chapter 16

166 9 0
                                    

Hi guys!

Gimana kabar kalian?

Masih nunggu cerita ini gak?

Kalian lagi suka sama seseorang, apa udah move on sekarang?

Rekor kalian mencintai seseorang itu pernah sampai berapa lama?

Kalo aku pernah sampai enam tahun cinta diam-diam sama dia, tapi sekarang udah move on dong, HAHAHA.

Dan buat kamu yang lagi mencinta dia, jangan sampai kamu mencintai dia melebihi kamu mencintai diri kamu sendiri, oke.

Jangan lupa bahagia 🥰

Udah senyum belom hari ini? Kalo belum, Arga sama Abel mau bantu kalian buat senyum hari ini! :D.

HAPPY READING GUYS, SEMOGA SUKA DAN GAK BOSEN😅


🌻🌻🌻

"ABEL BANGUN!"

"ABEELL!"

"WOI KEBO! BENER-BENER LO YAA?!"

"GIMANA MAU PUNYA PACAR, TIDUR AJA KEK ORANG MATI!"

teriak Elsa sambil menyibak selimut yang dikenakan Abel.

"Eughh... Berisik!" Sungut Abel hendak kembali menarik selimutnya, namun Elsa segera membuangnya ke lantai.

"Ck! Bel, cepet banguunn! Ada Arga tuh di bawah!"

"Suruh pulang." Sahut Abel sembari bergumam tak jelas, dia kembali memeluk gulingnya, Elsa berdecak dan menarik guling yang di peluk Abel.

"Lo katanya mau kerja kelompok, gimana siih."

"Kerja kelompok?" Gumam Abel, matanya perlahan terbuka sembari mengusap lebar.

"Iyaa, itu Arga udah di bawah."

"Astaga!" Abel memekik, dia segera mengubah posisinya menjadi duduk.

"Jam berapa sekarang?!" Abel menatap jamnya yang menunjukan pukul 9 pagi.

"Arga dimana?" Tanya Abel.

"Dibawah, lo cuci muk--" ucap Elsa terpotong karna Abel sudah lebih dulu lari keluar kamar.

Abel menuruni tangga dengan rusuh, baju biru laut yang kebesaran serta celana hotpants hitam yang dikenakannya.

"Lu bikin orang nunggu aja Bel, kasian tuh si Arga." Kata Adel saat Abel sudah berada di lantai dasar.

"Arga mana Mi?" Tanya Abel.

"Tuh, di taman belakang."

"Oke."

Abel berjalan ke dapur untuk menuju taman belakang, sesampainya disana matanya langsung menangkap sosok Arga yang kini tengah mengobrol dengan Papi nya.

"Ga." Panggil Abel, membuat kedua laki laki berbeda usia itu menoleh.

"Nah, tuh dia Abel, om tinggal ya Ga?" Kata Damar sambil berdiri dari duduknya.

"Iya om." Jawab Arga sopan.

"Bantu om ya Ga." Kata Damar dengan senyum tulusnya, Arga hanya diam.

Abel mengernyitkan dahinya bingung.

Saat Damar sudah sampai di samping Abel, Damar menyempatkan tangannya melayang pada kening Abel.

Tak!

ARGABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang