XII

758 41 7
                                    

"Selamat pagi Koh, Ci, selmat pagi semuanya" sapaku ketika aku masuk Rumah mewah koh Along.

"Pagi Andrii....masuk. Ajak temannya" koh Along menyambut kami aku dan Stefan.

"Kalau ada yang bisa kami bantu, kasih tau ya koh, tak enak ini kalau hanya duduk mematung"

"Ya Andri tampan. Duduk saja dulu"
Keluarga koh Along bisik bisik, mungkin bertanya siapa kami.
Koh Along dengan bahasa tionghoa berbicara ke keluarganya.

"Protes koh, aku gak ngerti yang diomongi, kenapa pada liat Andri koh" mereka semua tertawa.

"Cuma kasih tau, siapa kamu. Keluargaku pada nanya" masih tertawa koh Along

"Terima kasih koh" sahutku.

"Anakku si Leon yang mau nikah minta kau jadi pendampingnya, ini permintaan khusus Andri dari Leon, gimana mau tidak"

"Busyet dah koh....yang lain aja koh. Berat itu."

"Bang Andri maulah ya, hanya pendamping" Leon melihatku teduh

"Ya iya lah Leon, masak ikut nikah" ketawa mereka memenuhi ruang utama rumah koh Along.

"Ok Leon, koh, Andri maulah. Gak enak nolak Leon" sahutku.
Stefan memandangi aku dengan senyum indahnya.

"Terimakasih Andri kesediaanmu, nanti kostum mu akan kami sediakan. Andri akan kami panggil lagi di gladi resiknya ya. Siap Andri?"

"Siap koh. Masih nganggur ini. Andri siap kapanpun dibutuhkan"
Leon memandangi aku dengan senyum. Pria kulit putih nan rupawan. Rambut lurus tinggi 170 an cm.

"Andri hati hati, si Leon memandangi kamu terus" bisik Stefan.

"Memandangi saja kenapa harus hati hati." balasku berbisik. Rupanya Stefan juga memperhatikan si Leon.

"Cara pandangnya beda Ndri."

"Ah kau ada ada saja. Sudah mau menikah juga"

"Om mu si Ilham, punya anak, tapi kalian pacaran"

"Jauh banget pikiran kamu Stef"

"Sainganku itu. Kita lihat saja nanti"

"Maksudmu saingan?"

"Aku dan Leon akan memperebutkan kau dari tangan Om Ilhammu"

"Njirrrr...segitunya kau bicara"
Tiba tiba Koh Along berbicara agak keras, mengajak kami makan siang.
Benar kata Stefan, Leon memepet aku terus mulai antri sampe di meja perasmanan. Senyumnya tak lepas.

"Bang bareng makannya" bisiknya ketika aku menyendok makan. Stefan tak lepas lepas memperhatikan kami.

"Bang kita di teras yuk makannya" ajak Leon.
Stefan langsung nimbrung tidak mengasih celah.

"Andri, makannya jangan banyak banyak, kaya orang kelaparan kau" goda Stef

"Monyet kau Stef. Kau pikir tak tau ukuran perut sendiri"
Stefan malah tertawa.

"Bang Andri sama bang Stefan asyik ya orangnya. Suka aku gaya kalian bercanda.
Tiba tiba sendok garpu ku jatuh. Seperti yang diperintah aku dan Leon sama sama menunduk mengambilnya. Wajah kami hampir bersentuhan.

"Hee emmm" Stefan pura pura berdehem melihat kami hampir bersentuhan.
Leon berdiri mengambil pengganti garpuku yang jatuh.

"Benar kan kataku. Leon suka sama kau.  Aku heran, semua orang suka lihat kau Andri" cemberut Stef.

"Cemburu. Makanya kalau dicintai itu langsung balas. Jangan mikir" kataku sewot

"Bang Andri, ini garpu yang baru" Leon menyodorkan garpu sambil melihatku tersipu.

ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang