XI

790 41 16
                                    

Mungkin stefan sudah kehilangan akal, hingga dia nekad datang ke rumahku pagi pagi masih jam 05.14 pagi. Masih dalam kantukku kubuka pintu.

"Stefaaaan....subuh begini"
Dia langsung kekamarku, waktu aku masih mengunci pintu.
Dia sudah telanjang ketika aku masuk kamar.

"Andri, terserah kau, mau bunuh aku bunuh. Biar cepat aku mati. Aku tidak mau mati pelan pelan karena kau menghindar dari aku."
Aku masih mematung melihat sikap Stefan. Dia mendekatiku, dan memeluku menciumku.

"Stef, mulutku masih bau. Jangan cium aku" tolakku.

"Cinta tak mengenal bau, Andri"
Dia membuka semua pakaianku dan sudah polos. Aku direbahkan nya, dia menindihku.
Nafsunya tak terkendali, tetek dan batangku habis diisapnya...
Aku kelonjotan....
Dengan penuh nafsu dia menindihku dan memaju mundurkan batangnya menggesek batangku. Hingga akhirnya kami terkulai lemas.
Dia tertidur disampingku, hingga dia pulas. Kubiarkan dia tidur dalam telanjangnya, badannya agak kurus kuperhatikan.

"Stefan, rasa cintaku sudah hilang untuk mu, sayang" bisikku meninggalkannya.
Kujerang air minum untuk kumasukkan ke termos, agar bisa buat kopi nanti ketika Stefan bangun.
Aku keluar sebentar mencari makanan buat sarapan kami.
Kueh kueh jajanan pasar, yang penting ada.
Stefan belum bangun juga, padahal dia harus kerja.
Kuberanikan diriku menyentuh tubuhnya.

"Stefan...Stef...bangun" tanganku masih di dadanya ketika dia bangun.
Aku langsung di tariknya mengimpit dadanya.

"Bangun Stef, kau kan kerja hari ini" kataku berusaha melepaskan dekapannya.

"Andri, ternyata sakit rasanya menyingkirkan perasaan yang tidak kesampaian"

"Itu kualami ketika kuberanikan diriku mengungkapkan persaanku ke kamu. Tapi sekarang tidak lagi Stef"

"Aku akan memutuskan Ray. Aku akan setia sama kamu Andri"

"Jangan gegabah, Stef. Aku kan sudah bilang, aku sudah punya kekasih. Terlambat sudah kau akan memulai, disaat aku sudah menata hati dan cintaku untuk Om Ilham"

"Om Ilham???? Kau pacaran sama dia?? Dia Gay?"

"Dia yang datang kepadaku Stef. Kami sering jalan. Dia memberikan yang tak pernah kuharapkan"

"Andri, tak bisa di ulang lagi? Aku dan Kau. Biarkan Om Ilhammu dengan orang lain"

"Tidak bisa Stef. Perjuangannya untuk mendapatkan aku, aku harus hargai. Dia banyak membantu aku waktu di showroom. Dia menjamin hidup aku Stef. Aku mulai jatuh cinta. Dia sudah mencintaiku sebelum ada rasaku tumbuh sama dia"

"Andriii....Aku mencintaimu"

"Sama sewaktu aku mengharapkanmu. Kamu dengan Ray. Sekarang kamu hadir disaat aku bersama Om Ilhamku. Buang jauh jauh rasa cintamu ke aku, Stef"
Stefan menyenderkan kepalanya dibahuku, tangannya menggengam tanganku.

"Aku tidak mau tau, Andri. Aku akan hadir diantara kalian. Aku cinta kau."

"Kau boleh hadir diantara kami, Stef. Tapi kau harus bisa bersikap seperti aku, yang hanya bisa menahan sakit hatiku, disaat kalian berdua. Dan asal kau tau Stef, aku akan tinggal di apartemennya. Aku jadi pria simpanannya. Itu baru cinta. Berani melakukan sesuatu untuk cintanya"

"Aku sekarang bisa memahami. Andri. Pengorbanan yang tak aku miliku untuk bisa bersamamu."

"Sudah mandi dulu. Baru sarapan. Kopinya udah aku buatkan"
Stefan bermalas malasan mau mandi, entah apa dipikirannya, hanya dia yang tahu.
Selesai sarapan dia tidak beranjak dari duduknya untuk kerja.

"Aku akan datang sebagai selingkuhanmu Andri" tiba tiba dia berucap seperti itu, tentu mebuatku kaget.

"Dan aku tidak akan melayanimu. Ray....sahabatku, akan aku jaga perasaannya"

ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang