"chika"
"chikaa tunggu dulu"
"chika kasih aku waktu buat jelasin" Chika menghentikan langkah kakinya dan menatap tajam Vion yang sedang memegang pergelangan tangannya.
"apalagi sih ka?"
"kamu kenapa chik? aku ada salah?"
"kamu ga ada salah, aku yang salah!"
"ya terus apa kesalahan kamu? biar aku maafin" ucap vion frustasi
"kesalahan aku? aku ngasih kamu harapan"
"m-maksud kamu chik?"
"iya, aku nyesel ngasih kamu harapan kalo akhirnya kamu bakal kaya gini jadinya"
"apasih chik?! aku gapaham! kamu ngomong apa?"
Sekarang beberapa murid nampak menaruh perhatian kepada pasangan muda itu.
"dah lah ka, kamu jangan dateng kerumah ku lagi ya" ucap Chika terlihat mengakhiri pembicaraan dN berjalan menjauhi vion.
"BENER KALO KAMU LESBI HAH? MAKANYA KAMU NGEJAUH DARI AKU" teriakan dari Vion mengehentikan langkah kaki yessica sebentar sebelum akhirnya ia berjalan kembali
"orang gila" batin Chika sambil menyusuri koridor kampusnya
Sedangkan beberapa mahasiswa/i nampak menganggap ucapan Vion adalah kebohongan belak, namun beberapa lainnya menganggap itu adalah sebuah fakta, apalagi untuk para pembenci Chika.
"chik lo mending bicara baik baik deh sama vion"
"buat apa li? orang kaya gitu kalo dibaikin langsung ngelunjak"
Keduanya kini berada dikantin untuk menikmati makan siang. Namun sedari tadi ada saja pandangan para mahasiswa yang mengarah kepada Chika sambil membisikan sesuatu lalu tertawa. Mungkin ini efek dari teriakan vion tadi pagi
Chika bukannya tak sadar jika dirinya dijadikan topik pembicaraan. Namun dirinya terlalu malas untuk menambah keributan dengan menanggapi orang seperti itu.
Chika menguyah potongan terakhir basonya sambil menatap kosong kearah depan. Entah lah, mungkin kedepannya masa perkuliahannya menjadi penuh drama.
"eh ada si lesbi sama sahabatnya"
"eh sahabatnya atau pacarnya tuh.."
"oh pantes selama ini yang cowo pada ditolakin ternyata suka nya cewe ya haha"
"eh jangan deket deket yon, tar dia demen lagi sama lo"
Chika hanya memutar bola matanya malas. Sedangkan helisma menghela nafasnya panjang.
"lesbi juga punya selera kali" celetukan Eli mengundang tawa dari orang didepannya.
"yaelah li, lo juga cakep kali jangan insekyur gitu" jawab Chika setelah menyelesaikan tawanya.
"dah kelar? yuk balik" ajak Chika lalu melewati ke4 orang itu tanpa memandang sedikitpun. Seolah orang orang itu hanya angin dihadapannya.
"nah gimana? lo mau kan bicarain baik baik sama vion?" Eli bertanya sambil menyesuaikan langkah kakinya dengan yessica.
"loh kenapa harus gitu?" jawab Chika disela langkahnya
"ya biar kejadian kaya tadi ga keulang, apalagi lo males nyari ribut" Chika terlihat menghentikan langkahnya lalu menatap eli dalam.
setelah terdiam beberapa lama,"lo risih digituin?" Eli nampak terkejut beberapa detik.
"gagitu chik, gue mah santui kali. Gamasalah digosipin lesbi kalo cewenya secakep lo hehe. Tapi gue takut buat kedepannya lo bakal gimana gimana" Chika termenung beberapa saat sebelum dirinya ditarik untuk kembali berjalan menuju parkiran oleh helisma.
"tapi kalo lo biasa aja, ya gue si gamasalah" lanjut eli
"lagian si vion bocah banget si! ngapain coba teriak teriak gitu"
"lo lagi ngapa diem aja sih?" Eli kesal karena sedari tadi dirinya hanya bicara sendiri.
Chika tibatiba memeluk helisma yang sempat menatap sinis kepada dirinya.
"lo sahabat gue paling baik hel"
"makasii banyak ya!"
"jangan marah gue cuekin, gue cuman kaget bisa punya temen sebaik lo"
"ayo kita makan sushi kesukaan lo, gue traktir!"
ucapan terakhir Chika mengundang senyuman merkah diwajah helisma. Kini keduanya langsung memasuki mobil dengan wajah yang cerah seperti tidak pernah terjadi apapun.
Chika yakin, Helisma memang baik kepadanya tanpa ada niat buruk sedikitpun kepada dirinya. Berbeda dengan Vivi yang dahulu pernah menjaga jarak kepadanya setelah digosipkan macam macam walaupun pada akhirnya Vivi tidak peduli dengan gosip tersebut.
***
"Hai fioo! udah makan?" Ara memasuki kelas dengan senyum cerahnya serta roti ditangannya.
"dih dih buaya! mir! anak lo ni caper" teriak Olla
"heh bocil, udah ngapain si? tar gelud lu sama azizi" tanpa babibu Ara langsung diseret oleh Mira. Fiony yang melihat itu hanya tertawa kecil.
"loh kan gue cuman mau temenan pung"
"lo liat noh fiony gada temen, tau ga kenapa?" tanya Olla sambil memakan chikinya
"kenapa?"
"karena azizi posesif, dia gasuka fiony main sama orang lain"
"loh kalo gitu jatuhnya toxic dong" balas Ara terlihat kesal
"ya tapi fionynya fine fine aja, jadinya ga toxic dong" celetukan Flora membuat Ara terdiam.
"udah lah Ra, Sini rotinya buat gue, Thanks yach!" mira merebut roti ditangan Ara lalu membuka bungkusnya dan memakannya.
Ara menatap malas Mira yang memakan habis rotinya. Dia mendengus lalu mengalihkan pandangannya kepada handphonenya.
Chika belum mengabarinya sedari tadi. Namun moodnya dalam keadaan terlalu baik, jadi yasudahlah.
"ra diem diem bae lu" celetuk Olla
"lo marah rotinya gue makan?nanti gue ganti.. maaf ya" ucap Mira sungkan
"ah! gapapa ko Mir makan ajaa, biasa shonichi"
Mira Olla menatap bingung gadis berponi itu. Shonichi? apa itu.
"hari pertama" celetuk Flora seolah menjawab pertanyaan diotak Mira dan Olla diangguki oleh Ara
"yaelah wibu lo berdua" hujat Olla
"gapapa wibu yang penting cakep ya ga mir?" Flora menaik turunkan alisnya menatap mira. Mira hanya memutar bolamatanya malas.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
CHiKARA(gxg)
Romancechika dan ara adalah saudara yang pernah terpisahkan karena orangtua mereka berpisah. Namun dibalik itu ada alasan lain yang hanya ara, chika dan ayahnya yang tahu. Tibatiba sang ayah mempersatukan mereka kembali. Apa yang membuat sang ayah mengemb...