XXIV

967 48 6
                                    

Ujian terakhir bagi kami Management trainee akan segera dilakukan. Untuk memilih kandidat yang memimpin di daerah daerah menggantikan yang sudah akan pensiun maupun dirotasi.
Kami disuruh membawa ijazah terkahir kami.
Ujian ini dilakukan mengevaluasi selama kami belajar, apakah siap untuk disebar dan mampu untuk jadi pemimpin.

Aku dan Noval bersaing untuk itu. Sedangkan rekan kami yang lain hanya akan memegang satu posisi.

Aku gak tau seperti dalam persidangan ujiannya.
Dari supervisor, manager setiap departemen dan Direktur menguji kemampuan ku.
Setress?  Iya aku setress mengadapai semunya.

Aku turun kebawah untuk merokok menghilangkan rasa gundah ku.  Pejabat pejabat perusahaan ku akan menguji Noval. Setelah itu mereka akan berembuk lagi memutuskan dimana kami akan ditempatkan.

"Selamat Andri. Pria muda nan tampan dan smart. Kau pantas untuk jabatan yang akan kami berikan"
Aku hanya duduk terdiam diruang meeting tersebut.

"Kami akan ajukan Opsi didaerah mana yang akan Andri tangani"

"Maaf pak boss bossku semua. Bisa bertanya tidak pak. Kalau daerah dimana saya ditempatkan tidak masalah bagi saya. Saya hanya ingin daerah yang masih bisa dikembangkan. Jadi pilihan jangan ke Andri, boss bossku saja yang memilih. Pilahan bapak ibu saya yakin itu yang terbaik. Asal jangan di sini"
Boss bossku berembuk lagi. Untuk memilih daerah yang akan aku tempati.
Serasa bermimpi, di siang bolong, mereka menyebut daerah kekasihku Leon. Thanks God. You send me to my Leon.
Aku disuruh prepare dan akan membawa surat perintah tugas dan SK pengangkatanku.

Noval ditempatkan di daerahnya di jawa lain daerah sama aku. Sedangkan rekan yang lain akan diposisikan di pusat.
Segera kukabari Leon, dan aku minta tolong di carikan rumah untukku. Rumah yang aku tempati sekarang pas habis kontraknya walau masih tersisa 2 mungguan lagi.

"Bang Andri....sayangku. Akhirnya kita akan bersatu."

"Hussss...istrimu dikemanain. Bersatu....pokoknya nanti kita bicarakan disana ya. Jangan lupa carikan rumah sederhana saja buat abang."

"Beres sayangku. Udah gak sabar mau cium abang"

"Pikirannya ngecroooot aja. Ok ya biar abang siapin dulu semua"

"Ok abangku ganteng"
Setelah berbicara dengan Leon, pikiranku ke Om Fandy yang baiknya gak ketulungan.
Nanti malam akan kubilang sama Om Fandy. Bahwa Cintanya bukan aku. Karena kami akan segera berpisah. Bukan jodoh.

*****

Kupuaskan Om Fandy malam itu, hingga dia bertanya padaku.

"Andri tak biasanya kau seperti ini. Ada apa? Apa kau sudah membuka hati untuk Om"
Aku dalam dekapannya setelah kami bertarung menikmati puncak nafsu kami
Kucium pipi dan keningnya.

"Andri akan pindah dari kota ini Om. Andri dipercaya memegang cabang di daerah"

"Daerah mana Andri, biar om nanti datang kesana"

"Belom tau Om, sesuai SK nya saja nanti. Mereka yang memilih"

"Nanti kasih tau Om."
Haduuuuh orang mau menghindar malah minta dikabari.
Gak apa apa lah bisa diatur nanti kalau dia datang. Aku suka sama Om Fandy karena ke dewasaan nya.
Tidak menggebu gebu, lain dengan Om Ilham, yang matanya jelalatan. Di otaknya hanya sex dan sex.
Om Fandy, ada sedikit sifat yang sama dengan aku. Low profile.
Aku suka itu. Itu saja.

*****

Setelah selesai urusanku dikantor aku dipesan sama direkturku untuk segera berangkat. Karena masih mencari rumah. Aku disuruh tinggal sementara di rumah manager yang akan saya gantikan. Nanti biaya biaya transport akan di transfer.

"Andri jangan pulang dulu ya. Kita adakan perpisahan dulu sekaligus ucapan selamat atas pengangkatanmu" manager keuanganku

"Pak boss, Andri belum cukup uang buat beli sesuatu untuk itu"

"Tenang saja Andri. Itu sudah kami siapkan. Ayo ke ruang meeting"

"Pak boss, harusnya gak pake acara beginilah. Kaya Andri siapa saja" kataku ketika mau memasuki ruang meeting.

"Nah ini dia yang ditunggu." semua teriak memanggil namaku.
Ternyata sudah dipersiapakan semua.

"Andri, silahkan. Kamu ucapkan sepatah dua patah kata untuk rekan rekan disini. Biar bagaimanapun, kau sudah sejajar dengan kami, manager"  Manager keuangan kami yang selalu memperhatikan aku.

"Terimakasih pak boss pak boss semua yang sudah mempersiapakan ini semua buat Andri dan rekan rekan.
Saya berfikir dengan kata kata 'sejajar' yang barusan diucapak pak boss manager keuangan.  Nanti kalau sudah ada tandatangan saya dikirim dari daerah ke pusat, baru saya bisa mengatakan aku ini sudah manager"
Disambut tawa semuanya.

"Jadi untuk saat ini, saya masih Andri yang dididik dengan kasih dan sayang oleh bapak ibu semua. Saya masih akan banyak minta bimbingan dari kalian semua, walau itu lewat telpon atau e-mail. Jangan pernah lupakan anak didik kalian, karena kalian lah soko guru bagi Andri. Saya berterimakasih kepada management yang sudah memilih saya mengemban tugas yang mungkin berat bagi seorang  Andri seperti saya. Doakan saya dan Andri akan membawa kalian dan keluarga didalam doa saya"
Semua tepuk tangan.

"Tidak salah pilih kami Andri. Kamulah yang tepat untuk itu"
Direktur kami mendatangiku dan memeluku. Tepuk tangan bergemuruh lagi.
Semua mengucapakan selamat padaku dan yang lain atas pengangkatan kami.

*****

Sebelum keberangkatan ku, aku mencoba menawarkan motorku yang baru kubeli dengan harga miring.
Manager ku ada yang berminat. Tapi dihargai seperti harga beli pertama aku beli. Dengan begitu pundi pundiku tidak berkurang.
Tenang sudah pikiranku menyelesaikan semua dulu sebelum berangkat.

Segera kukabari Leon, aku berangkat besok pagi dengan pesawat pertama pkl 05.00 pagi.
Biar dia jemput aku di bandara.

*****

Sebulan setelah gaji pertamaku kudapat, aku memberitahu Mamak, Abangku Andra dan Roy adikku si tampan, biar datang ke tempatku untuk syukuran dan kusuruh bang Andra membeli hp biar bisa dihubungi. Tak lupa Kokoh Along sekeluarga ku undang. Karena hanya mereka yang memberi semangat dalam tujuanku selama ini.

Aku menempati rumah kontrakan yang lumayan bagus dan jauh dari keramaian pilihan kekasihku Leon.

Aku dan Leon hidup bahagia walau hanya sedikit waktunya untukku dia lebih memperhatikan istrinya tentunya. Aku menerima dia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Biarlah rahasia ini kami berdua yang tau, sampai tiba waktunya kami akan jalan sendiri sendiri.

Hidup memerlukan perjuangan, yang tak henti. Usaha untuk mencapai suatu tujuan perlu pengorbanan.

Kisah kasih dalam mencapai tujuan merupakan bumbu yang akan bisa dituliskan dalam suatu kisah.

Kisah Andri yang berjuang demi cita cita Ayahnya kini terwujud.

Terimakasih kepada Tuhan yang memberi jalan buat hidup ku.

*****

Andri, yang tidak kenal menyerah kini dalam puncak karirnya.

Kini bisa membiayai hidup orang tua dan adik yang disayanginya untuk sekolah.

Sampai tiba saatnya pulang kampung dengan mengendarai mobil sendiri.

Kisah Andri dan pria pria yang mendekati sudah ditutup.
Hanya satu orang yang bersemayam dalam hatinya, Leon.

ANDRI DAN LEON, hidup dalam satu cinta tapi tidak dalam satu rumah.

Demikian kisah ini ditulis untuk hiburan semata.

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Silahkan baca ANDRI  THE END

ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang