chapter 9

205 14 1
                                    

"ARGA!"

Arga yang merasa namanya di panggil pun menoleh dan mendapati Abel yang tengah berlari ke arahnya.

Arga menatap Abel datar, "apa?" Tanyanya dingin.

Abel terlihat seperti mengatur nafasnya yang memburu karna mengejar Arga yang di teriaki tak mendengar--ah entah memang tak dengar atau pura-pura tak mendengar.

"Gila yaa, gue ngejar lo dari di lantai satu sampe naik ke lantai dua, lo bolot banget si di panggilin gak noleh-noleh!" Seru Abel menggebu.

Tatapan Arga menajam, "ngomong apa?" Desis Arga, Abel langsung tersadar akan apa yang dia ucapkan barusan.

"Eh, nggak.. maksud gue--nihh." Segera Abel memberikan kotak makannya pada Arga.

Arga hanya diam menatap kotak berwarna biru itu tanpa ekpsresi, wajahnya kaku banget kek baju baru.

"Ehmm, ini makanan, sebagai ucapan terimakasih gue kemarin karna lo udah bantu gue." Kata Abel dengan senyum cerianya.

Arga kini beralih menatap Abel masih dengan ekpsresi yang sama.

"Gue puasa." Jawab Arga singkat.

Setelah itu Arga kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan Abel yang ternganga membatu di tempat.


Abel Pov

"Dia puasa!"

"Apa?"

"Dia puasa Elsa!"

"Lo kenapa gak bilang?"

"Gue mana tau!"

"Hahahah, yaudah-yaudah sabar."

Apa katanya? Sabar?

"Sabar? Hah? Lo bilang sabar?!" Pekik gue, dengan kesal gue menendang tong sampah yang ada di atas rooftop ini.

"Lo gak tau, gimana waktu gue kebuang sia-sia karna nunggu dia di kelas, nyari dia ke ruang guru, gue bahkan gak isi perut gue sendiri cuma buat ngasih ini ke dia, dan dia dengan gampangnya bilang dia puasa!! Aarrgghh!! Pengen meledak gue tuh rasanyaa!!" Lanjut gue emosi.

Gue mendengus sekuat-kuatnya, gue melihat Elsa tertawa kencang di layar ponsel gue berbarengan dengan datangnya angin yang berhembus halus seolah mencoba ikut menenangkan gue yang emosi ini.

Karna si Arga gak nerima kotak bekal gue, gue pun akhirnya memberikan makanan itu pada teman-teman gue, entah apa isinya gue gak tau.

Sekarang gue tengah berada di rooftop sekolah, saat bel masuk berbunyi tepat dimana Arga pergi gitu aja, gue mutusin buat cabut ke rooftop, tak lupa gue ngajak teman-teman gue, karna mereka pasti bakal ngambek kalo gue madol sendirian gak ajak-ajak.

Di rooftop sekolah ini ada kafe kecil gitu, biasanya yang nongkrong disini tuh kakak kelas yang populer guys, kek sekarang ini tapi mereka ada di ujung sana.

"Lagian, cara lain kek El.. selain kasih makanan." Kata gue kesal.

"Tuhkan, dah gue duga, kalau bekal yang lo bawa tuh bukan buat lo."

"Lagian, bukan Abel banget bawa bekal ke sekolah."

"Gua sebenernya juga udah curiga, cuma gua diem aja."

"Buat siapa si emang sebenernya tuh bekal, Bel?"

Gue tersentak dan segera menoleh mendengar suara di belakang gue, ternyata sahabat-sahabat gue dengar percakapan gue!

Mampus!

"Arga yaaa." Ledek Nadia jail.

"Udah deh, Bel. Ngaku aja, iya kan?" Lanjut Dara yang membuat gue semakin ngerasa terpojok.

ARGABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang