Part 1

22.1K 648 2
                                    

Sore itu, seorang gadis terlihat terburu-buru memasuki sebuah pertokoan. Ia baru saja diterima bekerja pada sebuah perusahaan yang ternama.

Ia memasuki beberapa toko untuk mencari baju yang akan ia kenakan besok, karena besok adalah hari pertama ia bekerja.

Setelah keluar masuk beberapa toko, akhirnya oa dengan tergesa pula berjalan keluar dari pertokoan yang cukup padat itu.

BRUKKK!!

Tiba-tiba ia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Tubuh mungil gadis itu oleng dan hampir terhempas ke belakang ketika sepasang tangan menahannya dari belakang dan membantu gadis itu berdiri tegak.

Sementara si penabrak yang hanya terhuyung, segera memunguti beberapa tas belanjaan gadis itu dan menyerahkannya.

"Maaf, gue gak sengaja. Ini belanjaan lo," kata laki-laki itu menyerahkan tas yang dipungutinya tadi pada gadis itu.

"Ehm... Iya gak apa-apa. Gue juga minta maaf ya, soalnya gue buru-buru," gadis itu menerima barang belanjaannya dan menoleh pada pria yang tadi menolongnya.

"Eh... Makasih ya Mas, udah nolongin. Gue pasti udah jatuh kalo Mas gak nolongin tadi," gadis itu tersenyum menatap pria penolongnya.

"It's okay. Lo beneran gak apa-apa kan?" pria itu menatap wajah gadis dihadapannya dengan teliti.

Gadis itu menggeleng sambil tersenyum.

"O ya, nama lo siapa? Kenalin gue Digo," tanya si penabrak menatap gadis itu agak lama sambil mengulurkan tangannya.

"Oh...gue Sisi," gadis itu menyambut uluran tangan laki-laki yang bernama Digo itu.

"Ya udah, gue duluan ya. Ada perlu soalnya," katanya tersenyum lalu melangkah masuk ke pertokoan itu dan menghilang di keramaian setelah melihat Sisi mengangguk kecil.

"Hmm... Jadi nama lo Sisi? Kenalin gue Denis," penolongnya itu tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya yang disambut oleh Sisi.

"Sekali lagi, makasih udah nolongin gue," kata Sisi lagi.

"Iya, udah kewajiban kita saling tolong-menolong kan? Hmm... Lo kesini naik apa?" tanya Denis melihat Sisi yang mungil dengan belanjaan yang lumayan banyak.

"Eh... Tadi naik taksi," jawab Sisi.

"Rumah lo dimana? Biar gue anterin. Gak tega gue liat lo bawa barang segitu banyak," ajak Denis refleks menarik lengan Sisi perlahan.

"Eh... Tapi... Tapi... Gue...mmm... Sebaiknya gue naik taksi aja deh..." sahut Sisi gugup. Masa baru kenal sudah nganterin pulang? Ya kali nyampe rumah, kalo gak gimana? Pikir Sisi.

"Udah gak pa pa.... Gue gak bakal nyulik lo kok. Gue orang baik kok. Jangan khawatir, gue anter dengan selamat sampe rumah lo tanpa lecet sedikitpun! Janji!" Denis berkata sambil mengangkat tangannya dan mengacungkan dua jari✌.

Sisi berpikir sejenak, lalu ragu-ragu mengangguk. Kemudian mengikuti Denis menuju ke mobil berwarna merah mengkilat.

"Alamat rumah lo dimana?"tanya Denis sambil fokus ke jalan raya dihadapannya.

Sisi menyebutkan alamatnya, yang membuat Denis mengangkat alisnya.

"Berarti rumah lo deket dong sama rumah gue?" Senyum Denis mengembang.

"Oya?" Sisi menautkan kedua alis bagusnya.

"Beneran! Rumah gue selisih lima rumah dari rumah lo. Hahaha... ternyata kita tetanggaan," kata Denis tertawa.

"Masa sih? Kok gue gak pernah liat lo ya?" tanya Sisi.

"Iyalah lo gak pernah liat gue. Gue kan baru pulang tiga hari yang lalu dari Aussie," jawab Denis tersenyum.

"Oya? Sekolah?" Sisi membulatkan matanya.

Denis mengangguk mantap.

"Gue baru aja lulus S2 di sana. Trus pulang, mau nerusin usaha bokap di sini," jelas Denis tanpa melepas senyum.

Sisi ikut tersenyum sambil mengangguk-angguk mengerti.

Tanpa terasa mereka sudah sampai di rumah Sisi. Denis membantu membawakan belanjaan Sisi.

"Duduk dulu, Nis," Sisi mempersilakan Denis duduk sedangkan ia meletakkan belanjaannya di kamar dan menuju dapur, membuat dua gelas es sirup.

Sisi meletakkan dua gelas minuman itu di meja dan mempersilakan tamunya minum.

"Lo disini tinggal sama siapa?" tanya Denis mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang tamu itu.

"Emm... Sejak setengah tahun yang lalu, gue tinggal sendiri di sini. Ada sih Bi Narsih, tapi cuma datang pagi, trus siangnya pulang, karena ia punya keluarga yang tinggal di kampung belakang kompleks ini," Sisi menjelaskan.

"Orang tua lo?"

"Udah meninggal enam bulan yang lalu, kecelakaan.... Kakak gue tinggal di Singapore ikut suaminya," jawab Sisi tersenyum.

Denis menatap gadis didepannya lekat. Ada sesuatu mengalir dalam hatinya. Ia kagum pada Sisi yang hanya tinggal sendiri di rumah besar itu.

"Trus, lo kerja dimana?" tanya Denis ingin tau.

"Gue baru mulai kerja besok. Yaa... Gue kan gak bisa ngandalin hasil deposito warisan orang tua gue dan kiriman dari kakak gue. Kasihan, kakak gue kan udah mau punya baby juga," jawab Sisi menunduk.

"Kantor lo dimana? Maksud gue, lo kerja dimana?" tanya Denis lagi.

"Di PT Blue Eagle," sahut Sisi.

"Oh..." Denis mengangguk-angguk.

Gadis dihadapannya ini begitu tegar menghadapi hidup.

Entah kenapa, tiba-tiba saja tumbuh rasa sayang di hatinya untuk gadis mungil didepannya ini.

"Ya udah, gue pulang dulu ya, Si. Kalo lo lagi bete, hubungin gue aja. Atau lo boleh main ke rumah gue. Paling gak kalo gak ada gue, ada mama gue kok," ujar Denis tersenyum berdiri dan pamit pulang.

BERSAMBUNG...

Hai guys... Ketemu lagi nih....
Sempat bingung juga dengan hebohnya komplain dan himbauan di IG... Tapi sumpah... Aku suka banget sama tokoh diatas... Jadi ya... Maaf buat yang keberatan....
Hehehe.... Maksa amat???
✌✌✌

MAKE YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang