7

5.1K 488 7
                                    

"Ara"

"hah?" tengol ara ke arah Flora

"noh" ucap Flora sambil menunjuk arah depan dengan wajahnya membuat Ara seketika melihat ke arah depan.

"Zahra Nur? Lembaran kamu mana?" tanya Gito bingung

"hah?oh. sebentar kak" balas Ara lalu dengan segera mengisi lembaran dihadapannya dengan pulpen temuannya kemarin.

Tinggal Ara yang belum mengumpulkan membuat Chika dan Eli ikut bertanya tanya.

"heh cem ceman lo kenapa tuh chik?" bisik Eli saat Chika menatap khawatir kearah sang adik

"gatau juga aku li" balas Chika dengan nada tak kalah pelan karena takut Gito mendengarnya

"lo samperin sono chik" saran eli

"hah? tar pada curiga ada apaapa" balas Chika menolak saran tersebut

"loh kan emang ada apa apa hehe, alias kasian noh adek lo kaya orang linglung liat lo banyak fansnya" balas Eli dengan cengiran yang diangguki oleh Chika. Ada benarnya juga ya, walaupun Chika sudah menceritakan kalo dirinya memiliki banyak penggemar, mungkin Ara terlalu terkejut saat melihatnya langsung.

hmm soal semalam...

chika pov

Setelah pesanan makanan datang, Aku langsung menuju kamar ku lalu mand. Mungkin ini saatnya bagiku untuk saling berbagi cerita dengan ara

"Araa, ayo sini makan" ajak ku pada Ara sambil memanggilnya dari luar kamar lalu kembali masuk ke kamar ku

"wiih banyak bener nih kaya mo slametan aja" celetuk Ara saat melihat berbagai jenis makanan hingga minuman yang terdapat diatas karpet kamarku.

"hehe iyaa selametan ini" balas ku sambil menuangkan air lalu menepuk space sebelahku agar Ara duduk disitu

"slametan dalam rangka apa ka chika?" tanya Ara sambil duduk lalu mengambil gelas yang sudah ku isi dengan minuman bersoda berwarna merah

"sssh ah" desisnya saat meminum cairan berwarna merah membuatku menelan ludah kasar

fokus yessica fokus!

"dalam rangka kita ketemu lagi hehe.. cheers!" ucap ku sambil memajukan gelas

*ting*

dua gelas beradu dengan pelannya memecahkan kesunyian dalam ruangan tersebut.

"dimakan ra, yang banyak jangan jaim gitu ah"

"haha iya ka chikaa, tapi ini banyak pisan euy" balas Ara sambil menggaruk rambutnya yang ku yakin tidak gatal. Sebuah kebiasaan Ara jika gugup dan bingung ialah menggaruk rambut.

"jadi vivi tuh temen SMA aku satu satunya" tuturku membuat Ara langsung menatapku dalam

" Setelah kita dipisahin sama mami papi, kehidupan ku berubah total ra" ucap Chika sambil tersenyum miris lalu mengambil sepotong pizza dan mulai mengunyahnya

keadaan hening. Chika terlalu bingung harus memulai ceritanya dari mana, sedangkan Ara hanya menunggu sang kaka untuk bercerita.

"banyak yang bilang aku pendiem, dingin, cuek. Bahkan mami pernah nangis karena sifat aku" ucap ku terhenti saat melihat mata Ara yang berkaca kaca

"jangan nangis hey, kita sama sama tersakiti kan? abis aku cerita giliran kamu ya"

Ara menangguk lalu mengambil sepotong pizza dan siap untu menyimak setiap kata yang keluar dari mulut ku

"Aneh ya? padahal dulu aku bawel banget, ceria. Tapi mami sampe nangis nangis karena perubahan sifat aku." rasa sesak menghampiri ku saat mengingat moment dimana Mami mengeluarkan segala keluh kesahnya.

CHiKARA(gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang