"LO!"
Nafas Abel memburu, dengan wajah memerah Abel mengintip sedikit dari sela-sela jarinya yang menutupi wajahnya.
Saat merasa pemandangan di depannya sudah aman, alias cowok itu sudah memakai bajunya, Abel segera menurunkan tangannya dari wajahnya.
Mata Abel kembali membola saat melihat siapa di hadapannya ini.
"Lo?!" Pekik Abel kaget.
"Lo ngapain disitu?! Ngintipin gue kan lo!" Tuduh cowok itu dengan tatapan tajamnya.
Abel mendelik mendengarnya. "Ngintipin lo?! Enak ajaa! Justru gara-gara lo! Mata gue jadi sakit ngelihat-- begitu tau gak?!" Bentak Abel nyolot, tapi sungguh ucapan dengan respon tubuh Abel sangat bertolak belakang, wajah Abel justru semakin memerah saat mengingat insiden beberapa detik lalu.
Astaga!
"Gak peduli!" Setelah itu dengan seenak jidatnya cowok itu segera menutup jendelanya juga gordengnya.
"Eh! Eh! nanti dulu doongg! Argaaa!"
Ya, Arga.
Cowok itu Arga, Arga yang tadi ganti baju gak lihat-lihat.
"Argaa wooii!"
"Jangan lupaaa besookkk! Absenin guee!"
"Argaa! Kampret nih! Argaaaa!"
"Setelah lo bikin mata gue ternodai, lo gak ada niatan minta maaf gitu sama gue?!"
Hening.
Semua teriakan Abel di balas keheningan malam ini, Abel menggeram kesal, matanya tak sengaja menatap vas bunga kecil di samping luar jendela kamarnya ini, dia mengambilnya dan hendak melempar ke jendela kamar Arga.
"Denger ya Bel, lo harus tahan emosi lo, inget misi lo."
Ucapan Elsa waktu itu bersuara di kepalanya, membuat Abel menggeram kesal dan mencengkram vas bunga itu kuat-kuat.
"Misi gue? Haha, iya misi gue.. suatu saat lo bakal luluh sama gue Arga, gue yakin itu." Gumam Abel pelan, dia kembali menaruh vas bunga itu di tempat semula.
Lalu tanpa malu lagi Abel berteriak, tak perduli hari yang sudah semakin gelap.
"ARGAAA! BESOK JANGAN LUPA YAA IZININ GUE!"
"BTW, GUE BARU TAU RUMAH LO TERNYATA DISINI!"
"KALO GITU SABTU KITA KERKOMNYA DI RUMAH OMAH AJA, GIMANA?!"
Hening.
"LO UDAH TIDUR YA?! OGHEY DEH! JANGAN LUPA BACA DOA! BACA DOA YAA, BUKAN BACA KORAN!"
"SAMAA--" Abel menggantungkan kalimatnya, dia mencengkram pegangan jendela itu sambil menahan senyum.
"Jangan lupa mimpiin gue!!" Teriak Abel lagi, tapi kali ini menurunkan oktafnya, dia segera menutup kencang kaca jendelanya dan menutup gordengnya.
Abel memekik, membanting tubuhnya ke kasur, menenggelamkan kepalanya ke bantal, merutuki kebodohannya.
"Lo ngomong apa si, Bel anjirr." Gumam Abel dengan wajahnya yang sudah merah padam.
Wajahnya semakin memerah mengingat gimana tadi dia menatap punggung lebar putih milik Arga itu, terlebih saat tiba-tiba Arga berbalik.
Abel seperti mendapat rejeki nomplok saat Arga membalikan tubuhnya.
Dada Arga yang bidang, sungguh pelukable banget.
Di tambah, Abel melihat ada enam roti sobek disana.
"Argaaa! You make me crazy!"
"Lo pacarable banget sialan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGABEL
Teen Fiction●BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA💕● Abel, itu orangnya simpel, dia asik kalau gak di usik. Abel si Badgirl yang selalu diincar kakak kelas karna penampilan dan keberaniannya pada senior-senior di sekolah. Di scors? Abel tidak takut di scors, karna it...