Part 48

5.5K 353 13
                                    

Digo dan Sisi menarik nafas lega saat pesawat mereka sudah mendarat kembali di Indonesia.

Keduanya bergegas keluar bandara. Digo sudah menghubungi supir kantor untuk menjemputnya.

Dan sekarang mereka berdua sedang dalam perjalanan ke rumah Sisi.

"Huuuft... Lega ya... Akhirnya aku udah ketemu kakak kamu. Daaaann... Bulan depan kita resmi tunangan....," kata Digo tersenyum senang.

"Tapi persiapannya? Aku kan gak punya sodara di sini, Honey," tanya Sisi murung. Ia benar-benar merasa sendiri.

"Kok kamu bingung sih? Kan ada aku?" jawab Digo lalu memeluk Sisi dan menyandarkan kepala Sisi ke bahunya.

Sisi memejamkan matanya. Berusaha menghalau rasa sedih yang tiba-tiba menguasainya.

"Kita akan persiapin bareng-bareng, Sayang," janji Digo mengecup kepala gadis tercintanya.

"O iya Honey, gimana soal aku kerja sama Romeo? Boleh ya? Please," tiba-tiba saja Sisi teringat tawaran kerja Romeo.

"Mmm... Gimana ya? Aku takut kamu nanti suka sama Romeo!" sahut Digo khawatir.

"Ya nggak lah, Honey. Kita kan udah mau resmi tunangan, masa kamu masih cemburu aja sih?" Sisi cemberut. Ia menarik kepalanya dari bahu Digo dan menjauh.

"Eh, kok jauh-jauh gitu? Bukannya apa apa, Sayang. Aku takut aja kalo kamu nanti jadi suka sama salah satu dari mereka," kata Digo meraih lengan Sisi, menariknya agar kembali mendekat padanya.

"Itu berarti kamu gak percaya sama aku! Padahal yang harusnya gak percaya itu aku! Kan kamu yang temen ceweknya banyak!" gerutu Sisi kesal.

"Ih, tapi kan aku cintanya sama kamu doang, Sisi sayang. Jangan ngambek dong. Iya deh, kamu boleh kerja disana, tapi ada syaratnya," akhirnya Digo mengalah.

"Kok pake syarat sih?" protes Sisi manyun.

"Mau gak?"

"Iya...iya... Ya udah, apa syaratnya?" Sisi melirik sebal pada Digo.

"Satu, pulang pergi kerja aku yang antar. Dua, kamu gak boleh TP TP. Yang ketiga, kamu harus janji seluruh hati kamu tetap buat aku. Gimana?"

"Iya deh. Aku gak mungkin TP TP apalagi berpaling sama yang lain. Makasih ya Honey," kata Sisi tersenyum senang. Kalo syaratnya cuma itu doang mah kecil, kata Sisi dalam hati.

-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Mobil Digo berhenti di depan kantor Romeo. Sisi tersenyum memandang gedung dengan gaya minimalis itu, lalu membuka pintu mobil, hendak turun. Tapi tangan Digo menahannya turun.

"Ingat ya Si, kamu itu tunangan aku. Gak boleh lirik-lirik cowok lain!" Digo mengingatkan Sisi.

"Iya sayangkuuuu," jawab Sisi sedikit kesal dengan sikap cemburuan Digo.

Dengan berat hati Digo membiarkan Sisi turun dari mobilnya. Dilihatnya Sisi melangkah menjauh.
Tiba-tiba Sisi berhenti dan berbalik. Berlari kecil kembali ke mobil Digo. Membuka pintu mobil, duduk didalamnya tanpa menutup pintunya, lalu mengecup pipi Digo sekilas sebelum kembali berlari masuk ke kantor T&R setelah menutup pintu mobil.

Digo tertegun. Kejadian itu sangat cepat. Lalu ia menjalankan mobilnya sambil senyum-senyum memegang pipinya sendiri yang baru saja dicium Sisi.

Dan Digo masih senyum-senyum sendiri sesampai di kantornya.

"Kesambet apa lo?" tanya David mengekor langkah Digo ke ruang kerjanya.

"Kesambet cinta," sahut Digo tersenyum lebar.

MAKE YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang