Sebuah kisah yang terbentuk dari rasa iri yang akhirnya membuat manusia menghalalkan segala cara untuk mencapai kunci kesuksesan mereka.
Berawal dari Salva, seorang penulis yatim piatu yang hidup berdampingan dengan mesin akibat tragedi kecelakaan y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆☆☆☆☆ Selalu heran. Kenapa kita dipertemukan jika akhirnya akan dipisahkan?
~AUCTOR~ ☆☆☆☆☆
Salva menutup mulut dengan sebelah tangannya untuk menghalangi asap memasuki paru-parunya. Ia masih terjebak di posisinya akibat lukisan besar yang menimpa tubuhnya itu.
Ponselnya masih terus berdering menampilkan nama Zacc di sana. Perasaan lega menghampiri perempuan itu.
Setidaknya aku tau kalau kamu baik-baik saja, Zacc, batin Salva sambil terisak.
Uhuk-Uhuk!
Salva terus berusaha menahan napasnya agar asap tidak masuk ke dalam pernapasannya. Perempuan itu sudah terjebak dalam kebakaran ini selama setengah jam. Napasnya pun sudah sesak saat ini.
Beberapa saat berlalu, Salva tidak lagi mendengar deringan dari ponselnya. Hal ini berarti Zacc, kekasihnya tidak lagi menghubunginya. Namun, Salva sama sekali tidak pernah berpikir bahwa Zacc akan mengalami kecelakaan di sana.
Dalam keadaan setengah sadar, Salva sangat berharap ada seseorang menolongnya, dan kembali mempertemukannya dengan Zacc. Dalam keadaan yang setengah sadar juga, Salva membelalakkan matanya saat melihat sebuah tiang tinggi yang tidak lama lagi akan jatuh menimpa dirinya.
Zacc, apakah kali ini aku akan benar-benar berpisah denganmu? Kenapa Tuhan memilih untuk mempertemukan kita jika akhirnya kita akan berpisah? batin Salva kemudian kehilangan kesadarannya.
☆☆☆☆☆
Terlihat beberapa orang perawat yang sedang mendorong ranjang pasien dengan cepat menuju ruangan operasi.
“Pasien kehilangan banyak darah. Pasien harus segera dioperasi.”
Luca, kakek Zacc menatap kaget pasien yang baru saja dibawa ke rumah sakit mereka. Dengan seluruh tenaga, Luca membantu para perawat mendorong ranjang pasien menuju ruang operasi.
Perasaan cemas terus menjalar dalam tubuh Luca saat menatap cucunya terbaring berlinang darah di atas ranjang operasi.
Selama ia menjabat sebagai dokter di rumah sakit. Ia sama sekali tidak pernah berpikir bahwa akan ada hari di mana ia mengoperasi cucunya sendiri.
Dari sekian banyak pasien yang ia temui, tidak jarang ia menemukan kematian di atas meja operasi. Saat itu, ia selalu menganggap itu adalah takdir Tuhan yang tidak bisa diubah oleh dokter.
Namun, pada hari ini, ia tidaklah bisa menganggap kematian adalah takdir yang tidak dapat diubah. Ia harus dapat mengubah takdir cucunya itu hari ini. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan Zacc.
☆☆☆☆☆
“Siapa dia?” ujar seseorang dari balik monitor CCTV. Ia menatap bingung seseorang yang datang mengunjungi Gallery miliknya. Pasalnya, gallerynya itu sedang dalam masa renovasi bagian belakang.
Beberapa saat kemudian, lampu pada gallery miliknya padam serta alarm kebakaran mulai terdengar membuat laki-laki ini langsung dengan cepat menghubungi pemadam kebakaran.
“Tuan Zacc? Gallery Anda kebakaran,” ujar seseorang dari belakang lelaki ini.
Laki-laki ini mendengus kesal, “Berhenti memanggilku Zacc, itu nama kakakku. Namaku Zaccky.”
“Sangatlah panjang jika ingin mengatakan Zaccky.”
“Masa bodoh. Namaku Zaccky.” Zaccky terlihat fokus menatap monitor CCTV yang terletak di sudut ruangan.
Zaccky Casare Constanzo, seorang laki-laki jenius dalam bidang art ini merupakan adik kandung dari Zaccario Casare Constanzo. Sedari kecil, Zaccky tinggal di Amerika akibat penyakit yang dideritanya membuatnya harus mendapatkan perawatan intensif.
Saat bertumbuh besar, Zaccky perlahan bisa melepaskan diri dari rumah sakit dan bergabung di pelatihan seni. Dirinya berhasil membangun beberapa perusahaan dan gallery dalam bidang seni diusianya yang masih belia.
Beberapa hari ini, Zaccky memang berada di Indonesia untuk mengurus beberapa urusan di perusahaannya sekaligus untuk menemui kakak kandungnya itu.
Zaccky memutar kursinya, “Kenapa beberapa CCTV di sini mati? Apakah ada seseorang yang sengaja mematikannya? Hanya CCTV rahasia ini yang masih hidup.”
Ryan, seseorang yang menjadi tangan kanan Zaccky mengerutkan dahinya, “Benar juga. Sepertinya ada kesalahan di sini. Siapa perempuan itu? Mengapa dia datang ke sana?”
“Apakah dia tidak mengetahui bahwa gallery sedang renovasi saat ini?” sambung Ryan.
Zaccky menggeleng, “Sangat membingungkan. Lampu padam membuat kita sulit melihat wajah perempuan itu.”
Kring-Kring-Kring!
Ryan terlihat menjauh sembari mendekatkan ponselnya ke telinganya. Ekspresinya terlihat sangat terkejut saat ini. Setelah ia memustuskan panggilannya, ia berjalan perlahan menuju kursi tempat Zaccky berada.
“Tuan Zacc masuk rumah sakit.”
Satu kalimat yang mampu membuat Zaccky terdiam hingga beberapa detik. “Ayo ke rumah sakit sekarang.”
Zaccky berjalan pelan sambil mengerutkan dahinya kecil. Pasti ada yang tidak beres, pikirnya.
☆☆☆☆☆
To be continue
Zaccky Casare Constanzo
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.