"Jadi, setelah ini aku tidak akan bertemu dengan Hera Noona?" Ujar Sunoo.
Hera berdehem. Dia merespon pertanyaan Sunoo dengan senyuman yang susah payah dibuatnya. Member lain pun ikut berkerut masam. Baru saja mereka mengenal Hera, tetapi dia harus meninggalkan dorm.
"Tapi bukankah itu hal bagus?" Hera bangkit dari tempat duduknya. "Aku tidak berhenti akting, jadi aku akan berusaha untuk membuktikan kemampuanku pada Kim Taeri PD-nim!" Sahut Hera bersemangat.
Meskipun ucapan dari Taeri telah menyakiti hatinya, wanita itu tidak kenal kata 'menyerah'. Tidak untuk saat ini. Perkataan kejam itu akan Hera jadikan sebagai motivasi supaya dia terus berusaha keras meraih mimpinya. Bagi Hera kemungkinannya memang kecil untuk bisa berdiri di tempat yang sama dengan Kim Taeri. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba, bukan?
"Kalau begitu kau harus berlatih lebih keras di luar sana! Jadi kita akan bertemu dalam satu project!" Heesung menepuk bahu Hera.
Hera mengangguk. "Kalau begitu, aku pamit, ya! Kalian jaga diri, oke?!" Hera membentuk lingkaran kecil dengan menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya.
"Apa tidak ada pelukan perpisahan?" Ni-Ki merentangkan kedua tangannya.
Sontak Hera tertawa melihat
Ni-Ki. Lelaki itu bertingkah layaknya anak kecil yang hendak ditinggal Ibunya. Ya, walaupun kenyataannya Ni-Ki memang seorang bocah."Boleh! Sini!" Hera merentangkan kedua tangannya.
Tepat sebelum Ni-Ki memeluk Hera, Sunghoon dengan sigap menahan tubuh si maknae itu.
"Hera, kau pergilah sekarang. Sebelum hari gelap, kau harus sudah sampai tujuan," ujar Sunghoon.
"Arghhh, lepaskan aku, hyung!" Rengek Ni-Ki. Lelaki itu meronta-ronta, tetapi tenaganya kalah kuat.
Hera pun segera mengikuti instruksi Sunghoon untuk pulang. Pasalnya, hari memang sudah mulai sore. "Baiklah, aku pergi, ya. Sampai ketemu lagi semuanya!"
"Tunggu, aku akan mengantarmu!" Tawar Jake. Hera mengangguk setuju. Akhirnya mereka berdua keluar menuju pintu dorm.
Di sisi lain, Yuna sudah sampai di dorm. Wanita itu hendak menekan kata sandi pada pintu utama dorm. Namun, sebelum selesai, pintu itu sudah terbuka. Spontan Yuna melangkah mundur.
"Yuna, apa yang kau lakukan disini?"
"Kau! Aku ingin memanggilmu!" Yuna menunjuk wajah Hera. "Baguslah, kau keluar jadi aku tidak perlu bertemu dengan tujuh member sialan itu."
"Siapa yang kau sebut sialan?" Wajah Jake tiba-tiba keluar dari belakang punggung Hera.
"Kkamjagiya! Yak, kau mengagetkanku!" Protes Yuna.
"Ah, kenapa setiap aku muncul semua orang selalu panik? Bukankah wajah ini tampan?" Jake mengusap dagunya.
Melihat hal itu Hera hanya terkekeh. "Kenapa kau memanggilku?" Hera kembali mengarahkan atensinya pada Yuna.
"Taeri PD-nim memintaku untuk memberitahumu karena waktu untuk berpisah sudah selesai."
"Hah? Apa yang wanita itu katakan? Apa menyuruh Hera pergi dari sini belum membuatnya puas?!" Gerutu Jake.
"Jake!" Tegur Hera.
"Hera, kau tidak perlu mendengarkan wanita tua itu! Kalau begini, aku semakin tidak rela membiarkanmu pergi!"
"Yak! Berani-beraninya kau memanggil PD-nim ku wanita tua!" Timpal Yuna tak terima.
"Memang itu faktanya!" Jake menjulurkan lidahnya seraya mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season 1 Who Are You? [Completed]
FanficIni satu-satunya cara untuk mewujudkan mimpiku. Sudah terlalu lama aku menjadi pemeran pengganti, aku harus berubah! Aku tidak peduli resiko apa yang akan terjadi. Untuk saat ini, aku bisa mengesampingkan masalah itu. Hal yang perlu kulakukan sekara...