III

1.7K 45 4
                                    

"Sorry buddy, kalau aku bikin kalian cepat pisah. Lain waktu kalau kalian mau jumpa, jangan ajak aku ya" usulku ke Stefan di dalam mobilnya, yang mau mengantar aku pulang.

"Aku yang minta maaf Andri. Aku dah bawa kamu ke tempat yang kamu gak suka"

"Aku suka Stef. Aku gak mau ganggu kalian aja"

"Ganggu? Tidak ada yang diganggu Andri. Cicil itu temanku kuliah, kebetulan kerja nya di dalam Mall tadi. Dia minta nongkrong sebelum pulang"

"Cantik orangnya. Mas Stefan pasti tak mau kehilangan dia" kataku memancing reaksinya.

"Andri ganteng, aku sama dia hanya teman. Tak lebih"

"Ah masa hanya teman. Tapi obrolan kalian nyambung loh tadi. Kenapa gak dipacari aja mas" kataku mengorek lebih dalam lagi hidup Stefan.

"Mau nya sih begitu. Tapi aku belum niat Andri. Dan Cicil juga kayanya tidak ada ke arah sana"

"Kamu gak peka Stef. Dia itu mengharap sekali. Sekali kamu bilang suka sama dia, pasti gak ditolak. Kamu ganteng dia cantik cocok menurut aku"

"Gak dulu lah. Mungkin suatu waktu nanti Ndri"
Ya ampuuuuun, Stefan suka sama wanita???
Aku bertepuk sebelah tangan dong. Hiks hiks.

"Di depan ambil kanan Stef."

"Ok kanan....terus..."

"Iya lurus...tuh rumah kontrakanku. Disamping rumah tingkat. Itu rumah yang beli mobil jualan perdanaku Stef."

"Oh itu. Besar sekali rumahnya."

"Juragan ayam. Baik ayam potong, atau hidup. Mereka pemasok. Ok kita sampai. Mau masuk dulu atau langsung pulang" tanyaku ketika hendak keluar dari mobil.

"Aku mau numpang mandi boleh gak Andri"

"Bolehlah. Mau nginap juga gak apa apa" harapku dia menginap.
Tapi kalau nginap apa aku berani menyentuhnya....?
Apa aku hanya memandang saja nanti disaat dia tidur???
Haduhhh...sakit sekali hati ini.

"Beneran Ndri. Aku boleh nginap?"

"Tapi gak ada ganti. Kaosku gak ada yang bagus. Baju juga. Semua bekas dari kampung"

"Andri, aku mau nginap. Bukan ganti mau kepesta. Atau kamu menolakku secara halus?"

"Stef, aku senang kalau kamu nginap. Senang sekali. Aku jujur sama kamu Stef. Nanti kamu bisa liat didalam. Kamu bisa menilai aku. Ayo masuk." ajakku dengan senangnya.
Dia mengikuti aku masuk rumahku.
Kutarik tangannya melihat isi lemariku.

"Lihat, aku tak punya apa apa Stef. Walaupun kaos kaos ini bermerek, tapi sudah usang. Semua ini dulu pembelian Ayahku. Ada beberapa kubeli waktu SMA. Kalau kau mau pake silahkan. Mandi aja dulu, handuknya ada yang baru cuci. Mandilah." tak mungkin aku kasih kaos pemberian koh Liem.
Oh Tuhan...koh Liem, bagaimana arah cinta kita?? Apakah aku sudah melakukan dosa suka sama orang lain?

"Andri, maaf banget ya. Aku sudah terbawa perasaanku, menuduh kau mau menolakku nginap secara halus"

"Stef, itu makanya aku bilang, aku tak pantas jadi sahabatmu. Dunia kita berbeda Stef. Aku mau kerja keras jual mobil, berharap bisa kuliah. Aku ingin jadi sarjana mewujudkan cita cita ayahku. Ayahku meninggal waktu aku duduk dikelas 2 SMA.
Aku tak berharap kuliah di kampus terkenal, tapi aku harus kuliah, hanya itu niatku"
Stefan memelukku, membuat aku berdebar. Jantungku berdegub kencang.

"Maaf Andri. Aku tidak salah memilihmu jadi temanku. Aku harap kau tak bawa bawa status sosial dalam pergaulan kita. Aku tak pernah memandang kamu dari segi ada tidaknya kamu punya. Sama seperti aku, yang punya usaha adalah ayahku. Aku hanya menikmatinya. Sedangkan kau, berjuang untuk dirimu. Justru aku salut lihat kau Andri."

ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang