ARTA

7.6K 233 7
                                    

Keesokan harinya di jam istirahat Daffa hendak pergi keluar sekolah untuk memfotocopy tugas-tugasnya. Namun ia berhenti karena melihat ada Metta menunggu di pos satpam. Daffa lantas menghampiri Metta dan setelah itu Natha muncul dari lorong lain untuk keluar juga dan melihat dari kejauhan.

"Pacarnya kak Ario kan?" Tanya Daffa.

"Kamu temennya Rio kemarin malam?" Balas Metta.

"Nyari kak Rio?"

"Uhmm .." Metta berdengung bingung.

"Gue tau kok, Rio kemana." Tidak lama kemudian Natha menyahuti omongannya dan tiba-tiba datang.

"Nat, lo tau gak dimana?" Tanya Metta kepada Natha.

"Lo harus jelasin semua ke gue apa yang sebenarnya terjadi sama kalian." Pinta Natha.

.
.

Singkat cerita, Natha dan Daffa berhasil menyelesaikan permasalahan antara Metta dan juga Ario. Ternyata Metta selama sebulan ini sedikit mengacuhkan Ario karena ingin memberikan kejutan kepada Ario.

Cerita Metta dan Ario terselesaikan hingga sore hari, Daffa dan Natha terpaksa harus bolos ditengah jam pelajaran dan meninggalkan tas mereka di sekolah. Kini mereka berdua berada di dalam sebuah taxi yang perjalanannya cukup jauh. Dengan mengenakan seragam sekolahnya mereka, Daffa nampak tertidur dengan pulasnya sedangkan Natha sedang asyik bermain game. Dua pemuda tampan yang masih remaja ini menjadi pusat pandangan supir taxi yang sesekali melihat dari kaca dashboard.

"Temennya tidur tuh mas." Ucap supir.

"Biarin pak. Kecapekan dia." Jawab Natha.

Ketika taxi berbelok, tubuh Daffa terpelanting hingga bersandar di bahu Natha. Natha diam karena tak pernah ada seorang pun yang bersandar di bahunya, saat ia memerhatikan wajah Daffa ... ia rapihkan rambutnya Daffa sejenak namun pandangannya tertuju pada lekuk bibirnya Daffa yang mungil itu sehingga menimbulkan flashback malam itu saat mereka berdua berciuman.

Teringat hal itu, ia lantas mengalihkan pandangannya agar tidak menjadi pusat perhatian supir taxinya.

"Kebiasaan nih anak. Kok bisa-bisanya tidur dikeadaan kayak gini. Kalau mama tau, pasti jadi bahan ledekan." Gumam Natha yang kesal.

Sejenak ia foto wajah Daffa yang tidur di posisi itu untuk mengusilinya kelak, setelah itu ia menempatkan kepalanya Daffa diatas dadanya agar lebih nyaman dan merangkulnya untuk memeganginya agar tak jatuh.

"Masih lama, pak?" Tanya Natha.

"Baru sampai di perbatasan, mas." Jawab supir taxi.

"Astagaaa ... Lagian si Ario ada-ada aja. Nangis kok bisa di tempat itu, jauh lagi. Dasar anak alay." Natha bergumam lagi.

Tidak lama kemudian Natha mendapatkan panggilan masuk dari ibunya, ia pun langsung menjawab.

"Malam, ma." Ucap Natha.

"Malam, sayang." Balas mamanya.
"Kamu lagi dimana?" Tanya beliau.

"Ini mau balik, ma. Habis dari tempat temen." Jawab Natha.

"Besok kamu ada acara?"

"Gak ada sih, ma."

"Besok kita ketemu di tempat kerja kamu aja ya?"

"Mama mau ngenalin pacar mama ke aku?"

"Mama tau kamu belum bisa terima keputusan mama. Anggap saja kita sedang makan malam biasa. Bisa kan?"

Sejenak Natha terdiam untuk berpikir dan mencoba menyampingkan perasaannya yang sebenarnya masih belum bisa terima karena mamanya mencari pengganti ayahnya yang sudah meninggal.

Be With You [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang