Dengan penghasilan yang aku dapatkan selama kerja, aku berniat mendaftarkan diriku di kampus dekat kontrakanku. Kuputuskan tidak masuk kerja. Karena ini kesempatanku untuk mulai kuliah. Bila terlambat akan menunggu tahun depan.
Aku segera menuju Universitas swasta yang aku inginkan.
Setelah mendapat informasi penuh, maka kuambil jurusan Ekonomi Buisnis menyimpang dari jurusan SMA ku, IPA.
Kuliah malam pilihanku, agar kerja pagi hari. Dan hari sabtu aku ambil juga biar cepat nantinya.Kring...kring...kring hp ku berbunyi.
"Ya hallo"
"Andri, kamu gak masuk? Sakit atau apa"Stefan mengkhawatirkanku di dalam telponnya.
"Ini aku lagi di kampus, daftar kuliah. Belom selesai"
"Oh daftar kuliah. Kirain kamu sakit"
"Kamu doain aku sakit? Kugibas kau nanti" candaku
"Enggak...enggak, aku merasa kehilangan aja Ndri kau tak ada"
"Segitunya. Pacar bukan suami bukan istri apalagi, segitu kehilangan, baru gak masuk" godaku lagi.
"Ahh kau ini. Nanti aku ke rumahmu ya."
"Lah biasanya juga hadir tanpa diundang. Datang aja. Hari ini aku off dulu kerjanya."
"Jangan kemana mana ya nanti sore" pesannya
"Ehhh Stefan albino, kek pernah aja aku kemana mana. Tidak akan kemana mana" kataku meyakinkan dia.
Dia menutup telponnya.
Stef...Stef...gak ada tujuan lain apa, selain kerumahku...
Kamu itu banyak yang suka Stef. Kenapa harus jumpa aku.*****
Sepulang dari mendaftar kuliah, aku mencuci pakaian kotorku.
Biar tidak jadi sarang nyamuk. Segera kubereskan semua termasuk sarung bantal dan spreinya.
Masih dalam membilas setelah mencuci ada yang ketok ketok pintu rumah kontrakanku.
Segera kutuju ke pintu dan,...Ray
Dia memandangi tubuh telanjang dadaku karena tidak pakai kaos.
Dia tertegun menelan ludah."Ehhh Ray, angin apa siang siang begini mampir. Emang gak kerja" membuyarkan bengongnya.
"Enggak kerja Ray" diam aja ditanya."Iya eehh..aa...aku libur pribadi Ndri."
"Libur pribadi?? Apaa itu. Bolos maksudmu. Duduk Ray. Aku teruskan dulu cucianku"
"Iya Ndri. Dari pada dirumah aku kemari aja."
"Lah kok bisa tau aku gak masuk kerja juga" tanyaku sambil melanjutkan bilasanku.
"Ehmm..aaa..itu."
"Tiba tiba gagap Ray. Heii...biasa aja. Udah lama kenal juga. Kaya maling ketangkap basah kau Ray" godaku.
"Iya, tadi aku lihat kau tak sengaja. Kau bawa bawa map gitu."
"Oh itu aku baru saja daftar kuliah Ray. Biar sarjana kek kalian. Cita cita Ayahku Ray."
"Ohh...kau mau kuliah Ndri. Ambil jurusan apa?"
"Ekonomi Buisnis kawan. Biar pebisnis kaya Ayahnya Stefan" kataku sambil ketawa."Ray, udah tau kan peraturan di rumahku"
"Anggap rumah sendiri" hahahah kami berdua mengucapkannya bersamaan.
"Iya kawan, nanti biar aku bikin sendiri kopinya. Kamu capek gitu nyuci aku bikin sekalian ya" katanya
"Kalau tidak keberatan, boleh"
Ray duduk di kursi meja makan, sambil ngopi menungguku selesai menjemur cucianku.
Setelah beres semua, kutelpon Stefan, mengabarkan Ray ada di rumahku. Dia merasa heran, kenapa Ray berada ditempatku."Ray, tadi bawa bungkusan apa itu" kataku setelah menelpon Stef.
"Oh iya lupa Ndri. Itu nasi. Buat makan siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRI DAN KISAHNYA ( GAYLOVE ) Lanjutan Cinta Tua Cinta Masa Sekolah)
General FictionMengisahkan hidup dan perjuangan Andri yang Gay mencapai cita citanya. Kisah cintanya sebagai Gay tidak mulus. Banyak timbul rasa sakit. Walau ada pria yang mencoba tulus mencintainya, Andri sudah tidak percaya. Bekerja keras sebagai penjual, sebaga...