10

5.1K 466 9
                                    

"kalo kamu gimana?" tanya Chika setelah menghabiskan sepotong pizza ditangannya.

"hmm ya gajauh bedalah" balas Ara membuat Chika cemberut

"ya gimana atuh ih"

"iya iya.."

"gajauh beda dari kamu. Aku juga jadi orang yang beda, bahkan dulu ga jarang aku ribut sama papi-"

"serius ko bisa?" potong chika cepat

"makanya sabar.. yaa semenjak kejadian itu aku jadi gampang emosian. Suka ribut disekolah, papi juga pernah sampe dipanggil ke sekolahan garagara aku" ucap Ara sambil menunduk saat menyadari tatapan Chika menajam ke arahnya

"kenapa bisa? sampe papi dipanggil kesekolah gitu?" tanya Chika

"hmm jadi...

flashback on

"yhaa dasar anak durhaka, makanya ditinggalin kan lo sama maminya" ejek seorang anak

"hush jangan gitu ah jes, tar dia ngelapor ke kakaknya.. eh iya kakanya kan ikut pergi juga ya hahaha" ucap anak disampingnya

"emang dasar anak pungut" ejek kedua orang tersebut

Bukannya tidak bisa membalas, namun Ara lebih memilih untuk menahan emosinya yang sewaktu waktu bisa lepas. Namun -

"eh kakanya katanya ga normal k-"

"anjing lo ya gue diemin dari tadi!" teriak Ara sambil menghantkan tinjuannya ke anak yang sedari tadi mengejeknya

Ara masih diam jika ia yang dihina, tapi jika Chika atau sang mami dan papi yang dihina. Ia tidak akan tinggal diam.

flashback off

gitu deh" ucap Ara mengakhiri ceritanya.

Tatapan Chika yang semula tajam berubah menjadi sendu karena alasan Ara ribut dengan temannya adalah karena dirinya.

"its okay ka chika"

"gapapa ka chika, sekarang kan kita udah bareng lagi" ucap Ara sambil menatap sang kaka yang sudah berkaca-kaca

Chikapun merentangkan tangannya seperti anak kecil yang meminta dipeluk sang ibu.

Ara yang memahaminya segera masuk kedalam pelukan sang kaka, dan tanpa sadar dirinya meneteskan air mata kebahagiaan.

"eits ada apa ni pada peluk pelukan gini? ko mami ga diajak?"

"loh mami udah pulang?" tanya Ara langsung melepaskan pelukannya

"ko ga ketok dulu sih mii" rengek Chika sebal

"hehe iyaa maaf yaa mami langsung nyelonong, ikutan dong kalo mau pelukan" ucap Shani sambil tersenyum gemas

"sini anak anak mamii"

"ihh mami bau asemm"

"mami kan kotor abis dari luar"

"enak aja, yaudah kalian turun dulu gih dibawah ada om cio "

Shani, Ara dan Chika keluar dari kamar dan menyapa Gracio yang sedang bengong bengong saja.

•••

"raa jangan kopi ih!" Tegur chika saat melihat sang adik hendak mengambil minuman berkafein tinggi

"gapapa ka chika, udah biasa ko" balas Ara sambil memasukan minuman kaleng itu kedalam keranjang belanjaanya.

"yaudah mulai sekarang biasain lagi hidup sehat" Sambil mengambil kaleng itu dan menaruhnya lagi kelemari frezer

"yah, nanti aku gabisa begadang doh" keluh Ara namun ia hanya bisa pasrah dengan titah kakanya itu.

"nanti kalo sama aku pasti bisa kok" balas Chika sambil mengedipkan satu matanya

"emang ngapain ka?"

"olahraga" jawab Chika dengan senyuman nakal membuat pikiran Ara berkelana jauh.

"yuk!" balas Ara yang disanggupi Chika

"7... 8.... 9.... yak ganti posisi ra"

"aduh pegel banget ka Chikaaa" keluh Ara dengan peluh membasahi dahinya

"masa anak dance gini aja pegel?"

"kan aku udah lama ga ngedance gitu" balas Ara sambil duduk dan meregangkan badannya kesembarang arah


"eh?"  kejut Ara saat chika tiba tiba saja duduk dipangkuannya.

"cape ya adik aku?"

"iyaa" bala Ara sambil menatap bibir kakanya yang nampak menggoda

Chika yang menyadari tatapan itu berniat menggoda Ara dengan menggigit bibirnya manja. Dirinya juga mengalungkan tangannya dileher sang adik.

"tadi tuh belum apa apa loh, masa udah cape?" tanya Chika

"hum? yaudah mana yang benerannya? gasabar deh" balas Ara semakin mendekatkan wajahnya ke hadapan Chika

Ctakk...

"shhh ko disentil sih ka chika?!" protes Ara tak terima saat dahinya disentil oleh sang kaka

"masih bocah juga kamuu, gausah sok sok an deh" balas Chika berusaha bangkit dari duduk nya

"eits kata siapa"

Ara pun menarik lengan Chika dan segera menahan tengkuk sang kaka saat keduanya berciuman.

"sssh raa" desis Chika

"iya ka chika?" tanya Ara pelan menggodanya dengan meniup pelan kuping sang kaka

"pintunya belum dikunci" racaunya sambil menutup mata karena saat ini Ara sedang berjelajah dilehernya

"hmm? emang mau ngapain sampe dikunci segala?" tanya Ara lagi dengan pelan

"ih araa shh raa jangan disitu"

"ARAA ADA TEMEN KAMU TUH YANG NYARIIN" teriak Shani mengejutkan keduanya.

"astagfirullah" kejut Ara

sedangkan Chika masih mengatur nafasnya dan menahan gejolak yang hadir dalam dirinya.

"gimana? udah jago kan aku?" tanya Ara menaik turunkan alisnya

Melihat Chika yang belum membuka matanya membuat Ara sedikit khawatir

"ka chika? aku kasar banget ya?"

"ngga ra, kamu belajar dari mana sih?" jawab Chika setelah nafasnya sudah teratur

"dari film ka hehe"

"astaga ara-"

"ara itu temen kamu noh" ucap sang mami didepan pintu.

"loh Chika kenapa itu ra?" tanya samg mami bingung melihat keadaan anaknya

"ah engga mi abis work out biasa" balas Chika dengan wajah meyakinkan

"yaudah mi, ara keluar dulu ya samperin temen temen ara" pamit Ara sebelum dirinya ditanyai macamacam

*tbc

jujur scene akhir ini aku terinspirasi dr wp greshan yang pernah aku baca tapi judulnya lupa hehe. Semoga suka thankyou

CHiKARA(gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang