HAII.. PA KABAR?
Bintangnya yuk jangan lupa 🤭
☆☆☆☆☆
Jika ini memang waktu terakhirku bersamamu, aku tetap ingin memelukmu hingga lupa arti sendirian.~AUCTOR~
☆☆☆☆☆Va, gue mau minta maaf atas semua perbuatan gue dari kemarin. Gue sakit keras, Va.
Salva membaca pesan yang dikirim oleh Dora untuknya dengan seksama. Bagaimana mungkin saudaranya itu tiba-tiba meminta maaf dengannya.
“Dora? Sakit?” ucapnya bingung.
Ia memilih untuk menghubungi langsung saudaranya itu. Walau bagaimana pun juga, Dora tetaplah saudara kandungnya. Ia tidak mungkin membenci saudaranya sendiri.
“Halo,” ucap Salva.
“Uhuk … gue … gue sakit, Va. Umur gue nggak lama lagi, uhuk.”
Terlihat jelas bahwa Salva sangat cemas saat ini.
“Lo sekarang di mana? Lo sakit apa?”
“Gue di rumah, Va. Gue sakit kanker paru-paru, Va. Kalau boleh … uhuk. Gue mau minta maaf secara langsung sama lo. Gue bener-bener nyesel … udah celakain lo, Va.”
Terdengar nada cemas dari suara Dora membuat Salva semakin cemas akan keadaan saudaranya itu.
“Gue ke rumah lo sekarang ya?”
“Jangan … kita ketemuan di gallery Z&Z aja. Dulu, gue pernah nyuruh orang lukis wajah kita, dan sekarang dipajang di sana.”
Salva mengangguk, “Oke, gue ke sana sekarang.”
Salva menutup telponnya sepihak. Ia segera bersiap-siap untuk pergi ke gallery Z&Z sesuai dengan permintaan Dora.
Sebelum pergi, Salva menghubungi Zacc beberapa kali, namun hanya operator yang menjawab panggilannya. Di satu sisi, ia sangat cemas kekasihnya itu kenapa-napa. Namun, ia juga sangat ingin menemui Dora, saudaranya.
Akhirnya, Salva memilih untuk meninggalkan pesan mengatakan bahwa ia mempunyai urusan yang tidak bisa ditunda.
Setelah itu, Salva membawa mobil menuju lokasi yang diminta Dora. Di tengah perjalanan, Salva menatap cemas ponselnya menunggu pesan atau panggilan dari Zacc. Namun, setibanya di Gallery Z&Z, perempuan itu masih belum mendapatkan panggilan dari kekasihnya.
Salva berjalan cepat memasuki gallery tersebut. Sesampainya di dalam, ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Dora. Perasaan cemas kembali menghampirinya saat saudaranya itu tak kunjung mengangkat panggilannya.
“Lo ke mana sih, Ra. Gue takut lo kenapa-napa.”
“Kamu juga ke mana sih, Zacc. Kenapa di saat-saat seperti ini kalian pada susah dihubungi sih?”
Beberapa detik kemudian, lampu di gallery tersebut padam semuanya. Melihat itu, Salva dengan panik mencari pintu keluar. Ia sangat menyesal tidak mengingat baik-baik caranya masuk ke dalam gallery tersebut.
Tidak lama kemudian, alarm kebakaran mulai terdengar dalam gallery itu membuat Salva menjerit panik. Perempuan itu terus berlari mencari jalan keluar yang ada. Namun, tidak lama lagi, api mulai menjalar menghanguskan beberapa lukisan di sana.
Dalam situasi seperti ini, Salva tidak dapat berpikir jernih. Ia berlari dengan cepat hingga tidak sengaja menubruk sebuah lemari kaca dan lemari itu pecah seketika membuat pecahan kaca itu jatuh mengenai tubuh Salva.
“Tolong! Tolong!” teriak Salva berharap ada seseorang yang bisa menolongnya.
Salva kembali berdiri kemudian berlari ke sembarangan arah. Ia tidak dapat melihat dengan jelas karena pencahayaannya sangat redup saat ini, ditambah asap yang mengepul membuat penglihatan Salva sedikit terganggu.
Kesialan kembali menimpa Salva. Tanpa sengaja, ia kembali menubruk sebuah lukisan besar hingga lukisan tersebut jatuh menimpa dirinya. Ponsel yang sedari tadi ia genggam ikut jatuh bersama dirinya.
Salva terisak pelan berusaha memindahkan lukisan itu dari atas tubuhnya. Kedua kakinya sangat sakit saat ini akibat tertimpa lukisan besar yang tidak sengaja ia tabrak tadi.
Terdengar suara panggilan masuk membuat Salva berusaha menggapai ponselnya yang berada lumayan jauh darinya. Di satu sisi, ia tidak dapat bergerak akibat luka di kakinya. Di satu sisi lagi, ia sangatlah ingin menggapai ponselnya.
Tuhan, tolongin Salva. Salva masih belum sempat balas kebaikan Zacc dan kakek. Salva belum boleh pergi dari dunia ini, Tuhan, batinnya.
☆☆☆☆☆
Di lain tempat, Zacc sedang memegang ponselnya dengan cemas. Pasalnya, setelah membaca pesan yang ditinggalkan oleh Salva, perasaan Zacc kembali merasa cemas.
Lelaki ini terus berusaha menghubungi kekasihnya. Merasa tidak mendapatkan jawaban, Zacc memilih untuk melacak lokasi keberadaan Salva.
“Gallery Z&Z? Kenapa dia ke sana?” Zacc meraih kunci mobilnya kemudian dengan cepat menuju lokasi di mana Salva berada.
Di tengah perjalanan, Zacc kembali mencoba menghubungi Salva. Namun, lagi-lagi hanya suara operator yang menjawabnya. Mungkin keberuntungan tidak berada di pihak kedua insan tersebut. Mobil yang digunakan Zacc mogok di tengah jalan membuat lelaki ini tidak dapat menuju lokasi Salva.
Zacc meninggalkan mobilnya di pinggir jalan kemudian berlari ke lokasi di mana Salva berada. Laki-laki ini masih berusaha menghubungi Salva berharap bahwa ada jawaban yang ia terima. Namun, terkadang keadaan sering berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan.
Terlalu fokus menunggu jawaban kekasihnya, Zacc tidak sadar bahwa sebuah truk besar melaju kencang dari arah yang berlawanan dengannya.
Bruk!
Tubuh laki-laki itu terpental jauh bersamaan dengan terlemparnya ponsel milik Zacc. Ponsel itu masih menyala menampilkan nama Salva yang masih tak kunjung mengangkat panggilannya.
Zacc masih membuka matanya, merasakan bahwa dunia sekitarnya berputar dengan cepat. Tanpa ia sadari, kepalanya mengeluarkan darah yang banyak membahasi jalan raya yang terlihat sepi saat ini.
Apakah kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama? batin Zacc kemudian menutup matanya dengan perlahan.
☆☆☆☆☆
To be continue
😌😌😌😌😌
Salam manis,
Sweet Chocolate
KAMU SEDANG MEMBACA
AUCTOR [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilSebuah kisah yang terbentuk dari rasa iri yang akhirnya membuat manusia menghalalkan segala cara untuk mencapai kunci kesuksesan mereka. Berawal dari Salva, seorang penulis yatim piatu yang hidup berdampingan dengan mesin akibat tragedi kecelakaan y...