Kalung sang nenek

6 0 0
                                    

Saat tengah memikirkan apakah Akmal akan di beri tau apa gak masalah kemarin, dia akhirnya tersadar saat mendapat tepukan di bahunya, saat melihat ternyata Akmal lah yang menjadi pelakunya,

"Kalau, belum siap cerita gak usah dipaksain." ucap Akmal sambil tersenyum.

Gery yang mendengar itu hanya mengangguk tak lama setelah itu bel masuk berbunyi, akhirnya Gery dan Akmal segera masuk ke kelas untuk melanjutkan pembelajaran oagi hari itu.

Saat jam pulang sekolah, Gery Segera pulang ke rumahnya, lalu setelah itu dia melakukan kegiatan sepulang sekolah seperti biasanya, setelah itu dia memutuskan untuk bersantai di kamarnya, saat tengah bersantai Gery mendapat telepon dari neneknya yang menyuruh dia ke rumah neneknya, dan saat mendengar itu Gery akhirnya memutuskan untuk kerumah neneknya guna menceritakan bertemu neneknya.

Setelah bersiap-siap Gery segera turun lalu izin pergi ke rumah neneknya dan setelah mendapat izin Gery akhirnya menjalankan mobilnya menunu rumah sang nenek.

Saat dalam perjalanan dia tak melupakan kalung yang di berikan oleh neneknya dan dia penasaran tentang kalung itu jadi akhirnya Gery memutuskan akan membawanya ke rumah neneknya dan menanyakan tentang kalung itu pada sang nenek.

Saat waktu menunjukkkan pukul 15.00 wib akhirnya Gery sampai di rumah neneknya lalu setelah itu dia keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah rumah neneknya dan mengetuk pintunya.

"Assalamualaikum, kakek-nenek." ucap Gery sambil mengetuk pintu.

Tak lama setelah itu terdengar balasan dari dalam rumah, "Waalaikum salam, eh Gery kamu sudah datang ayo masuk." jawab neneknya

Keduanya pun masuk ke dalam rumah lalu setelah itu mereka berduan duduk bersama di ruang keluarga,

"Kenapa nenek menyuruh Gery kesini?" tanya Gery.

"Gak papa sih nenek cuma kangen sama cucu nenek ini." jawab neneknya sambil menatap Gery.

Gery yang mendengar itu hanya mengangguk tak lama setelah itu neneknya mengajak Gery untuk menemaninya makan,

"Gery ayok temani nenek makan, nenek belom makan tadi karena nungguin kamu." ucap neneknya sambil berusaha berdiri.

Gery yang melihat neneknya kesusahan berdiri langsung membantunya dan memapahnya ke ruang makan dan di sana sudah tertata berbagai jenis makanan yang amat sangat menggugah selera, lalu keduanya duduk di meja makan dan nenek Gery makan diselingi obrolan ringan.

Setelah makan Gery mengantarkan neneknya ke kamar lalu setelah itu akhirnya Gery memutuskan akan bertanya mengenai masalah kalung pemberian sang nenek.

"Nek, Gery boleh bertanya sama nenek tentang kalung itu gak?" tanya Gery pada neneknya.

"Tanyakan saja,Ger kalau nenek tau pasti nenek jawab kok." jawab neneknya.

"Nek, Gery ingin tanya, apa maksud nenek bahwa kalung ini sudah diwariskan turun-temurun di keluarga kita?" tanya Gery.

"Maksudnya adalah bagwa kalung itu sudah ada sejak leluhur keluarga kita dulu Gery, nenek sendiri tidak tau siapa yang membuat namun itulah yang dikatakan kakek buyutmu pada nenek." jelas neneknya sambil Menatap Gery.
"Terus maksud nenek bahwa kalung itu akan menjauhkan Gery dari mara bahaya itu maksudnya apa nek?"

"Gery Kalung itu bukan kalung sembarangan, yang nenek tau bahwa semua anggota keluarga kita yang memiliki kemampuan seperti kamu dan nenek pasti banyak orang yang ingin menyelakai kita, tapi semua gagal karena kalung ini."

Gery yang mendengar ucapan neneknya hanya terdiam dan saat hendak bertanya ucaoan Gery sudah terlebih dahulu di potong oleh neneknya.

"Ada saatnya kamu akan paham ucapan nenek bukan sekarang."

Setelah kejadiam itu Gery memutuskan pulang ke rumahnya, lalu setelah salat maghrib Gery berpamitan kepada kakek-neneknya.

"Yasudah Gery pamit ya kakek- nenek kalian jaga kesehatan disini jangan sampai kecapekan." setelah mengucapkan itu Gery mengucapkan salam dan segera mengendarai mobilnya meninggalkan pekarangan rumah neneknya.

Saat dalam perjalanan Gery memutuskan untuk berhenti di sebuah Cafe untuk makan malam terlebih dahulu, lalu setelah memarkirkan mobilnya dia segera memesan makanan dan minuman kepada pelayan lalu menikmati makan malamnya.

Setelah makan malam Gery bergegas melanjutkan mobilnya dan setelah itu Gery langsung melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.

Saat sampai di rumahnya jam menunjukkan pukul 22.00 akhirnya dia bergegas mengeluarkan kunci cadangan lalu setelah itu dia membuka pintu dan bergegas tidur karena di rasa badannya sudah sangat letih tak lama setelah itu dia terlelap dalam alam mimpi.

Keesokan paginya

Gery terbangun di saat azan subuh berkumandang lalu setelah salat, dia turun dan melihat mamanya sudah berkutat di dapur guna menyiapkan sarapan Akhirnya Gery memutuskan untuk membantu mamanya, saat sampi di dekat mamanya keduanya masak menu sarapan sambil di selingi obrolan ringan.

"Gimana kemarin keadaan kakek sama nenek?" tanya mamanya di sela kegiatan memasak mereka.

"keadaan kakek sama nenek baik ma, nenek dah sembuh." jawab Gery.

"Alhamdulillah." ujar mamanya.

Lalu mereka memasak dengan ditemani obrolan, saat makanan sudah jadi barulah Gery naik guna mandi terlebuh dahulu sebelum sarapan bersama, saat masuk ke kamar Gery merasa ada yang memperhatikannya namun dia tidak tau lalu dia bergegas mandi, dan setelahnya barulah dia sarapan bersama dengan keluarganya.

Sesudah sarapan barulah Gery berangkat ke sekolah, dan saat sampai dia bertemu Akmal yang juga sedang keluar dari mobilnya lagi-lagi Gery merasa ada yang memerhatikannya namun dia tidak tau dimana orang yang sedang memerhatikannya.

Tak lama kemudian keduanya sampai di kelas lalu setelah itu akhirnya keduanya langsung duduk di bangkunya, saat Akmal melihat ke arah Gery dia terkejut dengan keberadaan sebuah kalung yang ada di leher Gery, dan Gery juga belum menceritakan masalah kalung tersebut kepada Akmal.

"Widih tumben pakai kalung, dapet darimana?" tanya Akmal kepada Gery.

"Dapet dari nenek," ujar Gery

"Tumben nenekmu kasih kalung, ada acara apa?"

"Ya adalah kepo kau."

Akmal yang mendengar jawaban Gery hanya mencebik dan setelah itu barulah bel masuk berbunyi lalu Gery dan Akmal segera fokus karena pembelajaran pagi itu di mulai.

Saat jam istirahat keduanya akan beranjak ke kantin namun Gery kembali merasakan ada yang mengawasinya namun anehnya di tidak merasa terancam sama sekali berbeda dengan Akmal yang justru sudah berkeringat dingin karena merasakan hawa keberadaan sosok asing itu, dan saat di kantin Gery heran saat tidak merasakan sosok itu lagi, akhirnya keduanya memesan makanan dan saat makanan sudah sampai mereka menyantap makanan sambil bercengkrama.

Saat perjalanan pulang Akmal mengajak Gery ke rumahnya untuk main,

"Ger, nanti main yok ke rumahku." ajak Akmal

Gery hanya menganggukkan kepalanya lalu setelah itu mereka masuk ke dalam kelas guna melanjutkan pembelajaran pada siang hari itu.

***

Nah gimana nih ada yang mengawasi Gery pada penasaran gak dia siapa  :)

See you next part ya

Salam
Author 😁😁😁


Dream of precognition Curse AbilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang