14

4.8K 435 7
                                    

"ka chika jangan bete dong.." ucap Ara dengan wajah yang dibuat polos

"ih aku kan bercanda.." lagi Ara berusaha mendapatkan perhatian dari Chika.

"ka chikaaa"

"ka chika.."

"yaudah ah aku ikut oma aja kepasar"

Ara menyerah untuk mendapatkan atensi dari sang kaka dan memutuskan untuk keluar kamar.

Hari masih pagi, namun ribut sudah terjadi dikamar itu.

Semalam, Ara tanpa sengaja menggigit bibir Chika membuat sang empunya nampak meringis bahkan hampir menangis, karena bibirnya berdarah.

Saat ditanya kenapa Ara sampe mengigitnya, jawabannya.

karena bibir ka Chika rasa rendang sih, jadi aku terlena hehe..

Memikirkan itu membuat Chika malu sekaligus kesal. Malu karena dirinya lupa menggosok gigi sehabis makan. Kesal karena Ara mengacaukan suasana.

Langsunglah Chika memunggungi Ara dan tidak mau diajak bicara oleh sang adik hingga pagi tiba.

"chika? mau ikut oma kepasar?"

suara lembut itu membuyarkan lamunan Chika. Dengan segera Chika menganggukan kepala dan mengambil jaket hoodie yang ia bawa

pantas saja bawaannya banyak

'dari pada bengong dirumah doang yekan? mending ke pasar' pikirnya saat menerima ajakan sang oma

Kini ketiga wanita itu sedang berjalan kaki menuju pasar yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Sebenarnya bisa saja menggunakan kendaraan pribadi. Namun mengingat hari masih pagi dan matahari belum begitu terik, mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja. Sambil menikmati suasana katanya.

"oma.. tumben ga sendiri..itu cucunya sama pacarnya yaa?" sapa seorang pedagang kepo

"loh bukan.. dua duanya cucu saya toh" balas Oma sambil tertawa

"ah saya pikir pacarnya.. omasejak kapan punya cucu cowo?" tanya pedagang itu sekali lagi

dih pansi 'batin Chika

"oh ini mah cucu saya cewe juga.. tampilannya aja kaya cowo gini" balas Oma sambil melepaskan topi yang digunakan Ara. lalu tergerailah rambut panjang hitam milik Ara

"oalah, biar oma sama neng geulis ini ga digodain ya.. jadi tampilannya kaya cowo, security gitu" ucap sang pedagang disambut tawa renyah oleh sang oma dan Ara kecuali Chika

"duh ibu, cucu saya cantik cantik gini dibilang satpam.. jadi berapa ini bu?" tanya oma sambil menunjuk sayuran yg telah ia pilih
.....

"2 kali aja dikatain satpam" dumel Ara

"gapapa lah, kalo jadi satpam pribadi aku emang gamau?" tanya Chika sambil memotong kangkung

kini dua orang itu sedang sibuk didapur. Setelah berbelanja dipasar serta diwawancarai oleh penjual disana. Chika dan Ara disuruh untuk memasak makanan untuk sarapan pagi ini.

"mau lah!!" jawab Ara sedikit ngegas dan semangat karena chika sudah tidak mendiamkannya

"yaudah, tolong kupasin bawang putih ya teru- ck awwwshh"

Darah segar mengalir dari telunjuk Chika yang tak sengaja terkena pisau.

"ih Ara ko malah diisep sih? emang kamu vampire?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Chika memang terdengar bodoh, namun itulah yessica tamara. Ia tahu bahwa tindakan Ara ini adalah bentuk perhatian serta rasa sayang kepada dirinya, namun dirinya terlalu malu untuk bereaksi yang seharusnya. Denial memang

"yah ketauan deh"

"hah?" untuk sesaat Chika terkejut lalu tertawa garing

"ketauan apani?" tanya Chika lagi

"ya gapapa" ucap Ara sambil menuntun Chika untuk mengaliri lukanya dengan Air bersih

"ih apa Araaa?" tanya Chika gemas sambil sesekali meringis karena sentuhan air yang mengenai lukanya

"gapapa ka chikaa, bentar ya"

"omaa, punya kotak p3k engga?"

"siapa yang luka ra?" tanya Oma dengan mada panik

"ka chika oma, biasa baru belajar masak" balas Ara

"enak aja, aku tadi diisengin Ara oma, makanya kena pisau"

Ucapan Chika membuat Ara syok ditempat. Bisa bisanya sang kaka memfitnahnya setelah apa yang ia lakukan. Sungguh terlalu!

"Araa..." ucap Oma dengan nada sedikit mengancam

"dahla, kotak p3knya dimana oma?" tanya Ara lgi

"di deket kamar mandi ra, di lacinya sono" ucap sang oma sambil mendekati Chika

"yang mana yang luka chik?" tanya Oma

"ini oma.."

"beneran garagara Ara?"

"engga oma hehehe, tadi Chika ga fokus jadi gini deh"

"oalah kirain, baru mau oma ceramahin tu anak" ucap Oma dengan senyum tenangnya

"yaudah gih kamu kekamar aja, ini biar dilanjutin sama bibi.. mandi ya jangan lupa"

Chika pun mengangguk dan meninggalkan dapur, berniat menyusul Ara yang mencari kotak p3k

"heh bocil"

"apa tante?"

"belum ketemu cil?" tanya Chika

"udah.."

"lah terus mana?"

"ya belom lah, orang ini masih nyari"

"sini aku bantuin cari"

"udah deh orang abis kebeset piso diem aja duduk situ" balas Ara sambil menunjuk kursi terdekat

"bentar, kamu kan gitu.. nyarinya gapake mata tapi pake mulut" ucap Chika sambil membantu mencari kotak P3k yang ternyata berada diatas lemari

"noh cari tuh pake mata" ledek Chika

"Oma bilangnya di laci, mana aku tau diatas lemari.." balas Ara dengan cemberut

"padahal keliatan loh ra, oh iya kamu kan pendek aku lupa.. yaudah yu dikamar aja obatin akunya" ucap Chika sambil berlalu meninggalkan Ara yang cemberut

*sret

"loh kenapa dikunci ra?" tanya chika saat mendengar slot pintu kamar itu tergeser

"kamu bilang aku pendek? hm gasalah?" tanya Ara sambil memojokan Chika kedinding kamar

"kalo aku pendek kamu bakal nunduk natap aku" ucap Ara lagi saat keduanya bertatapan dengan jarak dekat

"karena kemarin kamu yang nyium aku duluan sekarang gantian yaa"

belum sempat bibir keduanya bertemu, Chika langsung meniup wajah Ara dan keluar dari kurungan milik sang adik.

"tar dulu dah ra, luka aku perih nih kena debu tadi" ucap chika sambil meringis

"hah? kena debu dimana? atas lemari? lagian tadi disuruh duduk aja susah banget sii.. tar kalo infeksi terus diamputasi gimana"

"raa... plis deh aku bukan anak kecil" ucap Chika sambil memutar bola matanya malas

"iya tante, yuk cuci dulu.. nanti aku obatin"

"apasi tante tante" gerutu chika

*tbc

hai makasii :)

CHiKARA(gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang