09. Goes To America.

3.5K 636 47
                                    


Insomnia.

Lisa selalu terserang insomnia disaat yang tidak tepat, disaat jarum jam menunjukan pukul sebelas malam, ia sudah mengantuk berat, namun belum juga memasuki alam mimpinya.

Ia mendengus pelan, jika tidak segera tidur, maka bisa dipastikan, lingkaran hitam akan tercetak jelas dibawah matanya, dan itu akan merusak penampilan Lisa.

Suasana pesawat begitu tenang, hanya ada beberapa penumpang saja disana, ia melirik Jungkook yang tengah memejamkan mata disampingnya, begitu nyenyak ketika pria itu sedang tertidur.

Wanita itu memilih ke toilet, mencari cara agar bisa membuatnya tertidur.

Ia memandangi sebuah botol kemasan sabun pencuci muka berwarna hitam digenggamannya, sabun yang dibelikan Jungkook sebelum datang ke bandara, Lisa tersenyum, menghirup aroma sabun itu sembari memejamkan mata. “Wangi sekali ....”

“Astaga ... sabun pencuci muka ini bahkan lebih mahal dari tas-tas milik Jennie,” ujar Lisa dengan mata berbinar kagum, melihat harga yang tertera dari balik sabun itu. “Bagaimana Jungkook bisa tahu, apa yang ku butuhkan?” gumamnya menahan senyum.

Mungkin orang lain akan semakin sulit untuk tidur dalam keadaan wajah basah dan segar, tapi bagi Lisa, hal itu akan membuatnya bisa tertidur lebih cepat, sebab kulit wajahnya terasa begitu sejuk maka akan mudah membuatnya mengarungi alam mimpi.

Ia keluar dari toilet pesawat, berjalan menghampiri sosok pria yang tengah duduk santai didekat jendela dengan mata terpejam, sepertinya Jungkook memang sangat lelah, ia tertidur begitu lelap saat ini.

Bagaimana bisa pria menyebalkan itu tidur nyenyak sedangkan ia sendiri tengah susah untuk tidur saat ini?

Lisa mendengus sekali lagi. Duduk disamping Jungkook, kemudian menguraikan rambutnya sebelum ikut memejamkan mata, berniat untuk tidur.

“Lain kali kau harus membelikanku pil tidur juga,” gumam Lisa seakan Jungkook sedang mendengarnya saat ini. “Kau tidak tahu, aku sering kesulitan tidur, sedangkan kau malah enak-enakan dengan mimpimu.”

“Tidak perlu tidur sekalian.”

Lisa kembali membuka mata saat mendengar Jungkook yang tiba-tiba menjawab ucapannya. “Kau belum tidur?”

“Terkadang aku diserang insomnia.”

“Oh ya?” senyum dibibir plum Lisa merekah sempurna, menatap Jungkook dengan tatapan senang. “Buka matamu sekarang.”

Kedua kelopak mata Jungkook akhirnya terbuka, melirik Lisa melalui ekor matanya dengan sayu. “Kenapa?”

“Sepertinya malam ini kita berdua senasib, Jung,” ujar Lisa begitu senang seraya menegakan punggung. “Sekalian kita tak perlu tidur, bagaimana?”

Jungkook ikut menegakan punggungnya. “Lalu apa yang akan kita lakukan sepanjang malam ini? Ini di pesawat Lice ... jangan memintaku melakukan hal-hal aneh.”

“Pikiranmu itu isinya hanya selangkangan saja ya!” bentak Lisa begitu kesal, membuat Jungkook terkekeh pelan kala Lisa mulai mengerucutkan bibirnya ke depan.

“Lalu apa yang ingin kau lakukan? Tidak mungkin kita akan terus berdiam diri sepanjang malam, ‘kan?”

Kembali mengembangkan senyum, Lisa kembali berucap. “Bagaimana jika kau menceritakan sesuatu padaku?”

“Aku bukan pendongeng.” Jungkook kembali menyandarkan punggungnya ke kursi, sembari bersidekap dada dengan mata terpejam.

Lisa berdecak pelan, mendekat ke arah Jungkook, dan menaruh kepalanya tepat pada bahu lebar pria itu. “Ceritakan sesuatu padaku, bagaimana kau bisa dijebak oleh salah satu rekan kerjamu, hingga kau menjadi incaran agensimu sendiri karena dituduh pengkhianat?”

Encounter In Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang