Sebuah kisah yang terbentuk dari rasa iri yang akhirnya membuat manusia menghalalkan segala cara untuk mencapai kunci kesuksesan mereka.
Berawal dari Salva, seorang penulis yatim piatu yang hidup berdampingan dengan mesin akibat tragedi kecelakaan y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆☆☆☆☆ Kita baru aja kenal, tapi, kenapa lo baik banget?
~Salvatrice Venette~ ☆☆☆☆☆
“Ma … Mama …,” lirih Salva pelan. Terlihat jelas perempuan tersebut menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya.
Salva menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri berusaha mengusir mimpi buruk yang hadir hampir di setiap malam miliknya.
Awalnya, Salva tidak pernah bermimpi buruk. Terakhir Salva mengalami mimpi buruk adalah sekitar beberapa tahun yang lalu di mana ia masih duduk di bangku SMP. Namun, di saat ia beranjak dewasa, mimpi tersebut sangat jarang hadir dalam tidurnya.
Entah kenapa, semenjak kecelakaan tragis yang menimpa dirinya satu minggu yang lalu, perempuan itu kembali mendapatkan mimpi buruknya.
Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Salva. Perempuan itu terus memanggil mamanya seakan-akan ia tidak ingin mamanya pergi.
Tok-Tok-Tok!
“Va?” panggil seseorang dari luar kamar.
Tok-Tok-Tok!
“Va! Salva?”
Melihat panggilannya tidak dijawab, Zacc memilih untuk masuk ke dalam kamar milik Salva. Laki-laki itu segera berjalan cepat menghampiri Salva yang tengah mengigau memanggil mamanya.
Zacc meraih sebelah tangan Salva kemudian mengelusnya perlahan berharap perempuan itu dapat tenang kembali. Namun, bukannya tenang, Salva malah semakin mengeratkan genggaman tangan mereka.
“Va …,” panggil Zacc lagi.
Laki-laki itu kini menggerakkan tangannya untuk mengusap kening Salva dengan lembut. Perlahan, suara rintihan sudah tidak terdengar lagi.
Melihat itu, Zacc melepaskan genggaman tangannya kemudian berjalan keluar dari kamar Salva membiarkan sang pemilik kamar tidur dengan tenang.
☆☆☆☆☆
“Lo nggak ke kampus?” tanya Salva pelan.
Zacc menoleh mendapati Salva yang berjalan ke arahnya, “Ini hari minggu.”
Salva menunduk malu. Ia masih mengingat kejadian malam tadi. Sewaktu Salva bangun tidur, pikirannya langsung mengingat sesosok lelaki yang masuk ke mimpi Salva. Lelaki itu menggenggam tangannya kemudian berusaha menenangkannya.
Namun, Salva juga menyadari sesuatu, sesosok manusia itu terasa sangat nyata baginya. Terlebih lagi saat di meja makan tadi pagi, Salva mendengar kakek Zacc mengatakan bahwa cucunya itu meninggalkan kamarnya semalam.