Part 59

6K 345 13
                                    

Digo melirik Sisi yang masih cemberut di sampingnya. Pipi putihnya makin chubby. Digo gemas melihatnya.

"Kamu kenapa sih? Kok cemberut terus dari tadi?" Digo menowel dagu Sisi yang refleks menghindar.
Ia masih kesal pada Digo.

"Gak kenapa-napa!" sahut Sisi ketus.

"Gak kenapa-napa kok cemberut? Biasanya, kalo cewek lagi cemberut, ditanyain kenapa jawabnya gak kenapa-napa itu justru ada apa-apa. Kenapa sih, Sayang?" Digo mengusap kepala Sisi lembut.

"Gak usah pegang-pegang!" sentak Sisi galak.

"Duh, calon istri aku galak amat sih?" Digo mengernyit heran.

"Biarin!"

"Kok gitu?"

Sisi diam. Wajahnya dipalingkan melihat keluar jendela mobil. Tidak mau melihat Digo.

"Kamu marah ya sama aku? Gara-gara tadi?" tanya Digo sabar.

"Nggak! Ngapain marah? Kalo kamu suka ya sana pergi sama dia aja," jawab Sisi ketus.

Digo tersenyum. Ia menepikan mobilnya di sebuah taman di dekat rumah Sisi.
Diraihnya dagu Sisi agar Sisi memandangnya.
Digo terkejut. Pipi Sisi basah. Sisi menangis!

"Kamu nangis? Aduuuh... Kenapa sih? Aku nyakitin kamu ya?" Digo menarik Sisi dalam pelukannya.
Sisi memberontak, tapi Digo makin erat memeluk gadisnya hingga ia lelah memberontak.

"Maaf ya, udah bikin kamu nangis. Kamu masih cemburu sama Sofi?" tanya Digo hati-hati.

Sisi mengusap pipinya. Ia kesal karena Digo masih bermanis-manis pada Sofi.

"Sayang, percaya deh, aku gak bakalan ke lain hati kok. Aku cuma cinta sama kamu aja," bujuk Digo menatap Sisi lembut.
Sisi memandang mata Digo lekat, seolah ingin melihat ke dalamnya. Sisi menemukan kejujuran di sana.

"Aku gak suka kamu senyum-senyum sama dia," kata Sisi sangat pelan, nyaris berbisik. Ia menyembunyikan wajah merahnya di dada bidang Digo.

"Jadi cemburu nih ceritanya?" goda Digo tersenyum. Ia senang Sisi cemburu, itu berarti Sisi benar-benar mencintainya.

Sisi menarik diri dari dekapan Digo. Memalingkan wajahnya menatap lengangnya jalanan kompleks.
"Nggak! Siapa yang cemburu?" jawab Sisi salah tingkah.

"Jadi gak cemburu? Yaah... Padahal tadi aku udah seneng banget dicemburuin sama kamu. Ternyata kamu gak cemburu ya? Berarti kamu gak cinta dong sama aku?" rajuk Digo memasang muka sedih.

"Mmm.... Cinta kok," sahut Sisi cepat. Wajahnya memerah.

"Tadi katanya gak cemburu? Berarti gak cinta dong?" pancing Digo.

"Cemburu juga kok. Dikit," jawab Sisi lirih, menundukkan kepala.

"Hmm... Banyak juga boleh. Aku seneng banget kamu cemburu. Itu tandanya, kita sama-sama saling cinta. Aku juga sering kok cemburu kalau kamu lagi sama cowok lain. Apalagi sama Denis!" ceplos Digo membuat Sisi terperangah.

"Tapi aku sama Denis kan cuma sahabatan, Honey?"

"Kamunya nganggap sahabat. Denis? Dia kan cinta sama kamu!" cibir Digo. Matanya menyiratkan kecemburuan.

"Tapi aku cintanya sama kamu aja," kata Sisi menatap Digo, lalu menunduk lagi dengan muka makin semburat merah.

"Beneran nih?" Digo makin senang menggoda Sisi.

Sisi mengangguk pelan.

"Jadi pengen cepet nikahin kamu deh," Digo mencubit pipi Sisi gemas.

Sisi melotot mendengar kata-kata Digo. Dan Digo terkekeh melihat Sisi yang kembali manyun, tapi pipinya lagi-lagi memerah malu.

MAKE YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang