Chapter 3

237 223 631
                                        

Haloo! Ketemu lagi nih. Bosen nggak, satu hari ketemu dua kali?

Kalian benar-benar hebat 😬. Nggak nyangka bisa 200 komen lebih dalam waktu beberapa jam. 🤩

Jangan lupa ditekan bintangnya ya 🥰

☆☆☆☆☆
Heran. Terkadang hati nggak bisa diajak kerja sama waktu liat orang ganteng.

~Salvatrice Venette~
☆☆☆☆☆

Salva mengetuk-ngetukkan tangannya di atas meja. Ia menatap sendu kertas usang yang ada di hadapannya sambil menghela napas. Tugas kuliah yang menumpuk membuat otaknya tidak bisa memikirkan ide untuk novel miliknya.

Perempuan itu kini membaca satu per satu tulisan yang sebelumnya ia tulis. Terlihat jelas bahwa perempuan itu sedang mengerutkan dahinya.

Jalan cerita macam apa ini, batinnya sambil meringis kemudian meremuknya hingga bulat.

Salva meregangkan tangan dan kepalanya kemudian berdiri. Sedetik kemudian, perempuan ini membelalakkan matanya saat melihat sampah-sampah kertas berjatuhan di lantai kamarnya.

Gadis cantik itu terlihat menggerutu kemudian dengan kesal ia berjalan mengambil sapu dan mulai membersihkannya.

Setelah itu, Salva mulai merebahkan dirinya di kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk meraba kasurnya mencari keberadaan ponsel yang terus berbunyi sedari tadi.

“Siapa sih?” gerutunya.

Salva membuka salah satu aplikasi chat yang ia gunakan sejak beberapa tahun belakangan ini. Ia menggelengkan kepalanya kecil ketika membaca notifikasi 999+ di salah satu grup.

Jiwa penasaran perempuan ini semakin tinggi saat salah satu temannya mengirimkan foto sebuah laki-laki dengan wajah yang tampan.

“Buset. Kulitnya mulus banget,” gumam Salva.

“Itu robot yang gue bilang kemarin.”

“Hah, itu robot?”

Salva membaca satu persatu komentar yang dituliskan oleh teman-temannya. Salva berdecak kagum melihat teknologi yang semakin berkembang dari hari ke hari.

Bahkan saat ini dunia tempat tinggalnya berhasil meluncurkan sebuah robot berbentuk manusia. Lebih parahnya lagi, robot itu terlihat tidak seperti mesin yang bergerak. Benda itu benar-benar menyerupai manusia.

“Jaman sekarang mah manusia jadiannya sama robot.”

“Iya dong. Robot ganteng siapa yang nggak mau.”

Salva kembali membaca komentar yang ada di grup tersebut sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Beberapa detik kemudian, ia bergidik ngeri ketika membayangkan manusia menjalin hubungan dengan sebuah robot.

“Err ….”

Salva memilih untuk menutup ponselnya kemudian mengambil salah satu skin care miliknya. Ia mengoleskan krim itu ke bagian tangannya sambil bersenandung pelan.

Ting!

Perempuan itu kini melirik ponselnya yang menampilkan notifikasi pengingat.

“GALA PREMIERE”

Dengan cepat, Salva mengambil ponselnya kemudian membuka aplikasi kalender. Matanya membelalak saat mengetahui 2 hari lagi gala premiere film miliknya akan diadakan.

“Yang bener aja 2 hari lagi,” ucapnya tidak percaya.

Tok-Tok-Tok!

Ceklek!

AUCTOR [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang