X. You are wrong

176 59 41
                                    

Jangan lupa vomentnya! ❤

Flashback (12 tahun yang lalu)

Pranggg

"Apa yang kau lakukan?!"

"Ma-maafkan saya, tuan K! Saya tidak sengaja." Wanita berkucir ponytail itu berkali-kali membungkukan tubuhnya.

"Apa?! Tidak sengaja? Jika alasan itu bisa menghapus kesalahanmu, kenapa dunia harus memiliki hukum?!"

Wanita itu membisu, ia terlalu takut dengan lawan bicaranya. Suasana syutting pun menjadi tegang, pasalnya K memang sangat sensitif jika sedang mengambil adegan, tetapi salah satu staff justru merusak properti. Jay yang saat itu berada disana, memutuskan untuk menghampiri K.

"K, ada apa? Noona itu kan tidak sengaja." Jay menyentuh bahu K, berusaha menenangkannya.

"Apa peduliku?! Eomma selalu memarahiku jika aku tidak melakukan yang terbaik dalam berakting, apa kalian semua akan bertanggung jawab?! Apa kalian tidak ingat bahwa kalian digaji oleh Eomma ku?! Kenapa kalian tidak bisa bekerja dengan benar?! Kalian hampir saja melukai diriku!" K membentak semua orang di lokasi syutting. Semua hanya diam, bahkan sang sutradara tidak bisa mengatakan sepatah kata pun, karena semua yang dikatakan K adalah fakta.

Saat itu Jay tidak percaya bahwa ia akan mendengar perkataan yang kasar itu dari mulut teman sebayanya yang masih berumur 8 tahun. Ia bahkan tidak tahu bahwa K sangat sensitif jika ada sesuatu yang akan melukainya. Wajah memanglah hal penting bagi para selebritas, tetapi respon K saat itu berlebihan. Sejak itulah, Jay mulai berhati-hati dengan tindakannya, berjaga-jaga agar tidak membuat K marah, karena agensi yang menaungi Jay adalah milik Ibu K.

Flashback berakhir

'Saat ini dia tidak marah sama sekali, padahal dirinya hampir saja terluka.' Jay masih menatap Hera dengan curiga.

Sementara Hera mengatur degup jantungnya supaya Jake tidak merasakannya, pasalnya Hera masih merasa gugup jika mengingat bagaimana Jungwon menyelamatkannya dan juga tatapan kedua matanya. Selain itu, Jake yang tiba-tiba memeluk Hera pun berhasil membuat dirinya tersipu. Dalam hati, Hera hanya bisa berharap bahwa suara detak jantungnya tidak akan terdengar.

"Apa yang sedang terjadi disini?!"

Suara itu berhasil membuat seluruh atensi member tertuju pada pria tua yang tiba-tiba memasuki dorm. Pria itu bergegas mendekati K dan memeriksa tubuhnya dari atas ke bawah. Hera hanya bisa diam dan bertanya-tanya, siapa pria ini?

"Yak! Apa kalian mau melukai wajah K?! Apa kalian tidak mengerti seberapa penting wajah dan tubuh kita di dunia entertainment ini?!" Pria itu menatap tajam para member.

"Saya tidak apa-apa, tuan!" Ujar Hera.

"Tidak. Kau harus dirawat!"

"A-apa? Tapi saya-"

"K, ibumu berpesan padaku untuk menjaga dirimu dengan benar. Tetapi, sebelum latihan kau bahkan sudah terluka!" Pria itu menatap cemas Hera.

"Tidak apa, itu sebuah kecelakaan kecil." Hera mencoba menjelaskan.

"Bukankah kau selalu tidak peduli dengan alasan apapun?"

"Eh, apa?" Hera mengernyitkan dahinya, bingung.

"Sudahlah, tak perlu terlalu baik, K. Aku harus memenuhi janjiku pada Ibumu, kau pergilah bersihkan lukamu!" Tegur pria itu.

"Tuan Kim, K tidak ap-"

"Jungwon, kau sebagai leader! Seharusnya kau tidak boleh membiarkan hal seperti ini terjadi. Kau tahu siapa keluarga K, bukan?!" Pria yang bernama Tuan Kim ini menatap Jungwon serius.

Jungwon beserta semua member hanya bisa terdiam, kemudian kembali melangkahkan kaki ke ruang latihan. Sementara Hera hanya bisa berjalan berlawanan arah menuju ruang perawatan. Ia tidak tahu bahwa kesalahan sekecil itu bisa membuat orang lain dalam masalah. Saat ini wanita itu hanya bisa berjalan ditemani dengan rasa bersalahnya.

'Apakah ini beban yang selama ini ditanggung oleh K? Semua takut dan mengagumi K hanya karena latar belakang keluarganya.' Batin Hera.

~

Hera duduk di sisi kasur yang telah tersedia di ruang perawatan. Wanita itu sudah selesai membersihkan lukanya atau lebih tepatnya hanya membersihkan kotoran yang menempel di kakinya akibat terjatuh di lantai tadi. Ia pun memandang langit melalui jendela, sembari memikirkan sesuatu.

"Apakah aku harus menghubungi K?" Gumam Hera.

Ia nampak tidak yakin. Karena tak ingin membuat K khawatir disana, Hera akhirnya kembali mengurungkan niatnya. Hera mengangkat kepalanya. "Atau aku hanya perlu berakting seperti dia?"

"Apa? Berakting?"

Suara tadi berhasil membuat Hera membalikkan tubuhnya. Didapatinya Sunghoon yang sedang mencari sesuatu di rak obat-obatan. Entah sejak kapan ia berada disana, tetapi yang jelas pria itu mendengar sedikit ucapan Hera.

"Apa kau mendengarnya?" Hera memandang Sunghoon.

"Kenapa? Kau tidak ingin aku mengetahui bahwa kau akan berakting seolah-olah kau baik pada kami?" Sunghoon menatap tajam iris mata Hera.

"Bukan begitu, sepertinya kau salah paham! Aku hanya-"

"Apakah menyenangkan bisa melakukan segala sesuatu karena koneksi keluargamu?"

"A-apa?" Mata Hera membulat.

Sunghoon mendekat pada posisi Hera yang masih duduk. Dia berdiri bersandar pada jendela sembari melipat kedua tangannya didepan dada. Ia memerhatikan Hera kemudian menunjukkan smirknya.

"Kau pasti senang karena mendapatkan perhatian khusus hanya karena kau anak pemilik Agensi STAR dan juga salah satu anggota Keluarga Hwang, bukan?" Sunghoon tertawa kecil.

Hera yang merasa tidak terima bangkit dari duduknya. Menatap sinis lawan bicaranya. "Kau tidak tahu apa-apa tentangku Sebaiknya kau diam!" Tegur Hera.

Sunghoon memutar bola matanya malas. Ia melangkahkan kaki ke depan, sehingga membuat wanita itu terpaksa bergerak mundur sampai akhirnya ia kembali terjatuh diatas kasur. Sunghoon tetap mendekatkan wajahnya sampai jarak antara mereka berdua hanya ada beberapa cm saja. Sunghoon menatap tajam kedua manik mata Hera yang mulai gemetar.

"Aku sangat tahu tentangmu lebih dari siapapun, karena keluargamulah yang menghancurkan hidupku."

Hera diam. Matanya terbelalak dengan ucapan Sunghoon. Entah maksudnya apa, hanya saja terlihat jelas bahwa Sunghoon sangat membenci keluarga K. Setelah itu, Sunghoon pun berjalan meninggalkan Hera yang masih membeku. Tepat sebelum keluar ruangan, Sunghoon berhenti lalu memutar tubuhnya dan berkata, "Aku tidak peduli dengan rencanamu selanjutnya, tetapi jangan hancurkan mimpi kami hanya karena koneksi keluargamu!"

Setelah selesai mengatakan itu, suara hantaman pintu pun terdengar jelas, menandakan bahwa pria itu sudah keluar dari ruangan. Merasa disalahkan, Hera tidak tinggal diam. Tentu saja ia kesal dengan ucapan Sunghoon, karena pria itu salah menafsirkan ucapan Hera.

Hera memutuskan bahwa ia akan mulai mengubah sifat K yang biasanya marah karena hal kecil dan juga memperbaiki image keluarganya. Entah dorongan apa yang merasukinya, hanya saja ia tidak suka jika ada orang yang meremehkan kemampuannya, padahal niat Hera kemari hanya untuk mengetahui teknik berakting yang benar.

Namun, karena ia tak ingin membuat K kesulitan, wanita itu bertekad untuk merubah perspektif buruk orang pada diri K. Tanpa sadar Hera juga ikut merasakan sedikit beban yang dirasakan K dan karena itu ia ingin menyingkirkannya.

"Baiklah! Aku akan menunjukkan kemampuan aktingku selama ini. Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan K, tetapi aku ingin menunjukkan apa yang kubisa sebagai K agar ia tidak lagi diperlakukan hanya karena status keluarganya!" Hera bangkit dari kursinya dan pergi keluar ruangan.

Ia menoleh kearah dimana Sunghoon pergi. Punggung pria itu masih terlihat. Dari jarak jauh, Hera menunjuk Sunghoon sambil berkata, "Park Sunghoon, kau akan menyesal telah berkata seperti itu padaku!" Hera mendengus kasar.

.
.
.

Bagaimana bab kali ini? Wah, awal-awal udah ada benih kebencian diantara Sunghoon dan Hera, nih. Sebenarnya ada apa antara Sunghoon dan keluarga K? Buat yg penasaran, ikutin terus kelanjutannya ya! Sampai jumpa lagi😍

Season 1 Who Are You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang