Part 47

5.5K 352 26
                                    

Sherin memandangi kartu nama di tangannya. Menimbang-nimbang. Tadi Sisi bilang di telfon, ia sedang berada di Singapore bersama Digo untuk menemui kakak satu-satunya. Digo ingin melamar Sisi secara resmi. Karena Sisi sudah tidak punya orang tua, maka kakak Sisi sebagai gantinya.

Sherin mengambil ponselnya, ragu-ragu ia menekan beberapa nomor di ponselnya, lalu dimatikan lagi. Ia tertarik dengan pekerjaan yang ditawarkan Romeo, teman kuliah Sisi.

Sherin memantapkan hatinya. Dihubunginya nomor yang tertera di kartu nama itu, lalu menunggu nada panggil di ponselnya dengan hati berdebar.

"Hallo?" terdengar suara dari seberang.

"Euhm... Hallo, ini Sherin. Yang kemarin ketemu lo di mall. Gue temen Sisi," ujar Sherin hati-hati.

"Ah ya... Gue inget! Gimana? Lo jadi ke kantor gue?"

"Ya...ya... Tapi... Gue sendiri gak pa pa kan? Maksud gue, Sisi lagi ke Singapore nemuin kakaknya," jawab Sherin ragu.

"Hahaha... Ya gak pa pa lah... Emang lo harus ya kemana-mana sama Sisi?" tawa dari seberang terdengar renyah.

"Oke, kalo gitu nanti gue ke kantor lo. Jam berapa lo ada di kantor?" tanya Sherin memastikan.

"Ini gue lagi di jalan. Lo dateng aja sekarang. Soalnya siang nanti gue mau ketemuan sama klien," kata Romeo memberitahukan jadwalnya.

"Euhm...oke. Gue kesana sekarang."
Sambungan terputus. Sherin segera berlari ke kamarnya. Ia bersiap berangkat ke kantor Romeo.

Sherin sudah rapi dan siap ketika mamanya memanggilnya turun.

"Ya Ma?" tanya Sherin sambil meneliti lagi penampilannya.

"Kamu jadi berangkat sekarang?" tanya mama nya.

"Iya Ma. Soalnya siang nanti Romeo ada meeting dengan klien nya."

"Ya udah. Itu kebetulan Denis datang nganterin bolu kukus buatan tante Andin. Sekalian aja kamu diantar Denis," mamanya sudah menarik tangan Sherin sebelum Sherin sempat menjawab.

"Denis, tolong sekalian anterin Sherin ya. Dia ada wawancara kerja hari ini," kata mama Sherin yang diangguki Denis sambil tersenyum.

Hmm... Senyum formalitas! Batin Sherin melihat senyum Denis.

"Ya udah Ma, Sherin berangkat dulu ya," Sherin pamit diikuti oleh Denis.
Keduanya beriringan berjalan ke mobil Denis yang diikuti pandangan bahagia Mama Sherin.

"Kamu mau ngelamar kerja?" tanya Denis saat mereka sudah dalam perjalanan.

"Iya," angguk Sherin mengiyakan.

"Dimana?"

"T&R," Sherin menjawab singkat.

"Mmm... Sher... Lo sudah ketemu Sisi?" tanya Denis melirik Sherin.

Deg!
Sherin menunduk. Sisi lagi. Selalu Sisi! Apa tidak ada topik lain?
"Sudah."

"Oya? Kapan? Aku belum pernah ketemu dia sejak pulang dari Villa sebulan yang lalu," tanya Denis antusias.

"Kemarin," sahut Sherin malas.

"Kemarin? Dimana?" desak Denis.

"Kita janjian ke mall bareng," jawab Sherin menekan perasaannya.

"Kok kamu gak cerita kalo janjian sama Sisi?" tanya Denis kesal.

"Memang kamu selalu bisa dihubungi ya?" tanya Sherin ketus.

Denis melirik Sherin. Ia tau, Sherin kesal. Denis memang sering mengabaikan telfon dari Sherin. Ia tau gadis itu mencintainya sebelum gadis itu mengungkapkan perasaannya. Tapi menerima cinta yang ditawarkan Sherin tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Rasa cintanya pada Sisi masih belum berkurang sedikitpun.

MAKE YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang