Encounter In Accident [END]

01. Airport with him.

Warning, cerita ini terinspirasi dari film Knight and Day, tapi alurnya udah aku bedain.

***

𝐓𝐫𝐚𝐢𝐥𝐞𝐫 𝐄𝐧𝐜𝐨𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐈𝐧 𝐀𝐜𝐜𝐢𝐝𝐞𝐧𝐭

^~^~^

Lalisa itu sangat menyukai hampir semua hal yang berbau Korea Selatan. Mencintai drama, musik, hingga budaya yang berada di Negeri ginseng tersebut. Ya ... Bisa dibilang bahwa hal yang disukainya itu perlahan menjadi sebuah obsesi yang membawa ke penyesalan terbesar dalam hidupnya.

Uang yang ia tabung selama ini akhirnya dipergunakan untuk menghabiskan waktu cuti kerja ke Korea, demi memenuhi impiannya ke Korea, ia bahkan rela menambah cuti meski harus kena omel oleh atasannya dahulu.

Gadis dengan kaki jenjang, tubuh ramping, rambut panjang serta berwarna pirang itu, pasti akan membuat siapapun yang melihat akan mengira bahwa ia adalah salah satu turis dari Eropa. Nyatanya, ia hanyalah seonggok daging dari negera Thailand.

Masih dengan seragam khas pegawai Bank, ia berjalan ditengah keramaian bandara sembari menyeret koper besar berwarna biru tua miliknya dengan semangat. Pandangannya menelisik mencari sosok yang bisa ia mintai bantuan di negeri ini.

Dan ya, wanita itu melambaikan tangan ke arah Lisa. Lisa melebarkan senyum meski terpaksa, jika saja wanita itu bukanlah satu-satunya orang yang bisa Lisa mintai bantuan, Lisa pasti akan sangat enggan jika harus kembali bertemu dengan sosok wanita angkuh itu, sepupunya—Jennie Kim.

“Welcome to Korea ...!” sambut Jennie antusias, memberi pelukan hangat bersama Lisa yang segera ia akhiri. “Bagaimana perjalananmu?”

“Ya, seperti yang kau lihat, semuanya baik,” jawab Lisa sekenanya, lanjut berjalan disisi Jennie. “Kau tahu, ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kaki disini, jadi aku sud—”

“Ya aku tahu itu, kau tak mungkin bisa datang kesini jika bukan karena bantuanku, sebulan yang lalu kau juga ingin datang kesini ‘kan? Ah, tapi sayang sekali, waktu itu kau belum menerima gaji.” Jennie terkekeh, memperbaiki kacamata hitam yang sedari tadi bertengger dihidung mungilnya. “Oh astaga, maksudku ... a-aku tidak bermaksud seperti itu ....”

“Tak apa-apa, aku tahu kau tidak terbiasa harus bekerja dahulu jika menginginkan sesuatu,” Lisa balas menyindir, ia tak terima.

Lisa memutar bola matanya malas, ia tahu, Jennie tengah meledeknya, hanya karena wanita itu beruntung terlahir dari keluarga kaya, memiliki darah campuran Thailand—Korea, bukan berarti ia bisa meledek Lisa dengan cara verbal seperti ini bukan?

Ibunya dan Ibu Jennie adalah saudara kandung yang terpaut usia dua tahun, Ibu Lisa yang terlahir sebagai anak sulung, dan Ibu Jennie sebagai anak bungsu kesayangan kakek neneknya. Dan beruntungnya lagi, Jennifer yakni bibinya itu mendapat suami asal Korea.

Jangan tanya mengapa Lisa bisa fasih berbahasa Korea, jawabannya adalah sepupunya sendiri. ya, meski Jennie itu sosok yang menyebalkan dengan sisi keangkuhannya yang tinggi, tapi Lisa beruntung dapat diajari berbahasa Korea oleh wanita bermata sipit itu.

“Lisa ... apa kau sudah memiliki kekasih?”

Lisa terdiam sejenak, ia mengigit pipi dalamnya, bingung harus memberi jawaban apa.