Beberapa hari ini rumah nampak sepi, seperti tidak berpenghuni. Kenapa? tentu saja karena Ara dan Chika yang sedang berantem.
Bahkan Shani selaku mami dari kedua gadis itu sudah mengangkat tangan mengenai masalah mereka. Sudah gede pasti bisa ngurus sendiri katanya.
Oh iya, bibi juga sudah kembali berkerja di rumah mereka. Dan tentu saja Shani yang super protektif memberikan fasilitas untuk sang pekerja dirumahnya.
Tipikal sugar momy idaman banget memang.
Gimana ga tajir melintir? gebetannya, Om Cio merupakan anak dari seorang pengusaha terkenal yang cabangnya sudah dimana mana.
Bukan Shaninya yang matre sih, tapi Gracio nya yang bucin. Padahal belum sah tapi udah sering beliin macem macem.
Belum lagi om Vino, papanya ChikAra yang juga sudah kaya dari lahir tetap memberikan uang bulanan yang lebih sebagai tanda ia masih bertanggung jawab tentang anaknya
Sedangkan dari Shaninya sendiri juga masih memiliki banyak tabungan dari semasa ia muda berkerja sebagai model dari banyak majalah.
Ah nikmatnya hidup kalo udah punya banyak uang.
"gimana kisah lu sama die chik? makin nemplok dong ya? kan tiap hari dirumah tuh"
"manaada, lagi ada masalah gue" jawab Chika sekenanya sambil sibuk dengan power point dilaptopnya.
"loh ribut kenapa?" Eli penasaran
"tau tuh bocil, sama pelayan aja cemburu" Chika mengerutkan dahinya merasa icon di power point kurang sesuai seperti yang ia bayangkan.
"hah? gimana kisahnya?"
"jadi ada pelayan minta ig gue trus gue kasih, trus kan gue follback biar ga keliatan sombong -"
"bentar! sejak kapan lu gamau keliatan sombong Chik?" Eli memotong ucapan Chika dengan tatapan herannya
"ya gapapa sih, gue pengen follback aja.. terus udah tuh, udah baikkan. Terus pas gue DM an notifnya keliatan dia, eh dia kesel" Chika menyudahi mengedit power pointnua dan sedikit memijit pangkal hidungnya.
"pelayanya ganteng?"
"lumayan sih, nih cek aja sendiri" Chika menunjukan layar hp nya kepada helisma melalui zoom yang sedang mereka lakukan.
"wih lumayan sih Chik, pantes si Ara insekyur"
"ya tapi kan-"
"assalamualaikum" Ara memasuki rumah dengan raut datarnya. Eli yang melihat ekspresi adik sang sahabat langsung bergidik ngerit. Tatapannya saja seperti sudah mau memotong orang.
"waalaikumsalam" jawab Chika sekenanya sambil kembali fokus ke power pointnya.
Ah iya Chika sedang berada di lantai 1 rumahnya, tepatnya diruang keluarga. Awalnya ia mau mengerjakan dikamar, tapi jaringan dikamarnya sedang jelek jeleknya dan ia juga lagi ingin ditemanin oleh helisma.
tanpa berkata apapun, Ara langsung melewati Chika begitu saja.
"Euy-"
"ARA!"
"anj— astagfirullah!" latah Ara dan langsung membalik badannya menghadap Chika
Bukan hanya Ara yang kaget, eli yang hendak memanggil chika dari dibalik layar telepon langsung berjengit dan mengusap dadanya akibat teriakan dari si tamara itu.
Helisma sudah mengigit jarinya karena akan menjadi saksi bisu pertengkaran sepasang kekasih itu ah ralat sepasang adik kakak itu.
"kamu mau sampe kapan diemin aku?" Chika benar benar muak. Ini sudah hampir seminggu Ara mendiaminnya, menganggapnya tak ada seperti angin lalu.
"sampe kapan kek" Ara jengah,
"oh gitu? aku udah berulang kali jelasin loh ra" Chika menantang sang adik dengan emosinya
"ya terus? gue peduli gitu?" Ara sudah mengganti kata aku-kamu menjadi gue—lo tandanya perang ini.
"lo juga ganjen ya ra! tebar pesona sana sini. gausah sok jadi korban deh, masalah gini doang ajah di lebai lebain" Chika ikutan emosi, sudah tadi laptopnya aga lag, pusing sama tugas, ditambah lagi masalah sama adik tercinta.
Bentar lagi botak nih Chika.
"loh? ko jadi kesono? masalah gini doang lo bilang? Serah lo deh Chik" setelah mengucapkan itu Ara berniat meninggalkan Chika.
"ra.." ah mungkin ini saatnya Eli mulai harus ikut campur.
Dirinya tak tega melihat punggung Chika yang sudah bergetar. Biarlah nanti jika Chika marah kepadanya, itu urusan belakangan.
Panggilan dari Helisma membuat Ara membalikan badannya ke sumber suara.
"Ka Chika jangan nangis" Wajah yang tadi menyiratkan emosi, langsung berganti dengan tatapan bersalah ketika melihat sang kakak yang sudah menumpahkan air matanya.
"maafin aku ya, maaf maaf" Ara memeluk kakanya tanpa memperdulikan Eli yang sedari tadi menjadi kambing congek.
"udah dong jangan nangis, nanti ara traktir eskrim yaa" bujuk Ara sambil mengusap pipi chika dan itu tidak luput dari padangan Eli yang sedang gesrek melihat keduanya.
"jangan gitu lagi ra.. a—aku sukanya sama kamu bukan sama ka mirza"
"iya iya ka chika suka sama Ara doang" ucap Ara berusaha menenangkan sang kakak
"jangan pake gue—lo lagi.. aku gasuka"
"iya ka chikakuu, nanti aku— kamuan aja atau mau Chika Ara? hmm atau sayang baby? hm?" Ara berusaha menggoda Chika dan berhasil, Chika mulai menerbitkan senyumnya. Begitu pula dengan Eli yang sudah gesrek makin gesrek menjadi penonton roman picisan dua gadis itu.
"ih apasih~! jangan cuek lagi ra.. kamu serem"
"iyaa sayangnya Araa..."
"ah jangan gitu ada ka eli yang ngeliatin loh dari tadi"
Astaga!
Ara lupa yang memanggilnya tadi bukan suara milik Chika. Karena terlalu panik, Ara jadi mengabaikan layar hp sang kaka yang sedari tadi menyala. Ara menoleh ke Hp dan terlihat lah helisma dengan cengiran khasnya.
"shit!" dumel Ara pelan namun masih bisa didengar Chika
"ngomong apa kamu? kasar ya sekarang"
"a—awwh iya ka chika.. maaf maaf sakit ini... lepasiin" Ara meringis kencang saat perutnya dicubit oleh sang kakak
"halo kak Eli" sapa Ara dengan senyum yang dipaksakan karena masih merasakan sakit juga malu atas tindakannya tadi.
"halo Ara, gausah malu gitu ah! santai aja kali sama gue mah" jawab Eli sambil terkekeh
"udah udah sono kamu mandi, bau asem banget.. abis ngapain sih?"
"latihan dance.." jawab Ara sambil membelah poninya karena merasa gerah dengan suhu ruangan. ah atau dirinya gugup karena kemesraannya tadi disaksikan oleh helisma?
Helisma tercengang melihat itu.
"dah sono hus"
"dih ngusir, yaudah kak eli aku pamit ya"
tanpa menunggu balasan Eli, Chika langsung mendorong badan sang adik agar hilang dari padangan temannya itu.
Pantes saja Yessica Tamara sangat bucin, crushnya bisa gemes, cantik, cool, ganteng dalam waktu yang sama.
"heh tutup tuh mulut, jangan ampe gue sumpel" celetuk Chika sambil menguncir rambutnya karena gerah habis menangis tadi.
'sempurna banget ni dua orang' batin Eli sambil memperhatikan gerakan Chika yang serasa slow motion.
"Dah lanjut yok buat ppt!" kini Chika sudah mengeluarkan aura positif
"gas!"
tbc
hahahahaa maaf gajelas bgt konfliknya wkwkwkwk,
thankyou yang udah baca..
btw aku lagi baca cerita Waktu (ChikAra) ada fionynya juga.. Sumpah itu ceritanya bagus banget sumpahhhhh... aku kagum banget zuzur.. kalian harus baca sih!
KAMU SEDANG MEMBACA
CHiKARA(gxg)
Romancechika dan ara adalah saudara yang pernah terpisahkan karena orangtua mereka berpisah. Namun dibalik itu ada alasan lain yang hanya ara, chika dan ayahnya yang tahu. Tibatiba sang ayah mempersatukan mereka kembali. Apa yang membuat sang ayah mengemb...