20. Marriage Day.

4.7K 704 105
                                    

Part ini bantat gila, ampe 3000 work. Jadi bacanya pelan-pelan aja.

Kalo ada Typo, silahkan komen buat ngingetin Zi.

And, dilarang komen next, fighting, semangat. apapun itu yang berbau gak berguna, PAHAM?!

 apapun itu yang berbau gak berguna, PAHAM?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^'^'^


21.45 WKS.

Marcella menyisir rambutnya kasar. Sudah satu jam ia lalui dengan duduk sendirian didalam kamar yang hanya diterangi oleh lilin beraroma Calalily. Rasanya membosankan ketika ia harus dibuat menunggu seperti ini oleh Jungkook.

Wanita dengan gaun merah menjuntai ke lantai itu melirik sekilas ke arah cermin besar, yang tak jauh dari tempatnya duduk, riasan dan penampilannya saat ini benar-benar sempurna, ia juga sudah mempersiapkan semua ini dengan sangat telaten, membuat suasana kamar benar-benar terasa romantis.

Namun sepertinya usahanya itu tetap akan berakhir sia-sia, pria yang ia tunggui didalam kamar ini pun sama sekali tak menampakan batang hidungnya.

Marcella berdecak, sembari menggapai gawai yang sedari tadi berada digenggamannya, membuka roomchat hanya untuk melihat apa kah Jungkook sudah membalas pesannya atau belum. Namun yang terjadi benar-benar diluar dugaan, pria itu hanya membaca pesannya dan offline tanpa niat untuk membalas pesannya.

“Setidaknya balas menggunakan satu huruf saja, apa susahnya sih?!” teriak Marcella sembari membuang ponselnya asal—lebih tepatnya membuang ponsel miliknya ke arah pintu kamar. “Kau akan membayar semuanya setelah pernikahan kita berlangsung ...,” gumamnya menahan amarah.

Tap ... Tap ... Tap ....

Marcella mendongak sesaat setelah ia melihat sepasang sepatu berhenti tepat didekat ponselnya, tatapannya bertemu dengan seseorang bermasker dan topi hitam yang hampir menutupi seluruh wajahnya. Hanya mata bulat itu yang terlihat.

“Apa kau adalah orang suruhan Rian?” tanya Marcella yang masih sibuk mengatur amarahnya. Melihat adanya anggukan kecil dari orang itu, Marcella kembali mengimbuhkan, “baguslah, kalau begitu kemari, aku akan menjelaskan tugasmu besok.”

Namun tiap langkahnya untuk mendekati Marcella terkesan mencurigakan, hingga akhirnya Marcella memilih untuk berdiri, sosok itu dengan cekatan mendorong tubuh Marcella hingga keduanya tersungkur diatas lantai.

“Apa yang kau lakukan?!” Marcella mendadak panik, ketika melihat adanya ancang-ancang dari sang lawan untuk memberinya satu tinjuan mentah.

Bugh!

Beruntung ia segera menggeser kepala, hingga kepalan tangan itu hanya mampu menghantam kerasnya lantai.

“Aah ... sialan!” sosok itu mengangkat tangannya kembali dan mengusapnya agar rasa sakit yang ia rasakan sedikit berkurang.

Encounter In Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang