chapter 22

118 5 0
                                    

Saat itu juga lengan gue di tarik paksa hingga sendok yang berisikan bakso di tangan gue itu terjatuh ke lantai.

"lo apa-apaan si?" gue menyentak kasar tangan dia yang mencengkram lengan gue.

ya Allah, mau makan aja susah banget Abel.

punya dosa apa coba gue.

author POV

"ikut gue." Arga tak menggubris pertanyaan Abel, dia kembali mencengkram lengan atas Abel, menarik paksa gadis itu keluar dari kantin.

Buru-buru Abel menggapai tas dan handphone nya, dengan kesusahan Abel mengikuti langkah lebar dan cepat Arga.

kini mereka menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi di kantin ini, sampai Abel dan Arga keluar dari area kantin, Abel kembali berusaha melepaskan lengan atasnya yang di cengkram kasar oleh Arga.

"lepasin! Lo apa-apaan si Ga!  Sakit tau ga?!" Bentak Abel setelah berhasil menyentak tangan Arga dari lengannya.

Arga mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal, dengan tatapan tajam yang menghunus ke arah Abel, Arga berjalan pelan menghampiri Abel yang terus memundurkan langkahnya ngeri.

"lo ngerusak pagi gue." katanya pelan sambil terus melangkah mendekati Abel yang terus melangkah mundur.

"bisa gak lo, gak selalu buat masalah?"

"BISA GA?!"

Abel memejamkan matanya kaget saat Arga membentaknya keras tepat di depan wajahnya.

"gue gak ngerti lo kenapa, kalo lo masih marah soal kemarin? Berapa si harga baju lo? Gue ganti sini." kata Abel, dia mengeluarkan uang dua ratus ribu dari saku kemejanya dan memberikan pada Arga.

namun dengan kasarnya Arga menepis tangan Abel yang memegang uang itu, membuat uang dua ratus ribu nya tergeletak di lantai.

"lo cewek biang onar yang bisanya nyusahin gue."

Abel terkekeh sinis, emosinya ikut tersulut. "Gue gak pernah minta lo buat ikut campur urusan gue." jawab Abel menatap Arga tajam.

"gue juga gak sudi ikut campur kalo bukan karna guru." setelah itu, Arga kembali menarik kasar lengan Abel, membawa gadis itu naik ke lantai dua menuju ruang guru.

"akhh..." Abel meringis saat Arga semakin mengencangkan cengkramannya pada lengannya.

dalam hati Abel terus mengutuk cowok itu.

sampailah di ruang guru, Arga menghempas kasar lengannya dan meninggalkannya begitu saja.

Abel mendengus, dia mengusap lengannya yang terasa kebas dan memerah.

"cowok sialan."

tok! tok!

Abel membuka pintu putih yang menjulang tinggi di depannya, setelah mengucapkan salam, Abel masuk ke dalam ruangan yang tak lain adalah ruang guru.

Abel berjalan menuju kursi yang di duduki sensei namun matanya terarah pada sosok laki-laki yang ia temui di kantin tadi.

Hilal.

cowok itu tengah di jewer telinganya oleh pak Wawan di hadapan pak Tono wali kelasnya.

Hilal tanpa sengaja menatap kearah Abel, dia menyempatkan dengan mengedipkan sebelah matanya pada Abel sebelum kembali mengaduh kesakitan, entahlah. Abel antara kesal dan ingin tertawa melihatnya.

"permisi sensei." ucap Abel saat sampai di meja guru yang sedari tadi menunggunya, sensei yang tengah sibuk mengoreksi buku muridnya pun terhenti.

"silahkan duduk." kata sensei to the point.

ARGABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang