Cengkrama

1.6K 69 1
                                    

Singkat cerita, semuanya berkumpul di bandara untuk mengantarkan Sarah, Daffa dan Natha kembali ke Jakarta. Tanpa mereka sadari bahwa Natha merasa berar hati untuk meninggalkan Raffa sedangkan Raffa yang berdiri disamping Natha berdiri melambaikan tangan kepada mereka sebagai tanda perpisahan.

Sungguh, Natha benar-benar tidak ingin meninggalkan Raffa namun ia tak ingin menunjukannya kepada  Daffa yang kini mereka berdua sudah berpacaran pula. Teringatlah Natha akan suatu momen ketika di dapur pagi, saat Natha mencium bibir Raffa hingga Raffa terpojok oleh meja dapur dan dikepung oleh kedua tangan Natha. Kedua bibir tipis itu saling mengecup satu sama lain, Raffa berusaha mendorong Natha namun sepertinya hasrat Natha lebih besar sehingga tak mampu untuk dihentikan. Semakin Raffa berusaha untuk mengelak pergi Natha semakin tak terkendali tapi saat itu Raffa berusaha untuk merela dan pasrah justru Natha mulai perlahan berhenti melakukannya dan sejenak mereka berdua menarik nafas dalam-dalam.

"Aku suka sama kamu. Dari dulu." Ucap Natha.

"Kalau kamu suka sama aku, kamu ga bakalan ngelakuin ini." Ucap Raffa yang semakin menyakiti hati Natha.

Sejenak terdiam lalu Raffa berkata lagi "Kalau kamu suka sama aku, seharusnya kamu relain aku bahagia."

Dan hal itu membuat Natha goyah, kakinya bergemetar bahkan ia tak kuat menahan kakinya lagi untuk berdiri tegap dan mulai berjalan mundur menjaga jarak.

"Jadi ... selama ini kamu merasa gak bahagia pas sama aku?" Tanya Natha yang sudah kehabisa cara.
"Kamu ketawa, kamu selalu tersenyum pas jalan sama aku .... apa itu artinya kamu ga bahagia?" Sambung Natha.

Raffa hanya menuduk sedih dan merasa malu, dan Natha melanjutkan perkataannya "Jadi selama itu juga kamu bohong tentang semuanya? Kamu bohong tentang kamu nyaman sama aku dan mulai suka sama aku? Kenapa?"

"Baiklah, aku bakalan ngomong terus terang sama kamu. Papa kamu nyuruh aku pergi."

Itu lah momen singkat yang paling melekat di benak Natha hingga saat ini, hingga sesampainya di Jakarta Natha masih terus memikirkannya dan juga teringat ungkapan dari Raffa.

"Kalau kamu benar-benar sayang sama aku, tolong relain aku. Jangan pernah sakitin Daffa. Dia masih muda, dia belum siap untuk ngerasain sakit yang sama seperti aku rasain. Kamu masih belum terlambat untuk pergi dari Daffa, jangan sampai kamu sakitin hati dia dengan cara yang sama seperti aku.

Oke, mungkin dulu adalah kesalahanku bisa suka sama kamu yang jauh lebih muda dari aku. Dan setelah itu aku sadar bahwa ga mungkin untuk berlanjut ..." Ucap Raffa yang belum selesai.

"Kenapa?"

Dan setelah itu tak terasa sebuah taxi berhenti di tempat tinggalnya Natha sampai-sampai pak supir sampai memanggilnya berkali-kali hingga tersadar dari lamunannya.

"Mas??" Ucap pak supir taxi setelah memanggil Natha berkali-kali.

"Iya, pak?" Jawab Natha yang kaget.

"Sudah sampai , mas."

Lalu Natha keluar dari taxi dan masuk ke dalam kos-kosannya. Natha meletakan tasnya dan sejenak duduk di meja belajarnya, lalu Daffa menelfon.

"Halo." Ucap Natha.

"Udah sampai kos-an?" Tanya Daffa.

"Udah sayang." Jawab Natha.

"Yaudah, mandi terus istirahat gih."

"Iya, kamu juga ya."

"Nanti malam mau makan apa? Aku bawain."

"Apa aja. Eh, kamu tau kos-anku?"

"Kan kamu bisa share lokasi ke aku."

"Naik apa?"

Be With You [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang