Chapter 24

124 6 8
                                    

Arga mendengus kasar, matanya terus menatap ke lantai koridor tempat dimana dia dan Abel bertengkar tadi pagi.

mencari uang Abel yang hilang, yang dia hilangkan.

Arga tau, dia salah.

tapi ini bukan sepenuhnya salahnya, bukan?

walaupun uang dua ratus ribu bisa dia gantikan, tapi rasa bersalah tetap saja ada saat melihat wajah murung gadis itu.

"argh! shit!" Arga mengumpat, wajah Abel yang terkejut saat dia membentaknya dan wajah murung gadis itu di kelas karna kehilangan uangnya  terus berkeliaran di kepala Arga.

beberapa kali Arga bertanya kepada siswa siswi lain yang lewat apakah melihat uang dua ratus ribu, jawaban mereka adalah tidak melihat, entah itu jujur atau tidak.

Arga merogoh saku celananya saat dirasa handphone nya berdering.

nama Aisyah tertera di layar handphonenya, Arga pun mengangkat tanpa pikir panjang.

"kamu gak ke kantin, Ga?"

"ya, gue udah di kantin, sorry gak samper lo."

"hmm iya gapapa, aku kesana ya."

"oke."

Arga mematikan sambungan teleponnya dan bergegas masuk ke area kantin.

****

Abel memainkan ponselnya dengan bibir mengerucut.

dia bosen, perutnya sangat lapar karna pagi tadi tidak sempat mengisi perutnya.

lalu tanpa sengaja Abel melihat ada permen alpenliebe strawberry di kolong meja Arga.

senyum licik terukir di bibir tipis gadis itu, dengan perasaan senang dia mengambil permen itu, dan membuka bungkusnya.

"beruang kutub, minta yaa. Iya Abel ambil aja buat lo, oke makasih." Oceh Abel, setelah itu memasukan permen Arga ke dalam mulutnya.

Abel memilih keluar kelas, berdiri di balkon depan kelasnya, menatap aktivitas manusia-manusia yang bersekolah disini, ada yang tengah bercanda di koridor menuju kantin, ada yang tengah masuk masjid untuk sholat Dhuha, ada yang pacaran dan lainnya.

"kenapa ya, gue ada rasa seneng ada rasa gak seneng duduk sama tuh mahluk es." gumam Abel pada dirinya sendiri di sela makan permennya.

"ah! Mungkin seneng karna misi lo bisa lebih mudah selesainya kan? iyalah! udah deh Bel gak usah mikir yang gak mungkin terjadi, gak mungkin banget lo suka sama tuh mahluk es, selera lo kan cha eun woo." Abel menggelengkan kepalanya berulang kali, mengusir pikirannya yang tidak jelas ini.

"tapi ngemeng-ngemeng, misi gue sama sekali gak ada perkembangan, gue harus gimana ya, ngedeketin Arga bisa darah tinggi gue di buatnya,"

"gak tahu lah ah," Abel membuang gagang permennya ke bawah dengan asal.

TUK!

"siapa di atas?!"

tubuh Abel membeku mendengar suara pak Wawan di bawah sana yang berteriak, buru buru Abel menghindar berjongkok dengan spontan dan masuk ke dalam kelas.

dalam hati mulutnya berkomat kamit semoga dirinya tidak mendapatkan hukuman lagi.

....

ARGABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang