Pemakaman

2.1K 71 12
                                    

4 tahun lalu.

Raffa yang saat itu masih mengenakan seragam sekolah SMA berlari dengan panik sambil menangis sesenggukkan memasuk sebuah gedung rumah sakit, ia pun langsung menuju ke meja resepsionis untuk bertanya

"Sus, pasien yang baru saja mengalami kecelakaan di Jl. Raya Darmo sekarang dirawat dimana yaa?" Tanya Raffa.

"Oh, pasien baru saja di bawa ke ruang UGD karena mengalami luka berat, mas." Jawab suster yang menjaga meja resepsionis.

"Luka berat, sus? Seberapa parah?"

"Masih belum ada informasi lebih lanjut, mas. Dokter sedang memeriksanya."

"Ruangannya dimana sus?"

"Mas Surya." Ucap suster tersebut memanggil seorang perawat laki-laki, dan yang dipanggil pun datang.

"Iya, mbak?" Jawab perawat tersebut.

"Tolong antarkan mas ini ke ruang UGD, ya."

"Baik, mbak." Jawab perawat tersebut.

"Makasih, sus." Ucap Raffa.

"Sama-sama." Jawab suster tersebut.

"Mari, mas." Ajak perawat laki-laki tersebut.

Raffa pun lantas diantarkan menuju ke UGD, sesampainya disaat yang bersamaan seorang dokter keluar bersama beberapa perawat yang lain.

"Dokter. Gimana keadaan kakak saya, dok?" Tanya Raffa.

"Didalam ada dua orang yang saya tangani, bapak itu tidak bisa tertolong karena dia mengalami cidera berat sekaligus mengalami serangan jantung. Kalau yang satunya ... saya tidak yakin dia bisa bertahan berapa lama karena dia mengalami kerusakan di organ hatinya akibat pelantingan mobilnya yang cukup hebat, di tambah lagi ... Dia mengalami kelumpuhan pada kakinya dan hampir patah." Ujar dokter tersebut.

"Ya allah bang!!"  Ucap Raffa yang merasa sangat-sangat terpukul dan menangis sesengguhkan lagi.

"Anak itu selalu memanggil-manggil nama Raffa. Apa anda yang bernama Raffa?"

"Benar, dok. Saya Raffa, saya saudara kembarnya dia."

"Sebaiknya kamu langsung masuk untuk temui dia. Karena saya tidak yakin dia bisa bertahan lebih lama lagi."

"Terima kasih, dok."

Raffa pun lantas masuk seorang diri dan semuanya pergi dari sana. Sesampainya di dalam yang ia lihat pertama adalah jasad ayahnya yang masih tetutup oleh selimut setengah badan, ia lantas menghiraukannya dan melihat kakaknya yang bernama Rusdy itu.

Mereka benar-benar sangat mirip, namun yang membedakan mereka adalah Rusdy memiliki benjolan luka di dadanya sedangkan Raffa tidak. Begitu melihat Rusdy terbaring tak berdaya seperti mayat yang hampir menjemput ajal, Raffa menjatuhkan tasnya dan ia lantas duduk bersimpuh dengan begitu lemas.

"Ya allah abang." Ucapnya yang begitu lirih.

Begitu banyak kabel-kabel yang menempel disekujur badannya Rusdy, sehingga membuat Raffa tak kuat menahan isak tangisnya.

"Raff."

Tak lama kemudian terdengar suara Rusdy yang memanggil Raffa. Raffa hanya terdiam  menyaksikan saja dengan matanya yang begitu sembab. Tak lama kemudian Rusdy membuka matanya perlahan dan terus menyebut nama Raffa.

Be With You [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang