XXXXIII. The Story

79 25 5
                                    

Halo! Jangan lupa vomentnya, yaa! Biasakan hargai karya penulis! Thank u! ❤

"Terima kasih!" ucap Hera sambil menunjukkan sederet giginya yang rapi.

Sunghoon ikut tersenyum. "Terima kasih karena telah kembali pada kami. Kami tahu hal itu pasti tidak mudah."

"Benar. Entah apa yang terjadi di ruangan Tuan Kim, yang terpenting saat ini kau sudah aman. Kami akan melindungimu!" timpal Jake.

Mendengar hal itu dada Hera semakin sakit. Dia benar-benar menyesal telah membohongi para member. Padahal, disaat seperti ini mereka juga tidak memojokkan Hera. Sebaliknya, mereka justru perhatian pada Hera.

"Maafkan aku! Aku benar-benar minta maaf karena selama ini telah berbohong pada kalian!" Hera mengusap air matanya. "Argh, kenapa air mataku terus keluar?!" Protes Hera.

Member yang lain hanya bisa tertawa melihatnya. Menurut mereka hal itu sangat menggemaskan. Bagaimana bisa seseorang menangis tetapi masih terlihat secantik ini? Setelah
mengetahui bahwa Hera wanita, para member mulai melihat sisi wanita dari diri Hera.

"Ah, K hyung- tidak. Bagaimana aku harus memanggilmu?" Jungwon mengerutkan keningnya.

"Benar! Setidaknya beritahu kami siapa identitasmu yang asli?" Ni-ki ikut menimpali.

Satu pukulan kecil mendarat di pundak Ni-ki. "Yak! Berhenti memanggil dia 'kamu'! Dia itu 02 line, sama sepertiku!" Ketus Jake tak terima.

"Haish! Tidak perlu memukul, Jake Hyung!" Ni-ki meringis sakit.

"Itu balasanmu karena telah memaksaku untuk menari sampai badanku pegal-pegal!" balas Jake tak terima.

"Hei, sudahlah hentikan!" Heesung merelai Jake dan Ni-ki yang sudah bersiap untuk saling melayangkan pukulan.

Melihat hal itu Hera hanya menggeleng sembari tertawa. Jake dan Ni-ki memang terlihat lebih sering bertengkar. Namun, hari ini pertengkaran mereka tidak parah dan bisa membuat mood Hera membaik.

"Kalau begitu aku boleh memanggilmu 'Noona'?" tanya Sunoo tiba-tiba.

Hera pun terkejut mendengarnya. Ini pertama kali baginya untuk dipanggil dengan sebutan 'Noona' oleh orang lain. Tentu saja selain anggota keluarganya. Sebenarnya Hera juga bukan tipe orang yang bisa dekat dengan laki-laki. Maka dari itu, Hera sangat senang bisa menjalin pertemanan dengan para member.

Tanpa ragu Hera merespon pertanyaan Sunoo dengan sebuah anggukan. Melihat hal itu, maknae line (Sunoo, Ni-ki, dan Jungwon) pun tersenyum senang.

Setelah itu, mereka semua berkumpul di ruang tengah. Hera mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi diantara dia dan K asli. Tanpa memotong pembicaraan, anggota lain fokus mendengarkan cerita Hera.

Sementara itu, di lorong HAIBI, Yuna masih mondar-mandir mencari keberadaan Kim Taeri. In Yeop pun mencoba menghubungi nomor K yang dia dapatkan dari Hera. Namun, masih belum ada jawaban sampai saat ini.

Tiba-tiba pintu lift terbuka, spontan Yuna dan In Yeop segera mendekati lift itu. Benar saja, Kim Taeri berada disana. Wanita itu berdiri dengan ekspresi datarnya, seolah tidak menunjukkan amarah apapun. Melihat hal itu tentu saja In Yeop penasaran.

"Apa yang terjadi? Dimana Hera?" Tanya In Yeop. Pria itu khawatir karena tadi dia tidak berpapasan dengan Hera.

"Dia sedang berada di dorm. Eomma sudah memberikan waktu baginya untuk berpamitan dengan member lain," jawab Taeri sembari melangkah keluar.

Yuna mengekori Taeri. "Berpamitan? Apa maksudnya, tante?"

"Dia akan keluar dari dorm ini."

"Keluar? Lalu apa yang terjadi dengannya? Apa tante tidak akan memberi pelajaran padanya? Dia telah menggunakkan nama K, apa tante tidak-"

Taeri menghentikan langkahnya. Sontak Yuna menutup mulut.

"Tenanglah, Yuna. Aku akan mengurus semuanya." Taeri menatap Yuna. "In Yeop, kau bersiaplah, sore ini kau akan ke Amerika untuk menjemput K. Eomma akan mencari dimana keberadaannya," sambung Taeri.

"Tidak."

"Apa?!" Mata Taeri membulat setelah mendengar jawaban anak sulungnya itu.

"Apa eomma akan kembali memaksakan K untuk berakting? Apa eomma tidak penasaran kenapa K berani mengambil risiko untuk pergi ke negara lain tanpa sepengetahuan eomma?" In Yeop mendekati posisi Taeri, Ibunya.

"Kenapa eomma harus tahu?"

"Apa?" Mulut In Yeop menganga tak percaya.

"K tidak akan bisa hidup tanpa eomma. Sejak dia lahir eomma sudah menentukan apa-apa saja yang perlu dia lakukan," jawab Taeri dengan wajah datarnya.

In Yeop tertawa pahit. "Apa maksud eomma? K sedang berusaha meraih mimpinya. Dia pasti bisa mewujudkannya jika eomma tidak-"

"Apa eomma menjadi penghalang disini? Bukankah sudah seharusnya dia mengikuti apa kata eomma? Mimpinya adalah menjadi kebanggaan eomma dan eomma hanya mengakui prestasi dalam dunia akting, kau tahu itu, kan?"

In Yeop membisu.

Taeri menatap anak sulungnya itu. Tangannya mengusap pipi In Yeop. "Kau tidak pernah memperhatikan adikmu, jadi tidak perlu berlagak seperti seorang kakak," bisik Taeri.

Spontan rahang In Yeop mengeras. Tangan kanannya mulai mengepal.

"Kalian adalah putra eomma. Putra seorang superstar, bukankah beban itu sudah seharusnya kalian tanggung?" Taeri membentuk sebuah senyuman. "Ah, Yuna!" wanita itu menoleh pada Yuna yang masih mematung di belakang In Yeop.

"I-iya, tante?"

"Setelah ini tolong kau datangi Kim Hera, ya! Sepertinya waktu untuk berpamitan sudah cukup." Taeri kembali tersenyum.

Yuna pun mengangguk paham. Segera wanita itu pergi menuju dorm.

"Apa yang akan eomma lakukan?" Tanya In Yeop. Lelaki itu seolah sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan Ibunya.

"Tenang saja, aku tidak akan begitu keras padanya, toh dia sudah menjaga nama baik K dengan kemampuan aktingnya. Kalau begitu eomma pergi," ujar Taeri.

"Jangan apa-apa kan dia. Berakting adalah mimpinya." In Yeop kembali bersuara.

Taeri menghentikan langkahnya dan kembali menoleh. "Mengapa hari ini kau banyak bicara, Hwang In Yeop? Hal yang perlu kau lakukan hanyalah membawa K pulang. Lebih cepat K pulang maka masalahnya akan semakin cepat terselesaikan."

Setelah itu Taeri pun pergi meninggalkan In Yeop. Dari kejauhan In Yeop melihat bahwa Ibunya melakukan panggilan dengan seseorang. Aura mengerikan kembali muncul pada diri Kim Taeri. Terakhir kali In Yeop melihatnya adalah ketika kasus Sunghee, adik Sunghoon. Namun, kali ini lebih mengerikan tiga kali lipat dari waktu itu.

"Aku harus segera membawa K pulang." In Yeop kembali membuka layar handphonenya.

.
.
.

Bagaimana bab kali ini? Kim Taeri lebih menyeramkan dari Yuna, bukan? Mana dia punya kekuasaan lagi, jadi kira-kira apa yang bakal dilakuin Taeri? Bagaimana nasib Hera nanti?😭 Buat yang penasaran tunggu updatean selanjutnya, ya! Babayy

Season 1 Who Are You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang