri. Lebih baik kamu pulang saja. Aku ingi sendiri. Saat kau mau, kau datang. Ingat aku juga enggak kamu. Udah lah, kau pulang saja."
"Kau mengusir aku Andri"
"Ya, aku mengusirmu. Pergi kau ke rumah mewahmu. Atau sama kekasihmu Ray. Aku tak butuh sahabat lagi macam kalian"
"Tega sekali kau Andri"
"Kau yang mulai"
"Maaf Andri"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)
General FictionMengisahkan hidup dan perjuangan Andri yang Gay mencapai cita citanya. Kisah cintanya sebagai Gay tidak mulus. Banyak timbul rasa sakit. Walau ada pria yang mencoba tulus mencintainya, Andri sudah tidak percaya. Bekerja keras sebagai penjual, sebaga...