Pagi ini aku didatangi tamu pembeli dua orang. Ini berkat brosur yang aku bagikan ke orang yang tepat. Dengan trik trik penjualan aku berhasil menjual dua mobil.
"Mas Andri, ada yang nyari di showroom" security menjumpai aku di ruang bengkel.
"Iya mas, aku kesana" kataku bergegas ke showroom.
"Selamat pagi pak. Saya Andri" kusalami mereka."Ada yang bisa saya bantu pak" sopan sekali aku berbicara.
"Ya dek Andri, temanku kemaren memberikan alamat ini dan nama dek Andri. Ternyata ganteng juga kau ya. Tampan"
"Makasih pak. Relatiflah pak. Bapak juga lebih tampan. Ganteng di usia seperti ini" pujiku
Ehhh malah main mata. Aje gile...
Kalo koh Liem yang main mata langsung kucium dah....
Lah ini......
Dia mendekati aku dan berbisik."Aku mau beli mobil, tapi kasih imbalan ya Andri" aku langsung menoleh ke wajahnya.
"Temani Om"
Aku hanya senyum saja.
Aku gak tau dia mengertikan senyumku apa.
Sebodo amat, yang penting mobil jualanku laku.
Setelah memilih mobil yang dia suka, akhirnya jadi juga.
Setelah salaman dan mengantar dia ke parkiran, tiba tiba hp ku berbunyi."Hallo, selamat siang"
"Ini Om, ganteng. Kasih kabar kapan kamu bisa jalan jalan sama Om ya Tampan. Kamu bisa Om bikin sukses, asal kamu mau jalan jalan sama Om. Semua teman Om akan ke kamu beli mobilnya. Gimana siap gak jalan jalan sama Om"suara diseberang sana.
"Siap Om. Aku siap"
"Ok Om tunggu telponmu" plepp hpnya dimatikan.
Aku terduduk lesu di dekat pintu masuk showroom.
Ini sih sama saja aku jual diri.
Yang kaya makin kaya, dengan penjualanku, tapi aku harus jual diriku.
Ahhh....gimana ini???
Alasan apa yang kubuat agar tidak berlanjut....
Karena ini pasti berlanjut, sama seperti koh Liem dulu.
Ampuuuun.
Kenapa harus ada pembeli macam gini...*****
Sore itu sebelum berangkat luliah, aku didekati Stefan.
Dia ternyata perhatikan bisik bisik si Om tadi saat membeli mobilnya."Andri, si Om yang tadi suka kayanya liat kamu. Bisikin apa dia"
"Hahhaha..kau Stef bisa aja kau menilai. Tadi dia itu bisik bisik minta diskon. Ku iyakan. Nanti dipotong dari komisiku. Yang penting jualanku laku lah" bohongku.
"Terus terang aku iri lihat kau Andri. Ini iri positif ya. Tidak mobil bekas, mobil baru, kamu ahli bener jualannya. Gak salah Ayahku ikut memuji muji kamu"
"Ahhh...pak Robert, Ayahmu memuji muji aku"
"Ya dia sudah siapkan tiket pp dan akomodasi liburan ke bali. Kalau kamu mau"
"Sok tau kau ah"
"Iya semalam Ayahku bicara sama aku. Kita berdua yang berangkat"
"Aku gak mau Stef. Bilang aja terimaksihku ya. Aku masih mau ngumpulin uang, bayar kontrakan untuk 4 tahun dan uang kuliah se tahun se tahun, biar nanti gak repot kedepannya." kataku ke Stefan menolak tawaran Ayahnya.
"Ya udah nanti aku sampaikan. Makan siang sama aku ya. Jangan menolak dong Andri." mohonnya.
"Ok aku ikut kau." kataku santai
Kami makan makanan minang dekat kantor kami siang itu. Ternyata Om yang tadi makan disitu juga."Siang Om, makan disini juga ternyata"sapaku ramah.
"Ehh Andri, sini gabung sama Om, sekalian temannya" si Om menawarkan. Aku dan Stefan saling lihat.
"Ayo tak usah sungkan" pinta si Om nya lagi.
Aku duduk di depan si Om sedangkan Stefan di samping kami.
Selama menyantap makan, mata si Om seakan tidak berkedip melihat aku, sememtara Stefan gantian memandangku dan si Om.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)
General FictionMengisahkan hidup dan perjuangan Andri yang Gay mencapai cita citanya. Kisah cintanya sebagai Gay tidak mulus. Banyak timbul rasa sakit. Walau ada pria yang mencoba tulus mencintainya, Andri sudah tidak percaya. Bekerja keras sebagai penjual, sebaga...