23

4.2K 480 35
                                    

sudah 3 bulan mereka hanya menetap dirumah. Yang awalnya diucap hanya 2 minggu, lalu 1 bulan dan sampai sekarang. Mulai detik ini Ara tidak akan percaya dengan kebijakan libur 2 minggu. Alias dia kangen sekolaaahhh~

Baru aja pindah, udah libur lagi hadeh..

Ara menyesal dulu sempet menyianyiakan masa sekolahnya dahulu karena terlalu memikirkan Chika, eh astaga ara gaboleh gitu! Tapi bosen, kangen sekolah pokoknya!

Tapi Ara bersyukur karena ia masih Sehat, berbeda dengan Chika yang sedang terkena flu.

iya, Chika Flu. Flu doang kok, sudah di tes  dan puji tuhan negatif. Tapi tetap saja, Ara diwajibkan menjaga jarak oleh sang mami. Jadi sekarang kebosenan Ara meningkat 3 kali lipat.

Chika sedang isoman ah ralat istirahat dikamarnya sendiri. Bahkan terakhir kali Ara melihat Chika itu 4 hari yang lalu saat Chika pulang dari kampusnya.

Dosennya mewajibkan Chika untuk datang ke kampus untuk mengumpulkan tugasnya juga mempresentasikannya secara face to face. Aneh memang, bahkan awalnya mami menolak tugas itu mentah mentah dan berniat mengadu ke pihak kampus. Namun dengan usaha dan doa Chika, Shani menyetujuinya dengan berbagai macam syarat tentunya.

katanya sih
saat pulang Chika terkena hujan sebelum memasuki mobil, terus sakit deh karena kecapean nugas. Ara langsung mengingat betapa parnonya ia dan sang mami saat mendengar suara bersin bersin dari kamar sang kakak.

Dengan masker berlapis lapis, Shani masuk untuk mengecek keadaan sang anak, dan Ara disuruh menelepon pihak puskesmas terdekat untuk meminta pengecekan rapid test secara pribadi ke rumah. Mahal sih, tapi terlanjur takut gapapa deh.

Dan hari itu juga Hidung Chika menjadi tidak perawan lagi. Ara meringis saat menyaksikan hidung sang kakak dicolok oleh para petugas kesehatan yang memakai apd.

Untungnya Chika dinyatakan negatif, Shani dan Ara langsung menghembuskan nafas lega. Sayangnya Shani belum mengizikan Ara untuk nempel nempel lagi sama kakanya.

"kamu bawa virus nanti, kaka kamu lagi lemah"

padahal kan Ara dirumah doang, alibi mami nih.

"raa" panggil Chika

"hah? loh ka chika? udah sehatt?" ucap Ara terkaget dan menengok kanan kiri memastikan tak ada sang mami.

Langsung saja ia berlari mendekati dan memeluk ka Chika.

"eh?!" pekik Chika

"ah persetan sama virus aku kangen kamu pake banget"

"aku juga kangen, tapi nanti kamu diomelin mami loh" Chika membalas pelukan sang adik sambil mengesrot ingusnya agar tidak meler.

Tadi Chika haus, minum yang biasanya mami sediakan untuknya terlanjur habis. Entah kenapa ia haus sekali, sehingga stok untuk minum yang biasanya bisa buat seharian, ia habis kan dalam setengah hari. Mau mengechat sang mami untuk mengambilkan minum, namun dia takut menganggu sang mami. Jadilah Chika keluar kamar dengan masker double untuk mengambil air minum.

Setelah menuntaskan tujuannya, Chika bukannya langsung kembali ke kamarnya malah berjalan dengan rasa penasaran keruang tengah. Alasannya? Ia mengengar suara disana, awalnya ia pikir kucing liar atau tikus. Eh ternyata kesayangannya, Ara

Awalnya ia tak mau menyapa, namun reflek saja. Pikiran dan mulut suka nggak singkron memang, tapi gapapa deh Chika udah kangen banget sama bocilnya ini.

Ternyata Ara juga rindu padanya.. Ah rasanya Chika ingin cepet cepet sembuh biar bisa meluk Ara setiap hari.

"kamu cepet sembuh dong" rengek Ara sangking bahagianya ia sampai meneteskan air mata. Setetes saja tapi

CHiKARA(gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang