XVII

666 40 3
                                    

Pagi pagi betul, Om Ilham sudah ada dirumah kontrakanku. Kulihat jam dinding masih pkl 05.20 wib. ketika hendak ku buka kan pintu.

"Om Ilham, pagi betul"

"Iya, Om kepikiran omonganmu di telpon beberapa hari lalu"

"Oh Om Ilham datang kemari hanya mau konfirmasi, bukan karena rindu sama aku. Tak apalah. Aku bisa jelaskan"

"Andri, Om kangen sama kau. Makanya Om datang"
Dia ingin memelukku, tapi ku tahan dengan tanganku.

"Tadi bilang kepikiran omonganku beberapa hari lalu sekarang rindu, hahahahaha. Om..om. Seandainya Om tidak datang kemari, gak masalah bagi aku. Tapi kalau Om hanya minta penjelasan akan aku jelaskan.
Om itu bergandeng tangan di hotel *****. Pria tampan putih. Berkaos merah maroon, celana jeans hitam, sepatu sport merk ternama, rambut lurus disisir ke kiri. Pandangan mesranya ketika kalian tertawa. Didepan hotel, tangan Om melingkar ke pinggangnya.
Om Ilham waktu itu, pakai kaos warna gelap, jean biru, sepatu sport hanya beda wana biru putih. Benar atau salah perkataanku Om"

"Om mengakui Andri. Om akui itu."

"Aku tidak apa apa Om. Aku hanya ingin membalas cintanya Om ke aku, makanya aku terima Om sebagai kekasihku"

"Maafin Om ya Andri. Maaf"

"Gak apa apa Om. Cuma Andri minta maaf, tak bisa sering ketemu dulu. Andri mau persiapan wisuda. Aku mohon dengan sangat 3 bulan kedepan mulai sekarang, Om cukup telponan aja dulu. Ini hanya karena aku mau wisuda Om. Kalau aku tidak akan berubah menanti Om, kapan pun jadwal yang om atur untuk aku."

"Marahmu itu bikin Om sakit, Andri"

"Aku tidak marah Om. Kalau aku marah dari tadi Om sudah aku usir dari sini. Aku hanya mau menyelesaikan kuliah aku aja"

"Kalung nya gak dipakai?"

"Gak pantas aja Om, orang miskin pake kalung mewah. Aku simpan Om. Sebentar" aku masuk kamarku kuambil kalung nya dan pakaian yang dibeli untukku.

"Ini kalung nya Om. Ini pakaian yang Om beli pakai kartu. Kukembalikan ke om sebagai tanda kasihku ke Om"

"Andri, maksudnya apa ini. Tidak bisa begitu Andri"

"Aku kan sudah pernah bilang, aku tidak butuh dan tidak pantas menerimanya. Om Ilham saja yang maksa. Pria yang kemaren aku lihat lebih pantas menerimanya."

"Kau mau memutuskan Om, Andri?"

"Dari tadi gak ada kata putus keluar dari mulutku Om. Karena Om menganggap pengembalian barang barang Om, putus, itu lebih baik Om. Putus. Aku tidak mau makan hatilah. Silahkan om. Andri mau siap siap pergi. Mau melamar kerja"

"Andri...."

"Silahkan Om. Kubukakan pintu untuk Om"
Manusia macam kau emang tak pantas untuk dikasihani.
Berteriak teriak bilang cinta, diam diam berkhianat.
Om...Om...dasar orang kaya.
Kau pikir, aku bisa kau permainkan??
Pria pria lain yang recehan mungkin suka dengan caramu.
Tapi aku tidak Om. Aku punya kelas. Sex??? Bukan itu melulu yang di otakku. Aku ingin ketenangan. Kedamaian hidup. Itu saja.

*****

Ada kabar buruk ada kabar baik.
Buruk dari kedatangan Om Ilham, Baik dari telpon yang aku lamar beberapa hari lalu.

"Selamat siang, Andri disini"

"Selamat siang bang Andri. Ini aku yang wawancara beberapa hari lalu"

"Oh selamat siang pak. Ada yang bisa Andri bantu pak"

"Iya bang Andri, bang Andri di tunggu hari Senin pagi di kantor. Selamat ya bang Andri, Anda diterima"

ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang