Dua hari setelah keluar dari rumah sakit, Rajuna kembali stabil dengan tetap menjaga pola hidupnya, dibantu Gatra yang akhir-akhir ini makin posesif. Apa lagi Bunda, dia bahkan menyiapkan jadwal untuk Rajuna bergantian menginap dirumah Ayah dan Bunda. Seketat itu, sampai kegiatan setelah sekolahpun sudah Bunda rangkai.
Bukan hanya itu saja yang berubah dan aneh, setelah keluar dari rumah sakit, botol obat ditasnya kembali penuh dengan obat-obat. Waktu berpas-pasan dengan Dokter Terri, pria itu Cuma tersenyum sambil mengacak rambut Rajuna. Membuat Rajuna merasa sebesar apa perjuangan orang-orang disekitar ini memperjuangkan hidupnya yang sebenarnya ia sendiri sudah lelah menjalaninya.
Sambil menunggu Gatra selesai pelajaran tambahan untuk persiapan UNBK dan UTBK nya, kali ini Rajuna berdua dengan Haidar nongkrong ditemani es marimas diatas meja dan wifi gratis untuk keduanya main game sama-sama diwarung dekat sekolah. Perlu menyebrang sih, tapi tempat ini yang paling enak dan terjangkau untuk siswa bokek seperti mereka berdua.
Haidar menghempas ponselnya ke atas meja sambil berdecak kesal saat karakter yang ia mainkan mati tertembak dan permainan dimenangkan tim lawan. Rajuna yang sudah berusaha semaksimal mungkinpun ikut berdecak dan memandang Haidar penuh kesal. Cowok hitam manis disamping Rajuna meminum es marimas jeruknya yang sudah bercampur dengan es batu hingga tandas, lalu melirik Rajuna yang beralih dari aplikasi game yang tadi mereka mainkan.
"Siapa tuh?" tanya Haidar begitu tidak sengaja melihat Rajuna yang tengah membalas pesan seseorang.
"Ayah, suruh pulang cepat katanya."
"Mau gue antar gak?"
"Gak usah, nungguin Kak Gatra aja."
"Eh, Dar. Btw, guekan kemarin beli ikan cupang ya terus gue kasih nama Sinta, nah, sekarang tuh ikannya suka gak mood, gak mau makan."
"Lo kasih seblak coba atau cokelat? Biasanya cewek kalau dikasih begituan girang lagi."
"Sinta jantan, Dar."
Haidar diam sejenak lalu mengelus dada karena sudah lelah dengan kelakuan sahabatnya.
"Ajak nonton bola bareng coba? Cowok kan biasanya suka bola."
"Ah, enggak ah. Sinta Kpopers."
"MasyaAllah."
"Biarin aja dia mati, kasian punya majikan kayak lo!"
"Jahatnyaa," sahut Rajuna sambil geleng-geleng dan akhirnya beralih pada ponselnya. Bertanya pada Google, ikan cupang lebih suka bakwan apa pisang goreng.
"Btw, Jun. Gatra kemarin berantem sama Ayah lo di RS."
Rajuna melirik sebentar, lalu kembali pada fokus mencari pakan yang cocok untuk Sinta. Tidak mengubris kalimat Haidar yang memancing, karena ia tau, ia mendengar dalam tidurnya.
"Tau kok."
Tiba-tiba pesan masuk dari Ayah lagi. Rajuna melirik Haidar sebentar, cowok itu sibuk mengunyah es batu dari dalam gelas setelah mengangguk-angguk saja begitu mendengar jawaban singkat Rajuna. Rajuna tersenyum samar, lalu kembali menatap rentetan kalimat yang Ayah kirim dengan menahan buncah di dalam dadanya.
Ayah
Cepat pulang.
Pulang sekarang, tante Fara mau ajak ke danau.
***
Sebenarnya Rajuna masih bingung kenapa ia bisa diajak Ayah ikut ke dalam kencan mereka berdua. Berbekal rasa percaya dan semangatnya begitu tau ia juga diajak, Rajuna langsung minta Gatra membawanya pulang dengan kecepatan diatas rata-rata sambil bernyanyi lagu bento disepanjang jalan, katanya biar kalau Gatra lewat jalan itu lagi orang-orang pada ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECHO IN THE FOREST ✔ [TERBIT]
FanfictionGema nyaring yang berdegung mengitari ruang keluarga siang itu seperti petir yang menyambar Rajuna tiba-tiba. Bukan karena kata-kata kasar nan menyakitkan yang Kakaknya Gatra pekikkan, namun masa depan yang telah ia bayangkan bersama orang-orang ter...